Mereka kembali ke sekolahnya untuk mengambil tas. Audy yang sedari tadi hanya melamun memikirkan 'Apa yang terjadi pada dirinya hari ini?'
"Hey!"
Raja menepuk pelan pundak Audy. Audy terkejut karenanya, karena sedari tadi dia memang melamun."Mikirin apa sih? Lo ga bersyukur ya Zahra masih hidup?" tanya Raja kepada Audy dengan raut muka kebingungan.
"Gue seneng, Ja. Gue bersyukur banget. Tapi.."
"Tapi?" tanya Raja heran.
"Daniel, gimana?"
Ingin sekali Raja marah pada saat itu. Namun melihat kondisi Audy yang kacau balau. Ia memendam amarah itu kepada dirinya sendiri. Haduh kamu ini, Dy. Masih aja mikirin Daniel.
"Udahlah, pulang yuk!" ajak Raja kepada Audy.
Audy mengangguk pelan dan mengikuti langkah Raja. Mereka pergi ke parkiran dan menaiki motor nya Raja. Audy di jalanan hanya melamun saja, pikirannya kosong. Matanya hanya memperhatikan jalanan yang lengang.
"Ja" sahut Audy pelan.
"Iya dy?" balas Raja sambil membuka kaca helm nya, agar suara Audy terdengar.
"Boleh peluk?"
Raja tersenyum mendengar itu, ia langsung menarik tangan Audy dan memasukkannya ke kantung hoodie nya. Audy memeluk Raja dengan erat. Hanya itu yang bisa ia lakukan saat ini. Hanya itu.
Sesampainya dirumah Audy, Raisha datang menghampiri Raja.
"Eh, Raja. Udah lama gak kerumah" sapa Raisha."Ih apa sih tante ini hahaha kemarin aja baru kesini" jawab Raja dengan akrab kepada Raisha.
"Mama, Audy masuk dulu ya" kata Audy meninggalkan Raja dan Raisha di depan rumah.
"Kenapa lagi anak itu Ja?" tanya Raisha kebingungan.
Raja menceritakan semuanya kepada Raisha. Tentang Zahra, tentang Daniel dan Yolanda. Semua ia ceritakan kepada Raisha. Raisha hanya memangut mangut mengerti mendengar cerita Raja.
"Anter tante ke rumahnya Zahra yuk?" pinta Raisha kepada Raja.
"Oh iya tan, Raja sih hayu hayu aja. Tapi kalau Audy nya marah gimana?" kata Raja dengan logat candaannya.
"Yeh, udah tua gini. Masa Audy cemburu ama mamahnya sendiri. Yaudah sana kamu ke Audy dulu. Tante tunggu disini ya" kata Raisha kepada Raja. Raja mengacungkan Ibu Jarinya.
Raja berjalan menuju kamar Audy. Seketika itu, isak tangis Audy terdengar dari luar pintu kamarnya. Raja membuka pintu kamar itu perlahan.
"Dy?"
Audy hanya terdiam sambil menangis. Ia membekap wajahnya dengan bantal agar tak terdengar tangisannya. Namun, itu percuma bagi Raja.
Raja memeluk Audy. Isak tangis Audy semakin keras. Pelukannya semakin erat. Audy hanya tak rela jika Daniel di sanksi. Rasa bersalah ia juga semakin berat melihat Zahra dengan kondisi menyakitkan.
"Gaada yang perlu ditangisin, dy. Ada gue. Kenapa masih perlu nangis dy? Gue bakal selalu ada buat lo. Mungkin lo nya aja yang gak sadar, tapi.. come on. Di saat seperti ini apa ada Daniel buat lo? Disaat susah nya elo, apa ada Daniel di samping lo?"
Tangisan Audy mengecil. Tangannya tidak sedikitpun melepas pelukkan dari Raja.
"Maaf, Dy"
Audy memangut kecil dan melepas pelukkannya. Kembali berselonjoran di kasurnya, dan tertidur.
"Gue izin nganter tante ya, dy. Katanya mau kerumah Zahra"
Audy tidak menjawab. Raja mengintipnya,
Tidur ternyata.Raja mengelus rambut Audy pelan. Lalu pergi untuk mengantar Raisha.
"Lama amat izin nya" canda Raisha kepada Raja.
"Hehehhe curhat dulu tan" jawab Raja.
Mereka berangkat menuju rumah Zahra. Di teras rumahnya sedang ada Ibu Zahra dan juga polisi sedang berbincang.
Ibu Zahra melambaikan tangan kepada Raja saat Raja memarkirkan motornya di depan rumah Zahra."Siapa nih, Ja? Pacar baru?" tanya Raja sambil melirik Raisha.
"Hahaha ini mama nya Audy tan" jawab Raja.
"Ooh Mama nya Audy" kata Ibu Zahra sambil cepika cepiki kepada Raisha.
"Ayo masuk, kita ngobrol di dalam" ajak Ibu Zahra kepada Raisha.Mereka masuk ke dalam rumah Zahra dan berbincang pasal kasus yang Zahra alami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Lost
Teen Fiction[COMPLETED] ✅ "Gue jadi bingung dy" Raja mengerutkan keningnya pelan "Kadang gue ngerasa lo peduli sama gue, tapi di sisi lain lo keliatan sama sekali ga peduli sama gue" Audy sedikit tersentak dengan omongan Raja yang membuat ia semanin bingung. "...