16

134 3 0
                                    

Maria melangkahkan kakinya ke dalam kamar Gavin, ini adalah pertama kali baginya. Sebelumnya ia tidak pernah berfikiran untuk menginjakkan kakinya ka dalam rumah Gavin apalagi sampai ke dalam kamarnya.

 Sebelumnya ia tidak pernah berfikiran untuk menginjakkan kakinya ka dalam rumah Gavin apalagi sampai ke dalam kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo langsung tidur aja, keliatannya lo capek banget" sahut Gavin saat menutup pintu kamarnya

"Hm" balas Maria menandakan ia berkata baiklah.

Maria meletakkan kopernya di samping lemari gavin. Dan segera merebahka badannya di tempat tidur tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu.

"Besok pulang kuliah, kita ke kost lo. Kemasin semua barang-barang lo" ucap gavin

"Nggak usah anterin gue, gue sendiri yg bakal ke sana"

"Kenapa? Lo mau pergi ketemuan sama pacar lo itu?"

"Bukan urusanmu" sahut Maria datar kemudian menutup matanya.

Gavin tidak membalas perkataan Maria dan mengambil posisi tidur disamping Maria. Kedua pasangan suami istri ini nampaknya lelah dari perjalanan jauh yang membuat keduanya tidak mood untuk berdebat.

****

Jam 08.00 Maria telah rapi dan bersiap ke kampus. Ia berdiri di depan kaca meja rias memperbaiki riasan di wajahnya agar nampak sempurna. Ia harus terlihat mempesona di hadapan Marcell hari ini.

Gavin bangun melihat Maria yang telah rapi di pagi hari. "Mau kemana? Kuliah di mulai jam 10.00"

Maria diam dan tetap memperhatikan setiap inci riasan di wajahnya.

Gavin berjalan ke belakang Maria dan kemudian memeluknya dari belakang dan menyandarkan kepalanya di bahu Maria.

"Gavin, lepaskan. Apa-apaan kau ini" Maria berusaha melepakan tangan Gavin yang melingkar di perutnya, namun tenaga Gavin lebih kuat dari Maria.

"Kau wangi" ucap Gavin dengan suara yang pelan sambil menghirup wangi badan Maria di leher Maria.

"Hentikan Gavin" Maria masih berusaha terlepas dari Gavin

Gavin menghiraukan Maria dan mulai menciumi leher dan pundak Maria secara lembut, perlakuan Gavin membuat Maria bergedik geli.

"Gavin, ku mohon lepaskan" suara Maria mulai menjadi serak ingin menangis

"Tidak akan ku lepaskan kau Maria. You're be mine."

"Jangan melantur Gavin. Kau gila" sahut Maria dengan nada yang emosi

"Siapa yang melantur sayang? Bukankah kau istriku, aku berhak dong akan atas dirimu. Dan iya, aku memang gila. Gila karena dirimu, aku sangat mencintaimu"

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang