Lanjutan delapan belas

39 1 0
                                    

Raisha menerima ajakan Ibu-nya Zahra dan masuk ke dalam rumah tersebut. Mereka mulai membicarakan pasal Zahra dan juga kejadian lalu. Raisha juga sedikit terkejut bahwa tersangka pelakunya adalah Daniel, mantan pacar Audy.

"Kalau gini harus ditindak hukum, bu" kata Raisha kepada Tini alias Ibu Zahra.
"Iya saya sudah ingin begitu, tapi tadi Audy agak histeris sedikit sih pas saya bicara depan Audy dan teman nya mengenai Daniel yang akan di tindak tegas" jawab Tini.
"Udahlah bu anak itu emang gitu. Mau gimanapun harus di tindak hukum. Papa Audy kan pengacara bu, nanti biar saya bantu ya" tawar Raisha. Tini mengangguk.

"Terus gimana bu , kabar Zahra sekarang?" tanya Raisha sambil melihat sekitar yang tidak ada tanda tanda Zahra dalam rumah itu.
"Zahra ada bu di kamar. Tapi besok dia ikut papa nya lagi buat perawatan yang lebih terutama untuk banyak luka di wajahnya itu" kata Tini.
"Saya ikut sedih ya bu, Daniel itu kurang ajar ya. Dia sebenernya maunya apa sih" kata Raisha emosi.
"Udah bu, gapapa. Mungkin emang alur hidupnya Zahra seharusnya kaya gini. Yang penting kita sebisa mungkin buat nyelesain kasus ini. Makasih ya bu, atas bantuannya" kata Tini berterimakasih pada Raisha.

"Tenang aja to, bu. Saya senang hati ngebantu nya apalagi ini juga temennya Audy. Pasti bersangkutan sama Audy apalagi si Daniel itu hadeh ada ada aja ini anak sekarang, perasaan zaman saya dulu adem adem aja" kata Raisha dengan logat sedikit bercandanya.

"Kalau gitu saya pamit ya Ibu. Semoga ini bisa diselesaikan dengan lancar ya" kata Raisha kepada Tini sekaligus berpamitan untuk pulang.
"Ayo nak Raja" ajak Raisha. Raja mengangguk.

Sesampainya dirumah, Raisha menawarkan Raja untuk mampir sejenak namun Raja menolak karena melihat kondisi Audy tidak meyakinkan kalau ada Raja di sana. Raja pamit pulang dan Raisha meng-iyakan itu.

Setelah perbincangan tadi, Raisha segera berbincang dengan Anton mengenai itu dan dengan sigap Anton menyelesaikan kasus itu.

"Ini kayanya lusa juga udah selesai" kata Anton kepada Raisha.

"Yang betul? Tapi minggu depan kan udah lagi masa masanya anak anak ujian. Terus si Daniel itu gimana?" Tanya Raisha khawatir.

"Ya gak lulus lah mah, masa iya mau ujian di penjara" kata Anton tertawa.

"Tapi kasian juga ya, udah tinggal beberapa bulan lagi lulus, eh malah dipenjara" kata Raisha.

"Ih ini plin plan amat sih, udah pokonya nanti aku selesaikan secepatnya aja. Takutnya nanti semakin makin, malah anak kita yang jadi korbannya emang kamu mau?" Tanya Anton, Raisha menggelengkan kepalanya.

Audy keluar dari kamar dan sedikit mendengarkan perbincangan kedua orangtuanya tersebut
"Kenapa?"

Raisha dan Anton menengok ke sumber suara itu dan bingung hendak menjawab apa.

"Soal Daniel ya pa?" Tanya Audy kepada Anton. Anton mengangguk pelan.

"Audy udah gak larang lagi kok. Silahkan aja kalau mau ditindak. Audy udah mikirin juga dari tadi"

Anton dan Raisha menghembuskan nafas lega. Secara Audy anak yang manja dan mereka takut saat Audy tahu Daniel akan di penjara ia merasa iba.

————

Ujian Nasional telah tiba. Semua murid tengah sibuk mengambil kartu perserta dan juga ruangan yang akan mereka pakai untuk ujian.

Keramaian itu terhenti karena ada beberapa polisi datang ke Sekolah dan mencari seseorang bernama Daniel.

"Saya pak" kata Daniel.

"Ikut kami sekarang"

"Loh? Ada apa ini?" tanya Daniel kebingungan.

"Ikut saja"

"Tapi ini saya mau ujian loh pak" kata Daniel dengan tidak sopannya.

Polisi itu langsung menarik Daniel dengan keras dan terpaksa Daniel mengikuti kemauan polisi polisi itu. Audy yang menyaksikan itu hanya menahan air matanya agar tak jatuh.

Puk!

Tangan Raja mendarat di atas kepala Audy. Raja mengelus perlahan. Menenangkan Audy.

"Apa yang lo pikirin sih, gausah nangis gitu" kata Raja.

"Ya cuma sedih aja, sedikit" jawab Audy sambil tersedu-sedu.

"Udah yuk, masuk" ajak Raja kepada Audy untuk masuk ke ruangan untuk mereka mengerjakan soal UN.

Love & LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang