Delapan belas

54 5 1
                                    



"Bebas mulu.. Bentar lagi kan ujian" keluh  Audy kepada Raja sambil menggenggam tangan raja,

"Sok banget, biasanya paling  seneng bebas" Raja menepuk kepala Audy.

"Oh ya? Gue sih biasa aja" kata Audy sengan sombongnya.

Saat Audy dan Raja tengah berbincang, Dara datang dan menggebrakkan meja yang membuat kelas panik.

"AUDY! AUDY! ZAHRA, ZAHRA DY!"

Audy yang sedang duduk langsung bangkit dengan panik,
"Kenapa Dar? Zahra kenapa?" tanya Audy sambil mengguncangkan tubuh Dara.

"Ayo, dy. Ikut gue"
Dara langsung menarik tangan Audy keluar kelas. Di susul Raja di belakangnya. Mereka langsung pergi dengan mengendarai mobil milik Dara.

"Dar, kenapa sih? Tolong jelasin ke gue dulu" tanya Audy dengan penasaran dan panik.

Dara menghiraukan pertanyaan Audy dan tetap fokus menyetir mobilnya. Raja yang sedari tadi hanya mendengarkan obrolan mereka berdua hanya terdiam tak mengerti.

Dara berhenti tepat dirumah Zahra. Ia langsung mematikan mesin mobilnya dan turun. Disusul dengan Audy dan Raja yang juga ikut turun. Mereka memasuki rumah Zahra. Disana terdapat banyak polisi dan juga kedua orang tua Zahra yang mungkin baru saja kembali dari luar negri karena pekerjaan.

"Zah? Zahra?"

Audy tak percaya. Zahra tepat ada di depan matanya ia sedang tertidur di kasurnya. Mukanya penuh dengan perban. Tetapi ia melihat Audy dengan bola matanya yang sipit. Itukah Zahra? Yang aku dimakamkan minggu lalu?

Ibu Zahra menceritakan semuanya. Zahra diculik, lalu mereka memanipulasi kejadian agar orang orang mengira Zahra telah meninggal dunia. Kuburannya juga palsu. Maka dari itu saat pemakaman pun tak ada yang menyaksikannya saat ia di kubur.
Polisi sudah menyelidiki, bahwa ia disekap oleh orang yang bernama Daniel dan juga Yolanda. Mendengar itu, Audy sangat lemas sehingga badannya terjatuh hampir ke lantai. Segeralah Raja menangkapnya, memeluknya dan menggendongnya ke kursi.

"Maaf.. maaf tante, ini semua salah Audy"
Audy menangis meminta maaf, harusnya ia percaya kepada perkataan Raja dan teman temannya itu. Ia telah dibutakan oleh seorang yang bernama Daniel itu.

"Ini semua bukan salah kamu, Audy. Ini memang takdir Zahra seperti ini. Kita harus bersyukur bahwa sekarang Zahra masih bersama kita. Kasus ini juga bisa diselidiki karena Ayah nya Zahra yang masih berwenang di bagiannya. Kita bakal urus masalah ini hingga selesai" kata Ibu Zahra sambil mengelus rambut Audy dengan lembut.

Audy menangis dan mengangguk. Hatinya merasa remuk, entah senang atau harus sedih. Melihat temannya masih ada di dunia ini, tetapi dengan kondisi seperti itu.

"Daniel harus dihukum berat" cetus Dara.
"Jangan" cegah Audy kepada Dara.
"Lo mau ngelindungin apa lagi sih, Dy? Gausah egois gini. Jelas jelas lo liat kan, depan lo. Temen lo sendiri, itu semua ulah Daniel nya lo itu. LO CINTA APA TOLOL SIH DY? Tolong sadarkan cara berpikir otak lo itu." Dara emosi, karena Audy yang tidak berubah, selalu saja seperti itu. Membela Daniel tanpa alasan.

Raja menenangkan Dara dan juga Audy yang kondisinya sedang lemas.

"Dara bener, dy." kata Raja kepada Audy dengan singkat.

Audy menangis. Tak tahu kenapa dirinya seperti ini. Akhirnya Audy setuju dengan Dara dan juga Orangtua Zahra untuk mengurus Daniel ke jenjang hukum.

"Zahra sementara ini harus dirawat intensif serta muka nya yang terkena air keras perlu diperbaiki. Mungkin ia juga akan ikut saja pulang ke luar negri untuk perawatannya" kata Ibu Zahra.

Semua mengangguk mengerti. Melihat kondisi Zahra seperti itu. Audy, Dara dan Raja pamit untuk kembali ke sekolah mengambil tas nya, karena jam sudah menunjukkan pukul 14.00, bel pulang akan segera berbunyi.

———————

Hai, temen temen semuanya, masih inget L&L di tiga tahun lalu? Huhu maaf bgt taun ini baru bisa upload lagi. Makasih ya buat yang bener bener masih sempetin baca lagi sampe ke part ini. Aku bakal tamatin cerita ini untuk tahun ini. Aku janji!

Salam,
Aini

Love & LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang