Aisy_14

1K 64 2
                                    

Saat memasuki ruangan, Aisy melihat bayi mungil yang baru beberapa jam lalu di lahirkan itu masih di dalam gendongan Billal

"jadi siapa namanya bang?" tanya Aisy dengan jari jahilnya yang sedang Asik menoel noel pipi tembam bayi mungil yang ada dalam gendongan Billal.

"Binar Hannah Kirania" ucap Billal dengan senyum mengembang dan mendaratkan satu kecukan di kening putri cantiknya.

" Cahaya kebahagiaan yang cantik"Arsya yang baru memasuki ruangan tiba-tiba membuat semua orang di dalam ruangan itu menoleh ke arah nya saat ia mengatakan arti dari nama keponakan nya yang baru lahir itu.

"woaaa mas kok tau artinya si" ucap Aisy.

Mulut Aisy sampai ternganga saat mengetahui arti dari nama tersebut terlebih lagi suaminya bisa tahu arti nama itu dalam satu kali mendengar.

"Kata katanya mudah kok sayang, sederhana aja si artinya kayak Binar itu  menurut KBBI berarti bersinar atau bercahaya lalu Hana sendiri menurut bahasa Arab memiliki makna istimewa, paling disukai, atau sumber kebahagiaan dan Kirania juga bisa menjadi alternatif dari nama Kirana yang berasal dari bahasa Sansekerta dan berarti bersinar, elok, dan cantik. Nah tinggal gabungin aja deh artinya, simple kan" jelas Asya panjang lebar untuk menjawab rasa penasaran Aisy.

"wahhh mas sampe hafal, jangan jangan otak mas dalemnya Google" ucap Aisy dengan wajah berbinar dan tampang polosnya.

Sontak semua orang yang ada di ruangan itu terkekeh karena perkataan Aisy.

"Hus dek kamu itu ada ada aja si" ucap Dizah kepada anak perempuan nya tanpa menghilangkan kekehan di bibir nya.

"hehe" Aisy hanya menunjukkan deretan gigi nya sambil menggaruk pipinya yang tidak gatal.

Salah satu hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tuanya adalah mendapatkan nama yang baik. Abul Hasan meriwayatkan bahwa suatu hari seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW:

Ya Rasulullah, apakah hak anakku terhadapku?”. Nabi menjawab: “Engkau baguskan nama dan pendidikannya, kemudian engkau tempatkan ia di tempat yang baik”.

Baguskan namamu, karena dengan nama itu kamu akan dipanggil pada hari kiamat nanti,” kata Rasulullah. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Hiban)

Syekh Abdullah Nashih Ulwan dalam bukunya Tarbiyatul Aulad fil Islam, mengemukakan beberapa acuan dalam menamai anak.

Pertama, nama-nama yang khusus untuk Allah SWT karena sifatnya yang mutlak, seperti Ar-Rahiim, Al-Khaliq dan sebagainya. Tidak diperkenankan bagi orang tua untuk menamai anak-anaknya dengan nama-nama khusus untuk Allah, kecuali dengan menunjukkan secara jelas kedudukannya sebagai hamba Allah. Jika nama-nama khusus untuk Allah tidak diperbolehkan, nama yang menunjukkan kedudukan sebagai hamba justru disukai. Misalnya Abdullah atau Abdurrahman.

“Sesungguhnya nama-nama kalian yang paling disukai oleh Allah Yang Maha perkasa Lagi Maha agung adalah Abdullah dan Abdurrahman”. (HR. Muslim)

Kedua, tidak boleh menggunakan nama yang menunjukkan ketundukan kepada selain Allah, seperti misalnya Abdul Uzza, Abdun Nabi dan sebagainya.

Ketiga, menjauhi nama-nama yang maknanya terlalu optimistik. Termasuk nama yang optimistik adalah Najieh, Nafi, maupun Aflah.

Janganlah kamu memberi nama kepada anak laki-lakimu dengan nama Yassar, Rabaah, Najaah, dan juga Aflah….. (HR. Muslim)

Keempat, jangan pernah memberi nama dengan nama yang mempunyai makna mudah lekang, lekas sirna, serta nama-nama yang dapat melemahkan jiwa anak. Hal ini dimaksudkan agar umat islam memiliki kepribadian yang khas yang kuat, berbeda dengan umat yang lain.

Aisy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang