17

131 4 0
                                    

Maria berjalan menyusuri koridor kampusnya, perlahan ia membuka pintu kelasnya dan nampak kelasnya masih di isi beberapa orang saja.

Menit demi menit satu persatu teman-temannya datang, namun orang yang ia tunggu tak kunjung nampak terlihat, termasuk Yura yang belum datang. Tak lama lagi jam kuliah sudah mau mulai namun dua orang yang ia tunggu belum datang juga. Pintu kelas terbuka, ia berharap yang datang adalah Marcell atau Yura, mata Maria terus memandangi pintu. Pengharapan tak sesuai dengan apa yang Maria harapakan, yang datang adalah suaminya bukan pacarnya. Ia langsung memalingkan pandangannya, tak ingin melihat Gavin.

Gavin masuk dan disambut meriah oleh para gengnya. Tersisa satu menit, Marcell dan Yura belum datang. Tak lama, Yura datang namun ia langsung mengambil barisan yang paling depan.

'Kenapa nggak duduk disamping gue? Biasanya dia nempel mulu bahkan gue usir dia tetep mau duduk disamping gue. Mungkin dia nggak ngelihat gue kali ya. Tapi Yura nggak biasanya duduk di barisan paling depan' batin Maria melihat Yura

Jam 10.05 dosen geografi politik sudah datang dan langsung mengarahkan untuk pembagian kelompok. Setiap orang menghitung 1-8 dan yang memiliki nomor yang sama akan satu kelompok. Sialnya, Maria mendapat nomor yang sama dengan Gavin. Setelah seluruhnya berkumpul dengan kelompoknya masing-masing, sang dosen menyuruh untuk menganalisis suatu negara.

"Emang yah jodoh nggak kemana" sahut Gavin membuat Maria sedikit kaget.

"Maksud lo apaan sih?" Tanya Ray, teman kelompoknya.

"Maksud gue si Dylan sama Olive, sering banget mereka satu kelompok"

"Yo'i dong. Iya nggak sayang?" Sahut Dylan kemudian merangkul kekasihnya, Olive.

"Eh, istri lo anak SMA?"

"Gila lu. Emang gue apaan nikahin anak SMA"

Maria hanya diam mendengar obrolan teman-temannya dan terus memegang ponselnya, mencari-cari penjelasan di internet mengenai negara yang kelompoknya analisis.

"Terus?"

"Istri gue masih kuliah juga"

"Eeh? Kuliah dimana? Terus istri lo dimana sekarang"

"Kuliahnya disini dan ia tinggal di rumah gue"

'Nih orang gila apa yah? Apa dia niat mau memberitahu semuanya? Awas saja jika dia berani' kesal Maria dalam hatinya

"Beneran? Fakultas apa? Jurusan apa? Angkatan berapa?" Tanya temannya yang semakin penasaran dengan istri sang seleb kampus ini

"Disini" jawab Gavin memegang dadanya. "Di hati gue"

"Sialan lo, orang lagi serius malah bercanda"

"Mana mau gue ngasih tau lo pada. Kasihan dia, nanti banyak yang mata-matain"

"Yaelah, cuma mau lihat doang"

"Nantilah kalau udah waktunya"

"Ngomong-ngomong, malam pertama lancar nggak?"

"Itu urusan pribadi gue"

"Wah wah... Di tunggu yah kehadiran keponakan"

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang