LUNCH

2.6K 168 8
                                    

Makan siang terbilang sukses untuk rekan kerja bosnya itu. Sari menahan dirinya dengan keras untuk tidak menyantap makanan dimeja itu dengan lahap. Kalau ada Kusuma, maka program diet dirinya ini akan rusak. Temannya itu sangat bisa merayu dirinya untuk ikut makan dengan lahap.

Andi mengamati wanita disampingnya itu dengan agak merenung. Apa yang dipikirkan wanita itu sehingga terlihat agak melamun.

"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Andi dengan penasaran dan tanpa sadar sudah bertanya.

"Tidak ada." balas Sari cepat tanpa menoleh Andi lagi.

Semua rekan duduk mengobrol sambil ada yang menghisap rokok. Sari duduk menjauh dari asap rokok itu. Enak saja mereka, orang yang merokok, dia yang menerima dampak asap rokok itu batinnya sebal.

"Kamu terganggu dengan mereka yang merokok ya?"

Sari mendonggakkan kepala dan menatap lelaki disampingnya ini yang duduk santai sambil memegang handphone.

"Hmm.. iya.. Saya mau keluar tapi tidak enak dengan bos. Nanti diomelin lagi. Sebenarnya itu sih hak mereka untuk merokok, tapi setidaknya ya diruangan khusus merokok. Ini kan bukan ruangan tersebut.

Sari berbicara panjang lebar dengan nada normal kepada Andi. Inilah percakapan normal yang pertama kali terjadi antara mereka berdua membuat Andi terkesima.

"Hmm.. aku akan membawa mereka ke ruangan lain saja jika kamu terasa sesak." bantu Andi untuk wanita itu.

"Tidak.. tidak usah pak. Tidak apa-apa. Untuk sekali ini saja demi kalian para investor aku akan bertahan." balas Sari.

Andi menarik napas mendengar perkataan Sari itu. Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Sari itu benar adanya. Semua orang memiliki hak untuk merokok, tapi sebaiknya hal itu diruangan khusus merokok.

"Sari, silahkan kalau kamu mau menyelesaikan tugas kamu. Kami sudah selesai meeting hari ini." bos Sari tiba-tiba mendekati Sari itu.

"Benarkah bos?"

"Iya.. masa saya bohong." ujar pak Martono cepat.

"Baiklah kalau begitu. Saya permisi dulu ya bos." Sari berdiri yang diikuti oleh Andi berdiri disampingnya.

Sari menoleh ke arah Andi dan berujar, "Saya permisi dulu ya pak. Selamat siang." Sari bergegas keluar dari ruang itu tanpa menoleh lagi ke arah Andi yang menatap punggungnya dengan tajam serta berpikir sendiri.

Wanita itu tipe wanita yang tidak suka mencari perhatian dari pria. Buktinya sudah terlihat jelas dari gerak tubuh cuek Sari itu.

Ia pria yang cukup mengenal wanita yang mempunyai karakter penggoda, pencari perhatian bahkan wanita penghibur. Bukan berarti ia lelaki penyuka wanita penggoda hanya pengamatan saja.

Ibunya akhir-akhir ini banyak mengenalkan dirinya dengan anak perempuan dari teman ibunya itu. Tapi, ia tidak terlalu mengubriskan hal tersebut. Menurutnya hati itu tidak bisa dipaksakan.

Ia lelaki sibuk dengan urusan perusahaan yang memang sudah ia pegang semenjak kuliah. Ayahnya meninggal karena sakit tiba-tiba. Meninggalkan semua tampuk kekuasaan perusahaan ini kepada dirinya. Ia mempunyai paman yang usianya hampir seusia dirinya juga sibuk.

****

Ini hari minggu batin Sari dengan malas mengeliat diatas kasur. Ia mendengar ibunya sudah bersiap-siap untuk ke pasar tradisional. Ibunya membuat warung manis untuk keperluan rumah tangga kampung mereka ini.

"Sariii.. bangun nak."

"Iy bu.. " jawab Sari sambil beranjak dari kasur. Ia langsung mencuci muka dan gosok gigi. Setelah itu keluar dari kamar tidur.

KAU KAH SEBELAH HATIKU? {Geng Rempong : 2}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang