Sukses ya say..?

2K 112 0
                                    

Andi menciumi istrinya dipipi juga di dahi membuat Sari terkikik geli.

"Heii.. anak-anak. Apa kalian tidak ingat kami ada disini?" ujar ibu Ratna keki melihat anak dan menantunya itu asik sendiri.

Andi dan Sari tersentak lalu menyeringai lebar.

"Maaf atuh bu, dokter. Kami agak kelupaan karena rasa gembira." tutur Andi dengan lembut.

"Well, kalau begitu ibu tuliskan dulu resep untuk menambah daya tahan tubuh dan mengatasi rasa mual di pagi hari." dokter Niar segera mengeluarkan buku resep obat dari tasnya dan menulis resep obat untuk Sari.

"Ini nak, nanti dibeli saja. Kalau ada apa-apa lagi telepon ibu dengan segera."

Dokter Niar mendekati Sari. Ia memegang tangan wanita manis itu.

"Jaga kesehatan ya nak, makan dengan teratur serta bergizi. Sekarang kamu harus berbagi nutrisi dengan si baby." ucap dokter Niar.

"Iya dok, terima kasih banyak sudah membantu."

"Itu memang tugas saya sayang."

Dokter Niar permisi ditemani oleh ibu Ratna keluar dari kamar tidur.

Andi menoleh ke arah istrinya itu. Ia menerkam istrinya itu dengan tiba-tiba dengan memeluk kekasih hatinya itu.

"Nah.. nah.. cintaku, Si glory telah sangat sukses membuat kamu hamil" ucap Andi sambil membenamkan wajahnya di dada ranum Sari.

Sari terkekeh pelan dan mengusap-usap kepala suaminya itu.

"Yang sukses itu kita A'.. kita kan melakukannya secara bersama."

"Iya...iya..seperti kata artis di televisi itu.. SUKSES YA SAYYY.. " suara Andi terdengar mendayu-dayu membuat Sari tergelak keras.

Dokter Niar telah pergi. Andi mengendong Sari untuk turun sarapan dibawah.

"Liliput, aku akan menyewa lagi seorang perawat untuk menjaga kamu. Aku tidak mau kamu ada apa-apa nanti."

Sari menghentikan suapan sendoknya.

"Aa.. kenapa saya harus dijaga sih? Saya mah di rumah saja kan." balas Sari agak sebal.

"Aku tidak mau kamu kesulitan jika membutuhkan sesuatu." lanjut Andi.

"Aa..?! "

" Sttss.. jangan membantah!" tegur Andi mulai kesal.

"Ibu.. bantu saya dong. Saya mah tidak apa-apa sendirian. Kan ada mbok Titin juga di rumah." pinta Sari pada ibu mertuanya itu.

Ibu Ratna menarik napas panjang. Ia tidak mau membuat Andi khawatir karena istrinya ini sedang hamil muda.

"Nak, kamu seorang istri yang baik bukan. Kewajiban kamu itu adalah menuruti semua kemauan suami kamu." tutur ibu Ratna lembut.

Sari terdiam sejenak. Andi tersenyum lebar mendengar dukungan dari ibunya itu.

"Aa.. Saya mau ada perawat yang menjagaku. Tapi mereka hanya boleh menjagaku dari jam 12 siang sampai 4 sore saja." tawar Sari kepada Andi.

Andi mengamati wajah istrinya yang keras kepala itu. Otaknya dengan cepat berpikir untung rugi dengan istrinya ini.

"Aa..?!"

"Iya.. baiklah. Aku akan menyewa perawat itu dari jam 12 siang sampai jam 4 sore saja."

"DEAL?!"

Sari menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan suaminya itu. Ia tidak mau suaminya ini berbuat curang.

"DEAL!"

"Ibu menjadi saksi ya." ujar Sari kepada mertuanya itu.

Ibu Ratna tersenyum paham kepada mereka berdua.

Hari ini Andi bekerja dari rumah. Ia belum mendapatkan perawat yang handal karena permintaannya ini agak mendadak.

"Aa mah suka khawatir berlebihan." rutuk Sari ketika suaminya mengetik sesuatu di laptop kerja 3 jam setelah mereka sarapan.

Andi menghentikan mengetik di laptop ketika istrinya berkata seperti itu.

"Apa maksud kamu itu liliput, tolong dijelaskan secara terperinci." balas Andi cepat, ia mendekati istrinya dikasur dan duduk ditepi tempat tidur.

"Ya itu, aa bisa lihat kan saya hanya berdiam diri saja di kamar ini." rutuk Sari lagi.

"Iya, itu kalau aku ads disini. Coba kalau tidak. Pasti kamu sudah naik turun tangga untuk membantu mbok Titin di dapur.

"Aa.. itu karena saya tidak ada kerjaan. Membantu mbok Titin kan bagus." tukas Sari.

"Iya, tapi kamu sekarang kan lagi tidak enak badan. Mantap sini saja kenapa." Andi mulai keliatan kesal karena Sari terus mengoceh.

"Aa.. apa di kantor tidak dibutuhkan hari ini?"

"Tidak terlalu."

"Apa aa tidak ada meeting?"

"Tidak ada."

"Hmm..kalau tidak bekerja nanti anak buah mencari bosnya."

"Tidak mungkin!"

"Tapi.. "

"Enough!" Andi mengeram.

Sari terdiam mendengar suara Andi itu. Suaminya seketika menarik Sari untuk duduk dipangkuannya.

"Apa kamu sengaja membuat aku marah?!" desis Andi di wajah istrinya itu.

"Hmm.. tidak atuh.. Saya.. Hmm.. "

"Kamu ingin saya punya kerjaan dan sibuk bukan?" tanya Andi cepat.

"Iya " mata Sari berbinar karena suaminya ini mau pergi ke kantor.

"Baiklah, aku kerja."

Andi menarik baju kaosnya dengan cepat. Sari melonggo karena hal itu.

"Aa.. aa bilang tadi mau kerja kenapa buka baju?"

Andi tidak mendengarkan istrinya itu. Ia meletakkan Sari sebentar disamping dan membuka juga sepatu serta celana jeans. Ia berdiri hanya mengenakan boxer putih.

Sari menelan air ludahnya dengan gugup.

"Aku memang akan bekerja cintaku. Yaitu menjadi budak kamu kali ini." tutur Andi cepat dan membaringkan Sari ditempat tidur.

"Aa..?"

"Diam saja liliput, aku akan menservice kamu dulu."

"Service?"

"Iya.. wait a minute." Andi berlari ke kamar mandi dan segera keluar dengan membawa lotion ditangannya.

Sari memandang suaminya yang keren itu dengan mengiggil. Andi naik ke kasur dan menarik istrinya untuk duduk. Ia dengan cepat melucuti blus beserta celana baggy Sari itu. Andi hanya menyisakan underware bawah saja.

Lalu, Andi membalikkan tubuh Sari sehingga punggung istrinya itu menghadap padanya. Sari direbahkan dikasur kembali.

"Let's work!" Andi mengusapkan lotion dipunggung belakang Sari dan mulai memijat istrinya.

Sari mengeram senang. Tangan suaminya dibelakang sangat enak. Andi menekan dengan pas disepanjang punggung belakang Sari.

Lalu, ia berpindah ke bagian bawah. Ia mulai memijat betis serta paha Sari dengan perlahan. Tangan Andi yang licin mengusap kulit Andi mengeram suka atas kerjanya.

"Apa kamu suka sayangku?" desah Andi kali ini sambil menarik celana dalam Sari dengan pelan.

"Iya, suka bingits." ucap Sari membuat Andi terkekeh.

***

Hahaha.. suka bingiitssss...

Thanks

^_6

***


KAU KAH SEBELAH HATIKU? {Geng Rempong : 2}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang