Aisy_15

788 63 3
                                    

"Assalamualaikum cantik, selamat pagi"

Cup

Satu kecupan di dahi mengawali hari ku pagi ini, aku mengerjapkan kelopak mataku dan yang pertama kali aku lihat adalah sosok laki laki-laki yang beberapa bulan ini berstatus sebagai suami ku.

Aku hanya mengulas senyum tipis kemudian beranjak dan bersiap sholat subuh sedangkan dia yang saat ini tengah memperhatikan ku sudah lengkap menggunakan pakaian untuk sholat, membuatku sedikit heran bagaimana dia bisa mendapatkan pakaian itu. Tapi aku bisa menanyakan itu nanti karena adzan sudah hampir selesai berkumandang, aku harus bergegas.

Kami melakukan kegiatan pagi kami seakan tidak pernah ada masalah yang sedang kami alami karena menurut ku masalah kami bisa menunggu sedangkan ibadah tidak boleh di tunda karena boleh jadi saat kita menunda nunda ibadah, justru malaikat maut datang terlebih dahulu sebelum kita melaksanakan ibadah kita. Nauzubillahiminzalik.

Andai saja orang orang yang sudah tiada dapat berbicara, andai kita mendengar rintihan mereka maka tidak akan ada kata malas untuk kita beribadah.

"(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan"
(Qs. Al Mu'minuun : 99-100)
Maha suci Allah atas segala firman-Nya.

Seperti yang kita ketahui bahwa penyesalan selalu datang di akhir, jangan sampai apa yang kita lakukan di dunia akan kita sesali di akhirat. Dunia ini Fana, hanya sementara dan keabadian hanya ada di akhirat.

Pernah mendengar kata "kita hidup didunia hanya sekedar mampir minum" seperti halnya minum kita hanya menuntaskan dahaga lalu kembali pergi. Sesingkat itu,lantas masih adakah alasan untuk kita menunda ibadah?

...

Pagi ini selepas sarapan di depan hotel karena selepas sholat subuh tiba-tiba aku ingin memakan bubur ayam dengan taburan bawang goreng yang banyak, disini lah kami berada di balkon kamar hotel karena setelah sarapan tadi kami memutuskan untuk kembali ke hotel.

Mentari masih terasa hangat dengan udara yang masih bersih dan dekapan suami adalah komposisi pagi yang begitu lengkap untuk ku. Walaupun dalam dekapan suami ku, bukan berarti aku sudah melupakan masalah kami karena pagi ini aku hanya ingin berada dalam dekapan nya yang hangat dengan keheningan di antara kami berdua.

Cukup lama kami berada dalam keheningan sampai aku mendengar helaan napas suami ku kemudian bibir nya yang lembut terasa mengecup kepala ku beberapa kali.

"Sayang..."

"Hmm"

"udah mau cerita?"

Hhhh

Aku menghembuskan napasku kasar karena ketenangan ku segera berakhir.

Aku membenarkan posisi duduk ku sehingga saat ini kami duduk berhadapan kemudian disusul dengan genggaman tangan suamiku yang hangat setelah itu aku mencoba membuka memori tentang kejadian yang menjadi akar permasalahan di antara kami berdua.

"kemarin siang tiba-tiba Dea menghampiri ruangan ku dan mengatakan bahwa ada orang yang mencari ku lalu tanpa pikir panjang aku bergegas turun ke bawah dan menemui orang yang Dea maksud karena awalnya aku mengira bahwa orang itu adalah kamu"

Aisy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang