Aisy_11

1.3K 90 3
                                    

Semenjak pembicaraan Aisy dengan seseorang tadi, seharian ini Aisy hanya memandang kosong kertas kertas diatas meja kerjanya,bahkan berkas pengeluaran dan pemasukan yang seharusnya ia periksa pun hanya ia biarkan saja.

Drttt drtttt

Aisy mengalihkan Tatapan nya menuju ponsel yang terletak di meja kerjanya, lalu menarik nafasnya sebentar sebelum mengangkat panggilan tersebut seakan ingin mengumpulkan mentalnya sebelum berbicara dengan seseorang disebrang line.

"Hallo Assalamualaikum..."

...

"iya, besok bunda nyusul Aisyah kok"

...

"yaudah huum... Iya, nanti bunda telpon lagi ya.. Ini bunda lagi sibuk"

....

"oke, wa'alaikumussalam..."

Aisy menutup telponnya lalu kembali meletakkan handphone nya di meja kemudian mendongakkan kepalanya keatas menahan air matanya yang dengan lancang keluar begitu saja, padahal Aisy sudah mencoba menahannya nya. Entah lah Aisy merasa begitu sensitif setelah pembicaraan tadi.

Tidak terasa Aisy sudah terlalu lama duduk terpekur di meja kerjanya tanpa melakukan apa-apa, padahal banyak berkas yang harus ia periksa. Dengan setengah hati, Aisy mulai mengambil salah satu dari tumpukan berkas tersebut kemudian mulai memeriksa nya. Berjam-jam Aisy memeriksa berkas berkas tersebut, sampai hanya tersisa beberapa lagi.

Aisy meregangkan badannya yang terasa pegal, tapi tatapan tertuju pada sofa yang berada di hadapan meja kerjanya, disana ada seseorang yang Aisy kenal yang beberapa bulan ini telah menemani hidup Aisy sedang duduk memperhatikan Aisy dengan senyum lebarnya.

"Sayang kenapa kamu ngeliatin aku kaya gitu?" ucap Arsya dengan dahi mengernyit.

"kamu ngapain di sini?" tanya Aisy.

Jujur saja Aisy kaget karena Arsya tiba-tiba ada dihadapannya terlebih lagi ini masih siang dan belum jam pulang kantor tapi Arsya sudah ada di ruangan Aisy bahkan Aisy sendiri tidak tau kapan Arsya masuk ke ruangan nya.

"aku nanya kok malah di jawab sama pertanyaan lagi si sayang?"

"ehhh... itu.... enggg a-aku kaget aja kamu tiba-tiba ada di situ, kamu ngapain disini? "

"ya aku mau pulang bareng kamu lah sayang, tadi aku udah ketuk pintu tapi gak ada yang jawab, aku kira kamu kenapa kenapa sayang yaudah aku masuk aja dan ternyata kamu lagi fokus sama kertas kertas itu, aku kesini ya mau jemput kamu lah" ucap Arsya panjang lebar.

Aisy hanya ber-oh ria kemudian kembali mengalihkan fokusnya pada laporan keuangan yang sedari tadi sedang di periksanya.

Arsya bangkit dari tempat duduknya kemudian menghampiri Aisy yang kembali memfokuskan diri pada berkas berkasnya setelah mendengarkan jawaban Arsya.

"sayang.." ucap Arsya sambil mengelus kepala Aisy yang berbalut hijab instan berwarna dusty pink dengan penuh kasih sayang.

"Hmm..." Aisy hanya bergumam tanpa mengalihkan tatapannya dari kertas kertas yang ada di tangannya.

"kamu kenapa heyyy?"

Jujur saja Arsya merasa bingung karena tidak biasanya Aisy lebih mementingkan pekerjaannya dibandingkan dengan dirinya, tentu saja Arsya merasa heran sekaligus takut. Takut terjadi sesuatu pada Aisy tanpa sepengetahuan Arsya, pasalnya perasaan Arsya tidak tenang sejak berada dikantor. Hal itu pula lah yang menjadi alasan Arsya pulang lebih awal dari biasanya.

"aku gak papa kok mas, yuk kita pulang" ucap Aisy sambil membereskan berkas berkasnya kembali, kemudian memasukkan handphone nya kedalam tas nya sebelum menggandeng tangan Arsya menuju pintu keluar, sebelumnya Aisy memberikan senyum manis nya kepada Arsya seakan ingin menunjukkan bahwa Aisy baik-baik saja.

Arsya hanya mengikuti kemana langkah Aisy membawanya, walaupun didalam kepalanya masih banyak pertanyaan tentang perubahan sikap Aisy kepadanya hari ini.

"De.. Aku pulang ya, jangan tutup malem malem kalo kalian udah capek" ucap Aisy pada Dea yang baru saja keluar dari dapur membawa makanan untuk pelanggan.

Aisy memang tidak terlalu mempermasalahkan jika para pekerja nya ingin menutup kafe lebih awal, karena Aisy tau mereka sudah bekerja dengan giat dan Amanah karena selama Aisy tidak ada pun mereka tetap jujur dengan apapun yang terjadi di kafe.

"siap bu" ucap Dea saat dia berhenti di depan Aisy dan sedikit membungkukan kepalanya ke arah Arsya menunjukkan rasa hormat.

"yasudah saya pulang ya De, bilang sama yang lain makasih udah kerja keras dan maaf saya pulang duluan, Assalamualaikum" ucap Aisy sembari tersenyum.

"Oke bu, wa'alaikumussalam" jawab Dea kemudian ia melanjutkan kembali pekerjaan nya.

Aisy keluar dari kafe dengan masih menggenggam tangan Arsya sampai ke tempat parkir kemudian Arsya membukakan pintu mobil untuk Aisy dan setelahnya perjalanan mereka hanya diisi keheningan lebih tepatnya Aisy sengaja pura pura tidur untuk menghindari percakapan bersama Arsya.

Sesampainya di rumah Aisy bergegas masuk ke dalam kamar tanpa menunggu Arsya yang sedang memarkirkan mobilnya di bagasi, setelah sampai di kamar kemudian Aisy membuka jilbabnya dan bergegas keluar setelah menyimpan barang barang nya di dalam kamar, sengaja Aisy tidak mandi terlebih dahulu karena ia akan memasak 'Toh nanti setelah masak Aisy akan berkeringat kembali, pikirnya.

Aisy menuju dapur dengan tangan yang masih sibuk menggelung rambutnya asal.

Sedangkan di sisi lain, Sedari tadi Arsya hanya memperhatikan Aisy yang terlihat berbeda seharian ini. Entah itu hanya perasaan Arsya atau memang terjadi sesuatu pada Aisy saat di kafe tadi, biasanya Aisy akan bertanya sebelum memasak 'apa yang Arsya ingin makan tapi kali ini jelas berbeda terlebih lagi Aisy terlihat melamun membuat Arsya semakin khawatir.

"sayang..."

Suara Arsya ternyata mengagetkan Aisy membuktikan bahwa Aisy memang sedang melamun, Arsya kemudian membalikan posisi Aisy menghadapnya setelah Arsya mematikan kompor terlebih dahulu karena masakan Aisy sudah matang bahkan bisa dikatakan terlalu matang karena sedari tadi Aisy banyak melamun sampai tidak sadar dengan masakan yang ada di hadapan nya, untung saja tidak terjadi apa apa dengan Aisy karena bisa saja Aisy terluka saat Aisy memotong saat melamun 'batin Arsya.

"katakan, kamu kenapa hari ini hmm? Ada yang mengganggu pikiran kamu?" tanya Arsya sambil mengelus pipi Aisy.

"gak papa mas, aku cuma kangen Aisyah aja" jawab Aisy tanpa menatap wajah Arsya seperti biasa saat mereka berbicara karena Aisy memang tidak pernah bisa berbohong dan hal itu akan terlihat dari mata Aisy jika ia berbohong dan hal itu tidak luput dari pandangan Arsya.

"besok aku mau nyusul Aisyah ya mas" ucap Aisy, kali ini ia menatap Arsya yang sedang menatap nya serius.

"kenapa buru buru? Bukannya acaranya masih dua hari lagi ya?" jawab Arsya dengan dahi mengernyit.

"aku kan udah bilang aku kangen Aisyah, aku mau ketemu dia. Aku bosen di rumah sendiri, tadi Aisyah sempat telpon aku, terus bilang biar aku nyusul dia ke Bandung secepatnya"

"terus kalau kamu pergi, siapa yang ngurusin aku dirumah sayang?" ucap Arsya sambil menarik Aisy kedalaman pelukan nya.

Arsya menatap Aisy sambil merapihkan helaian rambut Aisy yang keluar dari gelungannya dan menyampirkannnya ke belakang telinga. Kemudian Arsya mengecup dahi Aisy agar ia merasa lebih tenang pasalnya Arsya semakin ketakutan saat Aisy mengatakan ingin pergi, padahal Aisy sendiri yang bilang kemarin untuk menemani Arsya dirumah dan memilih pergi ke Bandung berbarengan dengan suaminya itu.

Cukup lama Arsya mendaratkan bibirnya di dahi Aisy dan terlihat Aisy pun sedang menutup matanya dan kemudian cairan bening tiba tiba meluncur dari mata Aisy. Arsya yang melihat hal itu lantas segera menghapus cairan bening tersebut tanpa mengatakan apapun namun pelukan Arsya semakin mengerat dan membiarkan Aisy menangis sampai puas, baru setelahnya Arsya akan menanyakan apa yang terjadi pada istrinya itu.

Untuk saat ini Arsya akan memberikan Aisy kesempatan untuk menenangkan pikiran nya dan hal itu pula akan Arsya manfaatkan untuk mencari titik permasalahan yang membuat Aisy begitu berbeda hari ini.

Cek cek adakah yang masih menatikan aku?

*eh Aisy maksudnya :v

Silahkan vote dan komen ya manteman😚

Aisy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang