13

136 3 0
                                    


Perjalanan yang membosankan dan melelahkan bagi Maria. Ia tiba disuatu hotel bintang 5 dan sekaligus yang akan menjadi saksi bisu pernikahannya besok.

"Sayang" panggil seseorang pria paruh baya dari belakangnya

Maria berbalik "paman Adam?" Sahut Maria sambil menyeritkan alisnya

Sosok yang sama persis dengan ayah kandungnya, air matanya lagi tak terbendung, langsung saja tumpah membasahi pipinya saat ia melihat pria tersebut.

Adam langsung memeluk Maria, dan air matanyapun ikut jatuh kala ia memeluk Maria. Rindu paman kepada keponakannya dan rindu keponakan pada pamannya bertemu. Semenjak ayah kandungnya meninggal dan mamanya telah menikah,keluarga dari ayahnya tak pernah lagi berkunjung menjumpai Maria.

"Kenapa paman disini?" Tanya Maria  saat ia melepas pelukannya

"Menghadiri pernikahanmu sayang, mana mungkin kami tidak menghadirinya. Kami sangat rindu padamu" ucap Adam sambil mengusap kepala keponakannya

"Jadi semua tahu?"

Adam mengangguk.

Wajah Maria menjadi benar-benar suram seperti mayat hidup. "Paman.. Maria tidak ingin menikah dengan lelaki itu" air mata Maria kembali jatuh

"Hussh, mamamu nanti mendengarnya" ucap Adam sambil mengusap air mata Maria yang berjatuhan

"Mari kutemani kau menaruh barang-barangmu, setelah itu kita bertemu dengan yang lainnya. Tante dan paman yang lain menunggumu di kamar paman, mereka ingin berbicara padamu"

Maria berjalan ditemani sang paman dan terdiam mendengar perkataan Adam, terdengar seperti sesuatu yang serius untuk dibicarakan.

"Kalau tidak salah kau sekamar dengan si kembar" ucap Adam

"Benarkah? Tiara dan Tiana? Mereka ikut juga? Iih.. Dasar pengacau" sahut Maria dengan gemas mendengar ia sekamar dengan si kembar sepupunya.

Adam tertawa mendengar ucapan Maria.

***

"Tante yakin mau nikahin Gavin sama perempuan kayak dia? Dia itu kejam tan, tante nggak lihat waktu Grace mencoba menyapanya dia hanya menatap Grace dengan sinis. Dan waktu di pesawat dia menyuruh orang lain duduk di tempatnya dan saat Grace mengajaknya bicara dia malah menutup telinganya dengan headphonenya. Apa itu sopan? Apa itu baik? Kok tante mau-maunya sih nikahin Gavin dengan dia.
Tante, Gavin itu gagah, populer. Masih banyak cewek yang bisa disandingkan dengan dia. Apa hebatnya sih cewek tidak tau diri itu?" Celoteh Annie pada Samantha, ia menolak sepupunya menikah dengan Maria karena menganggap Maria tidak tahu diri dan tidak punya perasaan,

"Sudah kultumnya?" Sahut Samantha

Annie mengangguk.

"Ada banyak yang tidak bisa dijelaskan Annie, Maria tidak seperti yang kau lihat. Dia sudah berubah sekarang, dia berubah karena kondisi dalam keluarganya. Anak itu tidak bahagia, aku bisa melihat sejuta kesedihan dimatanya meski ia tak menampakkannya.
Maria anak dari sahabat pamanmu, salah satu alasan kami menikahkan Maria dengan Gavin adalah untuk menyelamatkan aset perusahaan almarhum Serkan dari perusahaan asing. Lagipun pamanmu dengan almarhum ayah Maria pernah mengatakan untuk menjodohkan mereka"

Annie menyeritkan keningnya, ia masih belum sepenuhnya paham dengan penjelasan Samantha. Ia ingin bertanya, namun ia tidak yakin bahwa Samantha akan menjawabnya dan memberinya penjelasan lebih.

***

Di tempat lain, Maria disambut meriah oleh keluarga ayahnya. Benar-benar sambutan yang hangat. Satu-satu merebut Maria untuk dipeluk, mereka melepas kerinduan satu sama lain. Seluruh saudara dan saudari ayahnya berkumpul. Namun rasanya ada yang kurang, ia tak melihat sosok yang ia sangat rindukan.

Unexpected LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang