1

914 12 0
                                    

"Yura, gue balik duluan yah. Mesti ke toko bunga dulu" sahut Maria pada Yura salah seorang teman dekatnya di kelas.

"Mau ngapain? Cie cie... Pengen nge-date yah?" Ejek Yura pada Maria yang menyampingkan saddle bag merahnya.

"Nggak kok, cuma mau beli buat hiasan kamar aja" Maria membalas ucapan Yura dengan senyuman yg lembut terukir dari bibir tipisnya yang merah alami.

Perempuan berkaki jenjang itu melangkahkan kakinya yg memakai flat shoes meninggalkan Yura. Saat dirinya membuka pintu kelas dan ingin keluar, Maria tak sengaja berhadapan dengan sang seleb kampus, Gavin beserta dengan anggota geng charming boys-nya. Gavin hanya menatap sejenak manik cokelat perempuan yang dihadapannya itu dan sang perempuan dengan santai dan cuek melewatinya.

"Maria Helena!" Panggil seseorang dari belakang Maria yg membuat langkahnya terhenti dan berbalik pada si pemanggil itu.

"Ya?" Jawab Maria singkat

"Mau kemana?"

"Pulang"

"Aku antar yah"

"Nggak" setelah memberikan jawaban Maria langsung menyambung langkahnya untuk meninggalkan kampusnya.

Lelaki tadi yang memanggil Maria adalah Jedster William, dia sangat tertarik untuk mendekati Maria, namun ia tak pernah berhasil tapi beruntung ia dapat berbicara dengan Maria karena usahanya untuk mendekati.

Tidak ada yang tahu mengapa Seorang Maria Helena Cayoglu bersikap sangat cuek, apakah dirinya memang begitu atau ada sesuatu yang membuatnya seperti itu. Entah!

"Udah lu, lu mau jungkir balik dari ujung monas, Maria gak bakal mau sama lu" ejek Matthew

"Ok.. Gue punya tantangan, siapa yang berhasil mendekati Maria, gue bakal bersedia menjadi pesuruh untuk yg menang selama seminggu. Bagaimana?" Ucap sang seleb kampus

"Terus kamu bagaimana? Ikutan juga gak?" Tanya Axel

"Gue?? Ya nggak lah, gue gak pernah tertarik dengannya. Bodo amat dia cuek, dingin atau apalah, gak ada untungnya juga buat gue"

"Ok.."

*****
Setangkai bunga krisan putih berdiri didalam tas Maria. Mata Yura langsung tertuju pada Maria sejak ia memasuki ruangan kelasnya.

"Kenapa bunga yg kamu beli kemarin, kamu bawa ke kampus?" Tanya Yura

"Haha... Ini bukan bunga yg ku beli, tadi aku bertemu Matthew dan dia memberiku bunga" tawa Maria dengan sangat lembut

"Terus Matthew bilang apa?"

"Gak ada, dia cuma bilang nih bunga buat lo. Yaudah gue ambil aja lalu pergi meninggalkannya"

"Parah.. Bilang terima kasih kek"

"Untuk apa? Aku tidak memintanya"

Di sela-sela perbincangan Maria dan Yura, Axel datang dan duduk di samping Maria. "Maria, nanti pulang bareng yuk" ajak Axel dan menatap Maria yang tak menatapnya.

Maria hanya memegang tangan Yura dan menariknya ke barisan kursi paling depan.

"Dasar cewek aneh" ucap Axel setalah Maria pergi

5 menit kemudian, Jedster dan Matthew datang memasuki ruangan kelas, ia mengambil tempat duduk di barisan belakang Maria. Gavin yang sedari tadi berada di dalam kelas hanya tertawa geli memperhatikan tingkah sahabat-sahabatnya.

Saat proses perkuliahan berlangsung, Jedster memegang bahu Maria dari belakang, sontak Maria kaget dan langsung berbalik ke belakang.

"Ambillah" Jedster memberi sepucuk kertas yang sudah dilipat-lipat.

Maria mengambilnya dan kembali menghadap ke depan dan membuka lipatan kertas tersebut. Ia membalas tulisan Jedster pada kertas tersebut dan memberinya kepada Jedster yg di belakangnya tanpa berbalik. Maria dan Jedster saling berbalas-balasan beberapa waktu sampai akhirnya Maria tidak lagi membalasnya dan menaruh kertas tersebut di bawah bukunya. Tentu saja Axel dan Matthew yang memperhatikan Jedster dan Maria keheranan melihat Maria yang merespon Jedster, berbeda dengan perlakuan kepada mereka yang hanya di acuhkan dan ditinggalkan.

Dan isi percakapan mereka di kertas itu adalah : J (Jedster) M (Maria)

J : Nanti ikut aku yah
M : Ke?
J : Temani aku pergi makan
M : Sorry, gue gk bisa
J : loh? Kenapa?
M : gue ada janji sama seseorang
J : janji? Sama siapa?
M : Orang
J : gue anterin yah
M : Gak
J: ayolah..

*****
Handphone Maria berdering, seseorang dengan simbol * sebagai nama menelfonnya.

"Halo?" Jawab Maria

"Kita ketemu di kafe dekat kampus. Kamu duluan saja. Aku ada keperluan sebentar"

"Baiklah, see you soon"

Maria yang tengah berjalan dengan teman-teman perempuannya pamit ingin pergi segera dan setelah itu ia berjalan cepat ke tempat yang di suruhkan oleh orang yang menelfonnya.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang