epilog

805 54 12
                                    

8 tahun berlalu

Aisy begitu terkejut dengan kehadiran seorang gadis remaja ketika membuka pintu rumahnya.

"Assalamualaikum... Bunda" ucap gadis remaja bergamis hitam dengan Khimar panjang juga niqob yang membalut tubuhnya begitu cantik.

"Waalaikumussalam warahmatullah... masya allah Aisyah ?" Ucap Aisy antusias, kemudian keduanya berpelukan dengan rona bahagia di wajah masing-masing.

"Bunda... Ai kangen"

Aisy melepaskan pelukannya lalu merangkum wajah putri kecilnya yang sekarang sudah remaja bahkan sudah hampir lulus SMA diumur nya yang baru akan menginjak 13 tahun dua bulan mendatang karena Aisyah terbilang rajin mengikuti kelas akselerasi, Aisyah tumbuh dengan memenuhi doa Arsya di balik namanya, cantik, shalihah dan pintar. Aisy kemudian menciumi seluruh wajah Aisyah dengan ciuman hangat, Aisy jadi teringat saat ia pulang dari luar negeri ia di perlakukan seperti saat ini Aisy memperlakukan Aisyah. Aisy sekarang mengerti bagaimana perasaan rindu kedua orangtuanya kepadanya dulu padahal Aisyah bukan pergi keluar negeri seperti Aisy melainkan Aisyah hanya berjarak berbeda kota dengan Aisy.

Ya, Aisyah sudah tidak tinggal lagi bersama Aisy sejak sekolah dasar. Bukan,jika kalian berfikir bahwa Aisyah tinggal bersama kedua orangtuanya yang kini memutuskan untuk bersama bahkan sudah menikah dan memiliki anak laki-laki melainkan Aisyah tinggal di pesantren yang terletak di Jawa timur.

"Bunda juga kangen kamu sayang" ucap Aisy seraya mengecup kening Aisyah sekali lagi "Ayo masuk ayah dan nenek ada di dalam,pasti ayah juga merasa terkejut"

Aisy membimbing Aisyah memasuki rumahnya setelah menutup pintu.

"Assalamualaikum ayah " ucap Aisyah yang sedang menutup kedua mata ayahnya dengan telapak tangannya.

Arsya yang merasa familiar dengan suara yang ada di belakang nya buru buru melepaskan tangan yang menutupi matanya kemudian berdiri dan berbalik melihat ke arah seorang remaja putri yang cantik dengan mata berbinar.

"Waalaikumussalam warahmatullah... Ya Allah.. Aisyah sayang" tanpa aba-aba Aisyah menerjang memeluk sang ayah dan tertawa begitu bahagia saat Arsya memutar-mutar tubuh mereka yang sedang saling berpelukan.

Aisy hanya bisa tersenyum melihat dua orang yang dicintainya itu.

"Bunda juga ingin ikut di peluk seperti itu" ucap Aisy terdengar merajuk sedangkan kedua orang yang ada di hadapannya sontak kembali tertawa dan menyudahi acara berpelukan nya.

"Wahhh Bunda mau juga ?" Tanya Arsya yang di jawab anggukan oleh Aisy dengan mata berbinar"Bunda, Ayah gak bisa ngangkat tiga orang sekaligus lho" sambung Arsya dengan senyum lembut kemudian mengelus ubun-ubun Aisy.

"sabar ya bunda tunggu si kembar lahir dulu, baru bunda boleh melakukan hal yang seperti kami lakukan tadi" ucap Aisyah kemudian mengusap perut Aisy dan berlutut mendaratkan dua kecupan di perut Aisy yang membuncit.

"Wahhh baby twins gimana kabarnya ? Senang gak ketemu kak Ai ?" Tanya Aisyah pada perut Aisy kemudian merasakan tendangan halus saat meletakan tangannya di perut buncit sang bunda.

Semuanya tertawa bahagia saat Aisyah mengatakan mereka senang bertemu dengannya dan baru saja melakukan tos.

Setelah berbagai macam usaha yang Aisy dan Arsya lakukan akhirnya Aisy di beri kesempatan untuk mengandung dan sebagai hadiah kesabarannya, Aisy langsung mengandung bayi kembar yang sehat dan aktif di dalam perutnya  membawa kebahagiaan bagi kedua keluarga yang tidak sabar menanti kehadiran si kembar di dunia.

"Nenek dimana Bun ?" Tanya Aisyah seraya mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan.

"Nenek disini cucu nakal" ucap Bu Ami dari arah kamar menghampiri Aisyah kemudian menjewer telinga Aisyah pelan "Nenek kira kamu udah lupa nenek dan rumah ini, setiap liburan kalau tidak di paksa pulang pasti gak mau pulang" lanjut ucap Bu Ami.

Aisy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang