Aisy_16

880 55 5
                                    

Hahaha

Setelah mendengar penjelasan Aisy sontak Arsya tetawa begitu keras sambil memegangi perutnya sampai terlihat setitik air mata di sudut matanya.

Arsya masih belum meredakan tawanya membuat Aisy heran, padahal Aisy menceritakan hal itu dengan berlinang air mata. Aisy bertanya tanya dalam hati mengapa Arsya bisa tertawa begitu lepas, apa karna cerita Aisy atau karena melihat Aisy menangis?

"Mas ihh kok malah ketawa"

Aisy memukul bahu Arsya pelan dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanan nya sibuk mengelap jejak jejak air mata di pipinya.

"haduhhh hah hah... Aku gak nyangka cerita kamu bakalan selucu ini" ucap Arsya dengan masih memegangi perutnya yang terasa sakit akibat tertawa begitu keras.

"maksud kamu apa si mas? Ini aku cerita sampai nangis nangis gini, eh malah kamu ketawain"

Aisy merajuk dengan mengerucutkan bibirnya ke arah Arsya, sedangkan Arsya malah merasa gemas kemudian meraup bibir mungil istrinya dengan jari tangan nya.

Tentu saja Aisy semakin merajuk dan terlihat mata nya sudah berkaca kaca.

Arsya lupa jika akhir akhir ini Aisy begitu sensitif dan juga perasa.

Jika kalian merasa heran kenapa ada pertengkaran seperti ini, maka jawaban nya hanyalah cinta mereka terlalu besar melebihi rasa marah mereka itu sendiri, toh permasalahan jika hanya di selesaikan dengan amarah maka bukan permasalahan yang terselesaikan tapi malah menambah masalah yang sudah ada.

"huluhhh sayang... Jangan nangis, sini mas peluk"

Arsya membawa tubuh Aisy kedalaman pelukan nya, namun tangan Aisy justru memukul mukul dada Arsya bertubi tubi yang dihadiahi kekehan oleh Arsya.

Arsya begitu gemas dengan sifat kekasih halalnya saat ini dan ia sangat menikmati nya, walau bagaimanapun rajukan Aisy adalah hal yang langka, Arsya menyukai nya juga senang melihat sisi lain dari istri nya ini.

"mas udahan dong ketawain akunya" ucap Aisy dengan wajah yang masih Asik bersandar di dada suaminya.

"mas gak ketawain kamu sayang, mas cuma merasa lucu aja sama cerita kamu. Dan mas gak nyangka kalau Bella pengarang yang baik, memang gak sia sia sih dia kuliah jurusan sastra. Buktinya cerpen karangan dia memang bagus"

Aisy mengerutkan alis karena tidak dapat memahami kata kata suaminya barusan, sontak Aisy melepaskan pelukan hangat suaminya dan menatap lekat mata suaminya menuntut kejelasan.

Arsya yang paham dengan tatapan Aisy  lantas membelai kepala Aisy setelah membuka kerudung yang Aisy kenakan karena terlihat basah oleh air mata dan juga keringat, walaupun mereka berada di balkon tapi balkon hotel ini cukup tertutup jadi Arsya berani membuka penutup kepala Aisy.

Arsya masih setia membelay kepala Aisy tanpa mengalihkan tatapan mata Aisy sedetik pun, menikmati pacaran mata jernih milik kekasih halalnya ini.

"andai mas waktu itu datang ke kafe lebih awal, mungkin kesalahan pahaman ini gak akan pernah terjadi dan kamu gak akan membuang buang air mata kamu yang begitu berharga. Tapi percuma saja mas berandai andai karena walau bagaimanapun mas masih bersalah karena menyembunyikan fakta ini dari kamu, mas cuma merasa belum siap menceritakan semua kebenarannya terlebih mas takut kamu kecewa kepada mas"

Ucap Arsya panjang lebar kemudian mengecup dahi istrinya dengan lembut beberapa kali kemudian Arsya menyandarkan dagunya di atas kepala Aisy dengan tangan yang sudah kembali melingkar di pinggang Aisy seakan ia membutuhkan kekuatan untuk menceritakan masa lalu nya.

Aisy membiarkan Arsya menikmati pelukan nya dengan sesekali mengecup ubun ubun Aisy.

"jika mas bilang Bella hanya mengarang cerita berarti Bella bohongin aku dong?"

Aisy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang