18

146 6 0
                                    

"Lo beruntung banget dapetin Marcell. Saat dia sudah sadar, dia langsung menyebut namamu. Bahkan saat ia berbicara dia hanya bercerita tentangmu" sahut Yura di perjalanan mengantar Maria ke Rumah sakit.

Maria hanya menutup wajahnya yang penuh air mata. Ia terus saja menangisi Marcell.

Sesampainya, Yura hanya mengantarnya sampai depan pintu kamar Marcell, kemudian Maria masuk perlahan membuka pintu.

"Maria?" Sahut seorang wanita paruh baya

"Bunda.." Maria segera masuk dan memeluk erat wanita itu sambil menangis.

Wanita paruh baya itu adalah bunda Marcell--Giswa. Semenjak Maria dan Marcell berpacaran, Marcell sering mengajak Maria ke rumahnya semenjak itu Maria dan Giswa jadi dekat dan mereka sudah seperti ibu dan anak, terlebih saat Giswa menyuruh Maria unuk memanggilnya sebagai bunda.

"Bun, maafin aku. Aku nggak ada disamping Marcell saat ia lagi kritis" ucap Maria dalam pelukan Giswa

"Iya nak nggak apa-apa, Marcell bercerita kalau kau ada keperluan keluarga di luar kota"

Maria melepaskan pelukannya dan berjalan berdiri disampinh dimana Marcell beridiri. Ia menatap wajah Marcell, kepalanya di balut perban beberapa bagian wajahnya terluka parah. Air mata Maria terus bercucuran tanpa ia bersuara.

Perlahan tangan Maria menyentuh dengan lembuat lengan Gavin yang terlilit perban.

"Marcell, terlindas mobil truk" sahut Giswa dibelakang Maria

Seketika badan Maria ambruk mendengar perkataan Giswa. "Mariiaaa" jerit Giswa

****
"Mariaa.." Rintih Marcell saat ia terbangun dan langsung melihat Maria yang sedang terlentang di sofa

"Jangan banyak gerak nak, Maria baik-baik saja. Dia hanya shock melihatmu" Giswa menghampiri putranya yang tersadar

"Cell.. Gimana keadaan lo? Maaf, baru jengukin lo hari ini" Sahut Gavin tiba-tiba

"Gavin? Kapan lo datang kesini?" Sahut Marcell terkaget

"Dia tiba-tiba datang saat Maria jatuh pingsan. Untung saja dia datang di waktu yg tepat" jelas Giswa

"Nak tante minta tolong, jaga kedua anak tante. Maria dan Marcell. Tante mau keluar panggil perawat memeriksa keadaan Marcell" sahut Giswa

"Iya tan" jawab Gavin penuh keheranan dengan ucapan bunda Marcell

"Gimana keadaan lo bro?" Sahut Gavin menghampiri Marcell

"Ya beginilah. Lo apakabar udah nikah?"

"Haha ternyata berita gue nikah udah tersebar luas di kampus. Pasti geng gue yg nyebarin nih"

"Istri lo gimana? Cantik? Kenalin dong" usil Marcell

Gavin terdiam sejenak memikirkan Maria yang sedang masih terlelap dalam pingsannya. "Iya, dia sangat cantik" lanjutnya

"Boleh dong dikenalin hehehe"

"Nanti-nanti ajalah, tapi awas lo kalau naksir. Gue bakal tusuk mata lo pakai pentul"

"Hahaha galak amat. Sanslah, nggak mungkin gue suka sama istri orang"

"Ehh, Cell. Gue mau tanya tentang lo dan Maria. Kalian saling kenal? Kalian sepupuan? Tadi ibu lo bilang untuk ngejaga kedua anaknya" tanya Gavin pada Marcell. Ia sungguh sangat penasaran tentang Maria dan Marcell

"Iya gue kenal dengan Maria. Kalau mau tahu aku dan Maria hubungan apa, tanya langsung aja ke dia. Gue gak berani ngomong"

"Terus kenapa lo seolah-olah nggak saling kenal? Maksudnya lo nggak berani dengan Maria? Bukannya waktu itu, kau yg memaksa Maria untuk bernyanyi"

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang