7

150 7 0
                                    

2 hari berlalu setelah hari yang penuh dengan kejadian diluar pikiran Maria, pertama Marcell bernyanyi menyindir dirinya, Marcell memaksanya bernyanyi, Jedster meninju Marcell, mereka berciuman, dan hal yang paling konyol Yura mencoba mendekatkan Maria pada Marcell yang telah menjadi sepasang kekasih.

Jam 17.46 Maria tiba di kostnya dan mendapatkan mama dan ayah tirinya yang sedang menunggunya. "Ada apa?" Ketus Maria

"Ikut kami sekarang" balas Emma

"Untuk apa? Mau membunuh ragaku? Aah.. Baguslah, karena aku tersiksa dengan ragaku yg masih hidup sedangkan jiwaku telah lama mati"

"Aku tidak mau berdebat lagi denganmu Maria, ganti pakaianmu sekarang"

"Tidak usah atau aku tidak akan pergi"

Emma menghela nafas dan berfikir melihat penampilan Maria. 'Lebih baik berpenampilan seperti itu saja daripada dia tidak ikut. Ini kesempatan selagi Maria tidak berubah pikiran' batin Emma

"Baiklah"

Dengan pakaian yang ia kenakan ke kampus, Maria ikut bersama Mamanya.

Dengan pakaian yang ia kenakan ke kampus, Maria ikut bersama Mamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia tiba di depan restoran Italy. Tak ada sama sekali yang dipikirkan Maria. Tangan Emma langsung memegang tangan Maria dengan erat dan tak ada perlawanan dari Maria untuk melepaskan tangan mamanya

Mereka masuk dalam private room dengan makanan yang banyak terhidang di atas meja. Mereka duduk tanpa adanya obrolan, tak lama kemudian datang seorang wanita yg tampak seperti seumuran dengan Emma dan seorang Pria yang tampak seperti seumuran dengan George. Keduanya langsung disambut hangat oleh Emma dan George. Maria hanya duduk diam dengan wajah tanpa ekspresinya.

Emma yang melihat tingkah anaknya langsung meminta izin menyuruh Maria menemaninya ke toilet.

"Apa yang kamu lakukan, sapa mereka! Tersenyumlah sedikit" sahut Emma dengan nada yg datar

"Itu tamu kalian, bukan urusanku dong"

"Jika kau tidak bisa bersikap didepan mama dan ayah setidaknya jaga sikapmu di hadapan mereka"

"Untuk apa kalian mengajakku dengan pertemuan tidak penting kalian"

"Kau akan tahu nanti, apapun itu semuanya harus kau setujui. Jika tidak kekasihmu itu akan menanggung akibatnya" ancam Emma dengan berbisik di telinga Maria

"Apa maksudmu? Apa-apaan kau menyangkut pautkan Marcell disini. Jika kau berani menyentuh dan menyakiti Marcell maka seumur hidupku tidak akan pernah memaafkanmu dan sangat membencimu. Tidakkah kau puas dengan kebencianku padamu?"

"Maka dari itu terima saja semuanya nanti" Emma menatap Maria dan kemudian keluar dari toilet meninggalkan Maria.

Maria menatap mamanya sekejap dan kemudian mengikutinya kembali dari belakang.

"Maaf, membuat kalian menunggu" sahut Emma dengan senyuman semringahnya

"Ah.. Tidak apa-apa. Hai Maria.." Sapa Wanita teman Emma kepada Maria

Maria hanya membalasnya dengan senyuman terpaksa.

"Oh iya, mana anakmu Samantha?" Tanya Emma

"Sebentar lagi dia akan tiba, tadi dia jalan-jalan dengan temannya sepulang kuliah dan lupa bahwa ada acara malam ini"

Acara? Acara apa? Pikir Maria, acara yang hanya dihadiri beberapa manusia saja. Maria tidak peduli dengan omongan tidak masuk akal orang-orang tersebut. Ia menundukkan kepalanya sembari mengirimi pesan pada Marcell. Rambut panjangnya yang terurai menutupi wajah cantiknya sebagian.

"Nah itu dia" ucap Samantha melihat anaknya yang berjalan menghampirinya

Maria lagi-lagi tidak peduli dengan kedatangan anak wanita itu, dan ia tersenyum kecil sesekali menutup mulutnya menyembunyikan bahwa ia tersenyum lebar karena pesan-pesan dari Marcell.

"Ini dia calon istrimu" Samantha memegang bahu Maria yang tertunduk memegang hpnya.

Maria tersontak mengangkat kepalanya dan menatap wanita yang disampingnya itu dengan wajah yang kaget dan tidak paham yang dikatakannya.

"Maria?" Ucap seorang lelaki kaget, yang tak menyangka bahwa perempuan ia lihat adalah Maria

Maria mengalihkan pandangannya dari Samantha ke lelaki yang menyebut namanya. "Gavin?" Maria tak kalah terkegut melihat sosok orang yang ia tak suka berada dihadapannya

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang