Dua puluh [ TAMAT ]

76 5 9
                                    

Audy membuka matanya. Samar samar cahaya nampak terlihat. Kepala nya pusing, ia terus memegang kepala nya yang sedikit ada tekstur aneh itu.

"A-apa ini?" tanya Audy sambil memegang kepalanya. Raisha yang mendengar itu langsung menengok ke arah Audy.

"Audy.. Alhamdulillah kamu sudah sadar. Dok!" Panggil Raisha kepada Dokter. Lalu Dokter datang menghampiri Audy.

"Ini apa dok?" tanya Audy.

"Itu cuma perban, kemarin kamu pendarahan di kepala" jawab Dokter itu sambil mengambil stetoskop nya.

Audy mengangguk pelan, dirinya melihat sekitar nya. Tak ada Raja.

"Raja kemana Mah?" tanya Audy kepada Raisha.

"Raja.. ada kok" jawab Raisha dengan ragu.

Audy mengangguk. Ia masih mengingat kejadian yang kemarin ia lalui. Ia juga berharap Raja baik baik saja.

Beberapa hari kemudian, Audy diperbolehkan untuk kembali pulang ke rumahnya. Namun, ia heran karena Raja tidak ikut pulang bersamanya.
Raisha membantu mendorong kursi roda yang Audy duduki, Audy terus mencari cari Raja sebenarnya ada dimana.

"Mah, Raja ada dimana sih? Kenapa udy gaboleh ketemu Raja?"

Raisha saling melirik dengan Anton, lalu Anton akhirnya mengangguk memberikan sebuah kode yang Audy pun tak mengerti.
Raisha mendorong kursi roda itu ke arah ruangan, tertulis ICU.

"Raja kenapa ma? Kok ada disini?" tanya Audy yang tidak terjawab.

Sesampainya disana, terdapat Raja sedang berbaring lemas. Tubuhnya sedikit kaku tetapi tetap bernafas menggunakan alat bantu.

"Raja lupa ingatan, dy"

Deg!

Hati Audy remuk seketika. Teringat semua kenangan yang pernah ia lalui dengan Raja. Apakah nanti Raja akan melupakkan itu semua dengan mudahnya?

"Gak mungkin. Raja pasti inget sama Audy ma. Gamungkin Raja lupa sama Audy" kata Audy dengan tangis kecilnya.

Raisha hanya tertunduk, memikirkan bahwa hal ini pasti terjadi.

Audy mendekat ke arah Raja, memegang tangan Raja dan menggoyangkannya sedikit demi sedikit.

"Ja, bangun ja"

Raja membuka matanya sedikit, lalu akhirnya mata nya terbuka sempurna.

"Ja, are u ok?"

Raja melihat ke arah Audy, matanya sedikit menyipit. Dan melepaskan genggaman tangan Audy.

"Kamu siapa?"

Air mata Audy tak tertahan. Ia menangis. Menangis kencang. Hati nya sakit sekali. Melihat orang yang amat ia sayang melupakannya.

"Aku Audy, Ja! Masa kamu gainget sih? Kita pernah janji buat sama sama selamanya. Kamu udah lamar aku Ja! Kita bakal kuliah sama sama di Harvard. Kita bakal sama sama kan Ja? Ja? Jawab!"

Tangisan Audy semakin kencang ditambah emosinya yang tak tertahan, semua memeluk Audy dengan erat karena tangisan Audy semakin kencang. Raja yang tak tahu apa apa hanya terdiam. Lalu suster datang dan memberitahu bahwa Raja masih kritis dan tidak boleh diganggu dahulu. Akhirnya Raisha membawa Audy keluar ruangan.

"Raja jahat sama Audy, Ma. Raja yang bilang Raja pengen terus sama Audy. Tapi sekarang Raja malah lupa sama Audy. Kenapa Ma?" Audy menangis dan masih terus bertanya tanya.

Raisha hanya menggeleng pelan, ia tak tahu harus menjawab apa. Namun, ia sudah menerima konsekuensi, jikalau yang seperti ini terjadi, ia harus siap dengan sikap Audy yang seperti ini.


Love & LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang