EPILOG

4K 143 5
                                    

Setelah kejadian dikamar mandi sebulan yang lalu itu, perasaan mereka berdua berubah dengan sangat drastis. Andi tidak lagi dengan cepat berperangai cemburu jika ada Syarif yang menggoda istrinya dengan suara mendayu milik lelaki itu . Bahkan, Syarif menjadi heran kenapa temannya ini tidak termakan umpannya karena ia menggoda mbak Sari.

"Hei.. bro.. mbak Sari semakin terlihat manis saja ya dengan menggendong si Karim itu." tunjuk Syarif ke arah Sari yang duduk ditaman belakang bersama teman-temannya yang lain pada acara pertemuan bulanan mereka itu.

Rendy menyeringai melihat tingkah laku Syarif yang mau mencari mati terus jika berhadapan dengan Andi atau dirinya jika menyangkut istri mereka.

"Hmmm.. Iya memang sangat manis Rif. Ia adalah istriku. Kamu sebaiknya segera mencari seseorang untuk kamu goda lagi, karena aku sudah kebal dengan mulut manismu itu."

Rendy terkekeh sambil menepuk bahu lebar Andi karena respon setuju tentang mulut manis personal assistannya itu.

Syarif mendengus mendengar ucapan Andi itu.

"Menggoda seseorang? Siapa lagi yang harus saya goda ya?" renung Syarif sambil memandang si bosnya yang mengangkat alis menantang anak buahnya itu. Syarif menggeleng pelan tidak mau mengganggu bosnya lagi.

Syarif menoleh ke arah Bram yang terlihat termenung sendiri tanpa menghiraukan percakapan mereka.

"Bro.. ada apa dengan uncle?" bisik Syarif pada Andi kepo.

Andi menoleh dan menatap wajah pamannya itu. "Tidak tahu, mungkin sibuk dengan urusan hotelnya."

Andi membalas omongan Syarif dengan berbisik juga.

"Tapi,, itu bukan tatapan merenungkan tentang bisnis bro. Itu tatapan merenungkan seorang wanita. Hmm.. uncle Bram ini lagi kepincut dengan seorang wanita." balas Syarif sok tahu.

"Ssttss.. jaga bahasa kamu itu Syarif. Ada amar disini." balas Rendy tajam pada Syarif. Amar yang duduk dipangkuan ayahnya itu menoleh dengan bingung karena ia merasa disebut-sebut Rendy.

"Ehh.. iya maaf atuh bos. Tidak bisa mengendalikan diri. Maksud saya tertambat"

Andi tertawa terbahak-bahak mendengar pemilihan kosa kata temannya ini. Syarif memang mempunyai bakat pelawak. Kalau ada lelaki ini maka suasana akan terasa ramai.

Bram menoleh ke arah Andi yang tertawa. Ekspresinya sangat datar. Rendy mengenal ekspresi itu karena ia juga suka berekspresi seperti itu jika menutup hatinya supaya orang lain tidak bisa menebak isi dihatinya.

"Bro.. mendekatlah kemari. Apa yang menjangal pikiranmu saat ini. Lihatlah para wanita disana. Mereka sedang asyik bergosip, ya walaupun geng mereka kurang satu karena tidak hadirnya mbak Dian disini karena sedang tidak enak badan kata istriku tadi." ujar Rendy dengan cepat.

Raut wajah Bram seketika berubah mendengar nama Dian disebut. Semua temannya itu tidak melewatkan apa yang tertera diwajah tampan terkesan arogan milik Bram itu. Rasa khawatir membayangi mata lelaki itu membuat Andi, Syarif serta Rendy tersenyum paham.

Well, well, well.. ternyata inilah penyebab ketermenungan teman mereka itu.

Mbak Dian.. Itulah penyebab Bram termenung dan sekarang tersentak.
Ketiga temannya berpandangan dengan paham. Biarlah waktu yang menjawab arti merenung Bram itu. Mereka tidak mau mengusik lelaki pendiam itu karena mereka sangat menghargai arti privasi masing-masing sampai orang itu mau membuka diri kepada mereka dengan suka rela.

Kehidupan rumah tangga Andi dan Sari berlangsung harmonis. Mereka sangat jarang lagi berdebat. Tidak ada yang bisa membuat mereka bertengkar dalam urusan perasaan. Kadang hanya bertengkar karena kekeraskepalaan Andi dalam hal mengasuh buah hati mereka yaitu Karim. Andi sangat protektif terhadap buah hatinya itu. Ia menambah pengawalan baru untuk sang baby sister jika anaknya keluar dari rumah mereka. Dan satu kekeraskepalaan dari Sari yaitu mau segera menambah momongan.

KAU KAH SEBELAH HATIKU? {Geng Rempong : 2}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang