14

130 4 0
                                    

Bahu Maria ditepuk-tepuk oleh Tiara "hei, bangun. Mariaaa bangun" Tiara membangunkan Maria

"Hmm" sahut Maria dengan mata yg masih terpejam dan tangannya meraba disekitarnya untuk mencari ponselnya. Ia kemudian membukanya dan melihat jam, 05.25 am. "Masih setengah enam, ngapain sih pagi buta gini bangun" lanjutnya dan menutup kembali matanya.

"Maria, lo masih susah aja yah dibanguninnya. Nanti lo udah nikah, belajar bangun pagi gih, lo harus bangun pagi nyiapin perlengkapan suami lo" ucap Tiana

"Cerewet banget sih" Maria menutup telinganya dengan bantal

"Bangun woiii, bersiap sana" teriak Tiara sambil menarik bantal tersebut dari Maria

"Iya iya, gue tahu. Beri gue waktu tidur 15 menit lagi"

***

Semua orang yang berada di sekitaran Maria begitu takjub melihat Maria yang telah selesai didandani dan memakai gaunnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang yang berada di sekitaran Maria begitu takjub melihat Maria yang telah selesai didandani dan memakai gaunnya.

"Gila... Cantik banget lo" sahut Tiara

"Apaan sih, sumpah ini berat, gatel, nyesekin, pengen gue copot semua" kesal Maria

"Hei, kau tampak begitu menawan sayang. Orang-orang tidak akan bisa mengalihkan pandangannya darimu. Aku yakin Gavin akan semakin terpikat melihatmu nanti" ucap Shamila

"Berhentilah atau aku akan melepasnya sekarang juga"

"Kau berani?" Emma langsung menyahut dan berkata sinis.

Semua orang terdiam, semua tahu keregangan antara anak dan ibu ini. Tidak ada yg bisa ikut campur didalamnya.

Maria membalasnya dengan tatapan dingin tajam menusuk.

"Eh, baiklah kita akan keluar ke tempat acara. Kami akan menunggu" sahut Shamila, semua orang pun keluar meninggalkan ibu dan anak yang lagi berperang dingin.

Maria tetap berdiri menatap keluar jendela, sedangkan Emma menatap anaknya dari belakang.

"Terima kasih Maria. Mama sungguh berterima kasih. Aku berutang budi padamu. Sungguh" ucap Emma dengan lembut

Maria terus saja berdiam menatap luar jendela tanpa mengetahui maksud perkataan Emma. Dia bingung mengapa Emma berterima kasih padahal dia yang memaksa dan mengancam Maria untuk menerima perjodohannya. Utang budi apa yang ia maksud? Apakah Maria menyelamatkan Emma? Ada apa sebenarnya? Semua pertanyaan-pertanyaan sudah berkeliling didalam pikiran Maria, namun ia tetap memilih bisu.

"Maria, marilah" ucap Emma

Maria berbalik "aku ingin meminta seseuatu!"

"Apa?"

"Biarkan Paman Harry atau Paman Adam yang menggantikan posisi Ayahku untuk menikahkanku"

"Tentu sayang" sahut Emma

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang