Lanjutan empat belas

1.3K 80 4
                                    





Zahra grisham

Zahra mempersiapkan diri untuk pergi kerumah Audy. Ia memakai sweater karena udara sangat dingin. Lalu ia melirik ponselnya yang terus menerus berbunyi nada masuknya line.

*Malik: ra?

*Malik: apa ada masalah?

Zahra menghela nafasnya perlahan dan terus berfikir untuk sesuatu. Sebelum berangkat,ia terbiasa membuat kamarnya rapih. Ia meletakkan semua barang yang harus diletakkan ditempat itu. Lalu memasukkan ponselnya ke saku belakang celananya.

.....tuuuuuttt.....

Malik calling...


"Kenapa?"

"Jelas,lo yang kenapa?"

Zahra terdiam.

"Lagi ngapain ra?"

"Gue mau ke tempat nya Audy" Jawab Zahra pelan,

"Mau gue anter?"

"Gak perlu,lik"

"Kalo udah sampe telpon gue ya?"

"Pastiiii!" Jawab Zahra riang,

"Kalo lo ga telpon dalam waktu 30menit ke depan,gue pastiin lo gak aman"

Zahra tersenyum tipis lalu menutup telpon nya dan berdengung 'gue sayang sama malik'
Ia mengunci pintu rumahnya. Lalu pergi berjalan kaki karena tak ada satupun ojek online yang menerima pesanannya sedangkan ia harus bergegas. Ia sudah lima menit mematung namun tak ada taksi ataupun angkot yang lewat. Zahra terpaksa harus berjalan kaki.

*Zahra: Audy gue otw


Ia memasukkan ponselnya kedalam sakunya,kemudian melanjutkan perjalanannya dengan kakinya sendiri. Sebenarnya,dari tadi Zahra sudah merasa merinding karena sama sekali tak pernah keluar malam. Apa lagi sendiri.

Zahra menyipitkan matanya karena melihat seseorang didepan matanya. Rambut bergerai yang mirip seperti Audy.
Zahra dengan riangnya mendekat,matanya menyipit dan memastikan bahwa itu Audy yang datang menjemputnya. Namun,tubuhnya mulai dingin karena dugaannya salah.

Seseorang membanjurnya dengan dua botol minuman keras.

Saat 1botol lagi hendak mengenai tubuh Zahra,untunglah seseorang datang tepat waktu dan menutupi dengan jaketnya. Malik.

Zahra menjerit kesakitan karena dibagian muka dan tubuhnya terasa sangat panas. Ia tak kuasa menjerit keras dan berharap bahwa ini hanyalah mimpi yang sebentar lagi akan berakhir.

Malik tidak tega melihat orang yang ia sayang kesakitan. Ia langsung berteriak kencang meminta pertolongan. Semua warga datang dan membawa Zahra masuk kedalam mobil dan dilarikan kerumah sakit. Di tengah perjalanan,Malik mengambil ponsel disaku zahra dan terlihat beberapa notifikasi,

*Audy: Zah,maaf gua gabisa ketemu lo dulu. Daniel kejang-kejang 😭

Malik mengeraskan rahang nya dan mengepalkan tangannya kuat kuat.
"Ada yang gak beres"

Sekelompok polisi datang dan semua saksi memberikan keterangan termasuk Zahra dan Malik. Kondisi Zahra sangat tidak baik. Tetapi,ia memaksakan diri untuk bicara dengan polisi-polisi itu.

"Baik,akan segera saya selesaikan kasus ini secepatnya"



Author

Tubuh Audy mengigil kesakitan dan merinding bukan main melihat Daniel yang sedang ditangani oleh para suster. Vero yang berusaha menghubungi Audy tak kunjung Audy balas karena Audy langsung mensilent kan ponselnya.

Audy bolos sekolah karena mementingkan berada dirumah sakit untuk menemani Daniel yang sangat memohon Audy untuk tetap berada disini sampai kondisi nya membaik. Hal ini malah membuat Audy cukup jauh dengan Vero dan kedua orangtuanya. Audy semakin hari semakin menghindar kepada keluarga nya atau dia akan dipaksa pulang sedangkan Audy ingin terus menemani Daniel.

Audy keluar pintu ruangan Daniel dan langsung menubruk dada seseorang.
"Sampai kapan lo mau kaya gini?"

Audy menganga dengan tatapan penuh dan tak percaya. Seorang Raja akhirnya berbicara padanya.
"Kenapa emang?"

"Bego! Semua keluarga lo khawatir sama lo. Dan..." Raja terhenti,

"Kenapa?" Jawab Audy heran,

"Ikut gue!"  Raja menarik tangan Audy dengan sigap lalu berjalan melewati pintu keluar bagian barat.

Raja menaiki motornya diikuti dengan Audy. Raja menyalakan mesin motor tanpa memberitahu akan  kemana.

"Kita mau kemana?" Tanya Audy melihat spion kiri.

Raja terdiam dan tak mengeluarkan satu kata pun. Mereka pergi ke arah pemakaman yang membuat Audy semakin kebingungan.

"Emangnya kita mau ke makam siapa,ja? Kita mau ziarah ke siapa?" Tanya Audy kembali namun tidak ada satupun kata yang keluar dari mulut raja.

Audy menganga. Tubuhnya melemas. Matanya berlinang. Tangan raja melayang terangkat cukup lama diudara dan akhirnya tangan itu mendarat dipundak Audy. Sedikitnya ingin memberi kekuatan kepada cewek itu.

"Kenapa Zahra bisa meninggal? Kenapa? Kenapa gue gatau?" Tanya Audy dengan isak tangisnya yang menghadap kepada Raja.

"..karena lo sama sekali ga peduli sama lingkungan sekitar lo. Lo hanya peduli sama Daniel yang gak jelas sakit nya apa" Dara yang mendadak berada diantara mereka berdua. 

Raja menghela nafas panjang. Sungguh ia tak sanggup menceritakan semua tentang temannya yang saat ini namanya terpampang di batu nisan. Dara mengerti bahwa mereka berdua ingin berbicara secara privacy langsung menjauh dari tempat itu yang dibawanya bersama Vero.

Raja menceritakan semuanya kepada Audy. Dimulai dari Zahra yang hendak kerumah Audy. Lalu menceritakan kejadian keji yang menimpa Zahra pada malam itu.

Kejadian itu malah semakin Audy merasa bersalah karena mengabaikan zahra pada malam itu. Audy tidak berhenti mengucapkan maaf kepada ukiran nama Zahra. Namun,hal itu jelas tak mempan.

Raja mengajak Audy bangkit dari tempat itu. Namun tangan Audy masih ingin menggapai ukiran itu. Rasa bersalahnya semakin amat dalam. Akhirnya,Raja berusaha memeluk tubuh mungil yang sedang rapuh itu.

"Ini gak 100% salah lo,dy. Ini emang takdirnya Zahra" bisik Raja.

Love & LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang