Lanjutan tujuh belas

516 39 0
                                    





Author

Raja menyalakan mesin motornya, saat Audy hendak naik ke motor. Ponselnya berdering.

Raja menepis tangan Audy,
"Jangan diangkat"

Audy membuka matanya lebar-lebar,lalu mengangguk kecil. Ia lebih memilih untuk silent ponselnya atas perintah Raja. Audy tidak tahu apa alasan nya. Tetapi ia tidak ingin ada masalah lagi sejak kejadian tadi.

Audy memakai hoddie maroon. Ia menatap punggung Raja yang sedang mengendarai motor. Audy sesekali melirik spion kiri yang melihat Raja sedang serius.  Audy hanya menghela nafas lalu langsung menaiki motor Raja.

Di perjalanam Audy hanya menatap kaca spion yang melihatkan Raja sedang mengendarai sepeda  motor. Raja, ya itu Raja. Sikapnya yang kadang childish kadang juga dewasa. Suhu badannya bisa berubah drastis hanya dengan satu masalah. Sikapnya yang bisa berubah seketika. Tapi entah mengapa,Audy sangat sayang Raja.

><

Raja hanya memperhatikan Audy yang tengah berlatih. Sampai ia melamun sambil memegang bola basketnya.

"WOI KETEK! LEMPAR SINI TU BOLA"

Raja terkejut mendengar Vero memanggilnya ketek. Ia langsung melempar bola ke arah Vero dengan keras sambil menahan emosinya.

"APAAN LO KEPALA CILOK! Gausah songong! LO YANG BAU KETEK!" Sentak Raja dengan nada sedikit tinggi.

Raja meninggalkan lapangan basket. Vero yang menganga polos tidak mengerti Raja saat ini. Ia hanya berfikir Raja sedang sensi atau sedang dalam masalah. Ia hanya bisa mengelus-elus dada.

"Padahal kan yang nganter gua  beli deodorant elo,ja" celetuk Vero.


"Aw!"

Audy langsung menengok ke sumber suara. Tampak nya ia melepaskan kakinya yang tengah berdiri Nabila di kaki kirinya.

"Ah, sorry Bil. Ya Tuhan, gue gua fokus. Maaf"

Nabila hanya mengeluarkan jari jempolnya dengan tanda ia tidak apa-apa. Lalu ia meminta izin untuk menghampiri Raja.



"Kenapa lo?" Tanya Audy sambil menyodorkan air mineral,

Raja tidak menyaut, hanya memainkan handphone nya.

"Raja" Panggil Audy,

Raja hanya menaikkan alisnya namun tetap dalam ponselnya, raut wajah Audy berubah lalu langsung menarik handphone raja.

"Bisa gua kalo lagi ngomong sama pacar jangan main hp?"

Raja terdiam lalu menunduk, dirinya melirik botol  air disebelahnya lalu meneguk nya. Audy hanya menggeleng kepala dan menghela nafas panjang melihat tingkah Raja.

"Gue ga suka ya, lo masih kontakan sama Daniel" celetuk Raja menaruh air mineral nya,

Audy menaikkan alisnya, lalu mengedipkan matanya berkali-kali  dan mencerna sekali lagi omongan yang dikeluarkan Raja.

"Dan tolong, kasi balik itu kamera ke dia" tambah Raja.

"Maksudnya apa? Buat apa? Gue ga boleh temenan sama dia? Selama ini mau lo itu?"

"IYA!" Jawab Raja dengan nada sedikit keras.

"Terus gue punya temen siapa? Dara doang? Gua boleh pergi sama lo doang? Lo kan tau Zahra meninggal. MENINGGAL JA! Gua gabisa balikin itu semua! Apa gue harus ke makam nya dia buat main ke mall?"

Raja terdiam.

"Dan dia meninggal gara gara gue kan,ja..?" Audy merintih,

"Emang lo selalu punya waktu buat gue? Everyhours? Every minute? Gak! Apa gue punya batas pertemanan? Lo harusnya mikir dong gua cuma sayang sama lo, lo cuma sayang sama gue. Ga perlu takut gue deket sama siapa aja" Audy sambil mempertegas suara nya,

".. Cepat atau lambat selama lo terus-terusan sama dia, rasa itu bakal balik lagi. Gue gamau dan ga ngizinin lo temenan sama dia" Raja yang menatap tajam mata Audy.

"GUE GA SUKA DI KEKANG!"

Audy pergi meninggalkan Raja. Lalu tak lama Raja menghampiri Audy yang bisa dibilang cukup mudah untuk dikejar.

"Gue anter balik" Raja meraih tangan Audy,

"Gak!" Audy melepaskan genggamannya,

"Gue anter balik, Audy"

"Gue bisa pulang sendiri" jawab Audy tidak menatap Raja.

"Gue anter balik ya"

"Ga usah Raja!"

"Kan mama lo nitipin ke gua. Gue anter balik ya"

Audy menghela nafas. Lalu mengiyakan permintaan Raja tanpa mengeluarkan satu kata pun.



Ditengah perjalanan, Audy sedikit demi sedikit meneteskan air mata. Dirinya tak tahu sedang memikirkan apa. Raja yang terus melirik spion dan akhirnya menepikan motornya.

"Jangan nangis,princess" Raja sambil menyentuh wajah Audy pelan.

"..ja"
"Zahra meninggal gara gara gue ya?"

Raja terdiam.

"Iya kan, ja?"

"Lo ga jawab karena itu benar kan,ja?"

"Itu memang udah tak.." Baru saja Raja ingin melanjutkan namun terpotong oleh kalimat  Audy,

"Gak usah ngomongin takdir. Kita pulang"

Love & LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang