Persahabatan

2K 141 3
                                    

Setelah bernyanyi dan berdansa. Para tamu undangan diarahkan ke meja hidangan untuk bersantap siang.

Kusuma bermain dengan ketiga bayi kembarnya dan menyuruh para baby sitter untuk makan duluan. Suaminya juga berada dimeja hidangan untuk mengambil pesanan dari istri tercintanya itu sehingga piringnya penuh dengan makanan membuat Syarif nyengir lebar sambil mengolok bosnya itu.

"Wah..wah.. pak bos kita ini. Banyak sekali isi piring itu, sepertinya semua lauk sudah berpindah ke piring bos deh." suara Syarif itu terdengar oleh Andi, Dian, dan Sari yang duduk didekat meja hidangan sambil menggigit irisan buah.

"DIAM KAMU SYARIF!" ujar Rendy keki. "Kalau tidak maka cumi-cumi ini berpindah ke kepala kamu." ancam Rendy sambil mengacungkan sendok berisi penuh dengan cumi-cumi ke arah Syarif.

"Ampun..ampun atuh bos. Saya tahu itu semua untuk tetehku yang manis disana kan?" tunjuk Syarif menggunakan dagunya ke arah pohon rindang dimana Kusuma tertawa sambil bertepuk tangan bermain-main dengan anak mereka.

"Iya nih.. selera makannya tidak berubah. Bahkan semakin menggila. Untung nasi dirumah kami banyak, kalau tidak maka pasti aku yang digerogoti oleh istriku itu." perkataan spontan itu membuat semua teman Rendy tertawa terbahal-bahak. Bahkan, Syarif memukul-mukul telapak tangannya dipaha karena rasa geli itu.

Kusuma yang merasa dibicarakan menoleh ke arah suaminya yang terlihat merengut membuat dirinya tersenyum lebar. Pasti suaminya itu lagi dikerjain oleh Syarif disebelahnya.

Acara pernikahan berjalan sangat sukses. Andi merasa bahwa istrinya ini agak gugup berdekatan dengan dirinya. Apa ia terlihat menakutkan dalam balutan jas formal batin Andi gusar.

Sari memang terlihat gugup. Ia gugup karena suaminya terlihat sangat gagah dan tampan berdiri disamping dirinya ini. Para tamu undangan berangsur-angsur pulang ke rumah masing-masing.

"Andi, Congrats ya my nephew!" ujar seorang lelaki tinggi dan berotot serta keren memeluk Andi keponakannya itu. Ia adalah paman kandung dari Andi yang tinggal di Jakarta.

"Iya.. Uncle." balas Andi menepuk-nepuk punggung keras paman mudanya ini. Tinggi tubuh mereka sama umur Andi cuma selisih 1 tahun dengan pamannya ini. Ia seorang adik satu-satunya dari ayah Andi. Umur yang sangat berpaut jauh dengan sang kakak, karena ibunya sempat mengalami beberapa kali keguguran baru bisa mengandung lagi.

"Jangan panggil aku uncle dong, jadi kelihatan tua nanti. Iya kan Sari?" Bram nyengir kepada Sari yang terlihat mau ketawa karena mendengar kata tua.

"Iya.. Akang.." jawab Sari.

"Nah,, gini dong. Keponakanku satu ini sudah sangat pintar." seloroh Bram main-main sambil tersenyum lebar memperlihatkan giginya yang putih bersih.

Dibelakang mereka , mbak Dian seketika menengang. Ia tidak tahu kenapa dari tadi tubuhnya seolah tidak bersahabat ke arah lelaki tinggi itu. Siapa lelaki itu batin Dian rada bingung.

Bram menyingkir dari hadapan Andi dan Sari untuk membiarkan teman-teman mereka berpamitan pulang ke rumah.

"Anti..anti.." teriak cedal anak kembar Kusuma yang bernama Amar kepada Sari membuat semua orang gemas dan ingin mencubit.

"Iyaaa,, sayangg,, auntie Sari.." ujar Kusuma sambil mengangkat Amar untuk digendongkan kepada Sari.

"Anti aaallii.." ujar Amar lagi sambil menempelkan tangan montoknya ke pipi Sari dan mengecup pipi itu dengan suara berisik membuat semua orang tertawa karena ada iler yang menempel dipipi Sari.

"Mommy.. Mommyy.. ciiss..ciss.." ujar Amir dikereta dorong ribut mau ikutan mencium Sari.

Kusuma mengangkat Amir, sedangkan Rendy mengambil Amar untuk diciumkan ke Andi dengan cara yang sama.

KAU KAH SEBELAH HATIKU? {Geng Rempong : 2}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang