Analisis

2K 122 2
                                    

Andi kali ini duduk ditepi kasur untuk membantu Sari minum. Ia mengusap rambut istrinya yang terlepas dari ikatan yang sudah tidak berbentuk lagi itu.

"Trims.." ujar Sari kepada suaminya setelah minum air putih itu. Andi meletakkan gelas air putih itu dimeja samping tempat tidur dan langsung memeluk istrinya itu dengan lembut. Sari terbenam didekapan hangat suaminya itu. Ia memejamkan mata lalu kilas ingata ia tertabrak mobil yang melaju kencang setelah ia berada ditengah merengsek masuk ke dalam otaknya.

"Aa..?"

"Yaaa..?"

"Sepertinya saya mah ditabrak dengan sengaja oleh mobil itu.." Sari berujar sambil mengingat detail ia menyebrang.

Tubuh Andi seketika menegang. Bu Ratna juga menjadi khawatir terhadap menantunya itu.

Andi menarik leher istrinya itu agar ia bisa menatap ke dalam mata Sari.

"Apa kamu yakin sayang?"

"Hmm.."

"Coba diingat-ingat lagi nanti mobil yang bagaimana yang menabrak kamu itu dan apakah orang itu dengan sengaja menabrakkan mobilnya kepadamu."

"Iya A', kalau jenis mobil sih seperti sedan gitu. Tapi saya mah tidak paham merk mobilnya cuma yang saya sempat lihat mobil itu berwarna putih. Sewaktu saya menoleh mobil itu masih jauh dariku. Makanya saya menyebrang, tiba ditengah mobil itu langsung melaju sangat kencang dan membuatku terkejut, buru-buru berlari ke arah rerumputan di pembatas jalan." Sari menuturkan dengan pelan tapi jelas.

Urat nadi menonjol dileher Andi membuat dirinya terlihat seram. Sari sangat yakin ini bukan faktor tidak sengaja.

"Orang itu akan mendapatkan ganjarannya setelah aku menemuinya."

"Nak.. tahan emosi kamu dulu. Kita fokus saja untuk kesembuhan Sari ya." bu Ratna menenangkan anaknya dan menantunya itu.

"Hmm.. iya Aa.. yang terpenting saya baik-baik saja."

Andi diam tidak menjawab. Ia sangat marah. Ia menahan diri untuk tidak segera melacak orang tersebut demi ketenangan istrinya dulu.

"Iya.. baiklah. Sekarang kamu harus makan. Ini sudah ada makan siang untuk kamu." tutur Andi kepada istirnya. Pihak rumah sakit ternyata sudah menyediakan makan siang untuk pasien walaupun Sari baru masuk. Mungkin ini ekstra untuk layanan mereka.

"Iya nak. Makan dulu. Kamu sudah makan belum?"

"Belum ibu." jawab Sari pelan.

"Jangan menahan rasa lapar nak. Tidak baik untuk kesehatan ya." tutur ibu Ratna.

Andi kesal istrinya ini suka tidak peduli dengan jadwal makan.

"Aku tidak mau ini terjadi lagi liliput. Kalau aku telepon atau mengirim pesan kamu harus makan secepatnya." Andi mengeram marah.

Sari diam saja tidak menjawab.

"Kamu mendengar tidak apa yang aku katakan?" lanjut Andi dengan penekanan.

"Iya.. iya A'.. ayo kita makan sama-sama. Aa pasti juga belum makan kan?"

Andi menganggukkan kepalanya karena memang ia tidak makan tadi dikantor. Istrinya dalam keadaan begini bagaimana ini bisa makan.

"Aku akan pesan makanan saja nanti dikantin." jawab Andi.

"Tidak. Kita makan bersama-sama." Sari berkata dengan nada merengek.

"BAIKLAH!!" Andi mengambil sendok dan mulai menyuapi istrinya ini.

Andi makan dengan istrinya itu. Ia tadi sudah memesan makanan dikantin rumah sakit. Ibu Ratna memperhatikan mereka berdua dengan sayang.

KAU KAH SEBELAH HATIKU? {Geng Rempong : 2}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang