Kelar

1.8K 133 3
                                    

Para lelaki sedang sibuk berbicara dengan pelan dimeja Haris itu membuat Sari leluasa juga berbicara dengan Kiki.

"Teteh, kalau nanti butuh bantuan telepon saya saja." ujar Sari. "Aa.. pinjam pena dan minta kertas dong." pinta Sari kepada Andi.

Andi mengambil pena dan secarik kertas di meja Haris. Ia mendekati istrinya yang duduk di sofs bersama Kiki.

"Ini.. " julur Andi kepada istrinya.

"Trims ya Aa.." balas Sari dengan manis. Andi tersenyum sayang kepada istrinya itu.

Kiki mengamati interaksi yang terjadi diantara mereka berdua. Sungguh pasangan yang serasi. Lelaki yang begitu mencintai istrinya batin Kiki ngilu.

"Sama-sama" balas Andi sambil kembali duduk di kursinya.

Sari menuliskan nomor handphone dirinya dan memberikannya kepada Kiki.

"Disimpan ya teh. Mana tahu nanti butuh sesuatu." ungkap Sari tulus.

Andi mengurus administrasi penarikan berkas laporannya dengan teliti. Ia tidak mau membuat kesalahan.

"Nah, sudah beres bro." papar Haris pada Andi.

"Baiklah, kalau begitu kami permisi. Aku ada urusan dulu dengan pihak travel agent." Andi menjabat tangan Haris dengan mantap.

"See you next time bro!" jawab Haris.

"Teteh nanti pulang langsung saja bilang sama pak Haris. Didepan sudah ada mobil yang kami sewa untuk mengantar teteh." ucap Sari.

Kiki tiba-tiba memeluk erat Sari dan berkata terima kasih berulang-ulang. Sari mengusap punggung wanita cantik ini dengan lembut.

"Sama-sama teh. Hati-hati dijalan. Titip salam untuk jagoan teteh ya."

***

Andi memeluk pinggang lembut istrinya sambil keluar dari kantor polisi. Ia tidak mengucapkan apa-apa untuk Kiki. Istrinya sudah banyak berbicara kepada wanita itu. Biarlah pembicaraan itu hanya untuk wanita ke wanita.

"Aa...?"

"Iya..?"

"Apa aa sudah merasa lega?"

"Hmm.. " respon Andi sambil mengangkat pinggang Sari untuk duduk di dalam mobil.

Andi masuk dengan cepat ke dalam mobil dan melaju menjauh dari kantor polisi tersebut.

Sari mengamati wajah suaminya yang terlihat tenang itu. Apa suaminya ini marah? batinnya bingung.

"Aa.. kenapa diam saja sih?"

"Aku lagi menyetir cintaku, jadi harus konsentrasi."

Sari mengerutu tentang alasan untuk mendiamkan seorang istri yang mau mengajak bicara.

"Liliput, otakku ini agak lelah. Kamu sudah banyak mengurus energiku tadi siang waktu angkat barbel. Jangan rewel dong untuk sebentar saja." pinta Andi serius.

Sari manyun mendengar suaranya itu berkata lelah. Hmm.. ia akan menservice suaminya nanti jika sudah sampai dirumah.

"Baiklah, saya akan diam."

Andi tersenyum masam dalam hati. Istrinya ini tidak akan mungkin diam dalam waktu lama. Pasti sebentar lagi cerewet.

Sari membuka handphone dan mengirim chat untuk mbak Dian menanyakan kabar temannya itu.

Sari tidak menganggu suaminya lagi karena sangat asik bertukar kabar dengan mbak Dian. Ia mengirim chat berisi semoga mbak Dian segera menemukan pujaan hatinya itu. Mbak Dian mengirim emot tanda semoga saja. Sari yakin sebentar lagi mbak Dian menemukan jodohnya.

KAU KAH SEBELAH HATIKU? {Geng Rempong : 2}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang