10

173 6 0
                                    

Di dalam suatu restoran, ada sekumpulan cowok sosialita berkumpul, siapa lagi kalau bukan si geng charming boys. Setiap hari pasti mereka sempatkan untuk berkumpul.

"Btw, belum ada nih yg bisa deketin Maria" sahut Matthew

Gavin kaget dengan perkataan Matthew, dia sudah lupa dengan permainannya sendiri. "Gue cabut deh permainan gue" ucap Gavin

"Kenapa? Lo takut jadi budak kita?" Ejek Axel

"Nggak, hanya saja gue pikir gue ini jahat pada cewek itu. Dia tidak pernah cari masalah dengan gue, lalu gue sendiri jadiin dia sebagai bahan taruhan" sebenarnya ia mencabut permainannya karena Maria adalah tunangannya yang berarti Maria akan menjadi istrinya. Bukankah itu tidak etis, menjadikan calon istri sebagai taruhan untuk orang lain.

"Biar lo gak buat taruhan ini, gue tetep ngejar Maria" ujar Jedster

"Lo ngapain sih ngejar-ngejar Maria. Dia gak suka sama lo. Percuma banget tau nggak, lo tuh sama aja dengan menyelami dasar lautan tanpa bantuan alat. Lagian dia udah punya cowok"

Semua temannya menatap Gavin penuh keheranan dengan celotehannya tentang Maria.

"Lo kenapa sih? Lo suka sama Maria? Itu sebabnya lo larang gue ngejar Maria. Lo sadar diri napa, lo udah punya tunangan gak usah suka sama orang lain" ucap Jedster dengan nada tinggi

"Dan gue gak peduli sama sekali kalau dia udah punya cowok atau tidak, Maria tetap menjadi tujuan gue" lanjutnya dengan perkataan penuh penekanan

"Lo tau darimana kalau dia udah punya cowok?" Tanya Axel

Gavin terpojok dengan perkataan teman-temannya. Dia harus bilang apa? Apakah ia harus memberitahu bahwa Tunangannya itu Maria. Seketika ia ingat di suatu hari dimana ia melihat Maria

"Gue pernah datang ke suatu kafe, ia menyanyi di kafe tersebut. Lalu waktu itu sebelum ia menyanyi ia berkata kalau dirinya akan bernyanyi untuk kekasihnya" jelas Gavin

"Apa? Maria seorang penyanyi kafe? Jadi sebelum kejadian si Marcell maksa-maksa Maria buat nyanyi lo udah tahu kalau Maria itu jago nyanyi?" Tanya Matthew

Gavin mengangguk.

"Terus kenapa lo nggak cerita sama kita? Lumayan bisa jadi berita angkatan" ucap Axel

"Nggak penting menurut gue"

"Kira-kira siapa yah cowok wanita beku itu?" Tanya Axel sambil menyilangkan kedia tangannya

Gavin hampir lupa ingin mencari tahu kekasih Maria. Ia ingin tahu sebagimana menariknya cowok tersebut hingga bisa membuat seorang Maria yang jutek luluh kepadanya. Namun pertama yang ia harus lakukan adalah membuat Jedster menghindari Maria. Baginya Jedster adalah bahaya besar, ia sangat tahu bagaimana sifat Jedster yang sangat ambisius.

***
Maria berjalan memasuki kelas dengan bantuan dari Yura, kakinya belum sembuh karena menginjak pecahan-pecahan gelas. Perban dikakinya masih tertempel. Jedster langsung datang menghampiri Maria untuk membantunya namun Maria mengacuhkannya dan memilih tetap dibantu oleh Yura.

"Sini gue bantu Mar, kasihan Yura pasti dia udah capek menopang lo" ucap Jedster bersikukuh menawarkan bantuan pada Maria

"Apaan sih lo? Gak usah sok peduli terus deh. Gue gak butuh bantuan dari lo" ketus Maria

"Udah deh Jed, gak usah buat ribut dikelas" ucap Yura

Jedster akhirnya mengalah membiarkan Yura membantu pujaannya. Di tempat duduknya, Gavin hanya diam menatap sekilas Maria.

Saat Maria sudah duduk notifikasi chat WA nya bunyi.

From : *

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang