10. Step

1.5K 265 36
                                    



Dan jika dandelion itu mampu menyampaikannya

Maka biarku terus meniup

Agar kau tahu bahwa rindu ini terlalu memenuhiku

.

.

.

Maka jika kau tahu bahwa bertemu denganmu akan membuatku terjatuh, kau pikir aku akan memilih untuk tak bertemu denganmu? Tidak, yang aku inginkan adalah kau mengulurkan tanganmu untuk membuatku berdiri kembali.


__The Wind for Dandelion Chapter 10 "Step"__

Suara hela napas terdengar begitu mengusik, sosok dengan pakaian sutera merah bersulam emas itu tampak gelisah dengan jari mengetuk meja beberapa kali. Lelaki berumur tak muda lagi itu menutup matanya perlahan lalu kembali mendesah kasar.

"Kapan utusan dari China tiba?"

"Sore ini mereka akan tiba dan besok penobatan pangeran sebagai putera mahkota harus dilaksanakan."

Lelaki itu mengangguk pelan atas pernyataan Jenderal Kim, ia hanya kembali memasrahkan diri tentang keputusan ini. Pengangkatan pangeran sebagai putera mahkota memanglah atas dasar persetujuannya, namun hal itu dilakukan atas desakan sebagian besar para pejabat istana. Sekali lagi ia harus membuat keputusan agar pertumpahan darah tak terjadi dan nyawa rakyatnya tetap dalam keadaan aman. Namun, harapan tentang kembalinya putera mahkota yang sesungguhnya, yang ia tahu akan menimbulkan pertentangan masih begitu besar.

"Kau memiliki rencana?"

"Untuk saat ini belum dan fraksi timur akan berdiam diri sementara waktu, namun saya yakin akan ada rencana dalam waktu dekat ini."

Raja mendongak menatap Jenderal Kim, "Aku mengharapkanmu dan juga..."

Raja tiba-tiba saja berdiri ia tampak mengambil sesuatu dari lemari yang berada di sampingnya, lalu kemudian berjalan menyerahkan sebuah benda kepada Jenderal Kim.

"Jika ia berubah pikiran, gunakan ini untuk kembali."

Jenderal Kim menerima lencana putera mahkota itu dan kemudian menunduk hormat, "Saya akan membuatnya kembali, Yang Mulia. Garis takdir telah memilihnya sebagai pemegang tahta negeri ini."

.

.

.

Kembali seperti rutinitas sebelumnya, kesibukan dari bagian kehidupan istana terasa begitu jelas. Suara air mendidih, asap mengepul dan aroma yang memikat adalah hal yang tak bisa lepas dari tempat ini. Begitupula dengan Ryu Sujeong yang kini tampak menyajikan beberapa makanan untuk seluruh anggota kerajaan.

Sekali lagi ia menarik napas dalam, menatap sekitar sebelum menuangkan racun ke dalam makanan raja. Gadis itu melakukannya dengan cepat dan berjalan ke tempat lain.

"Dayang Ryu!"

Sujeong segera berbalik menatap dayang Han yang kini mendekatinya.

"Pangeran menginginkan kau membawa makanan untuknya," ucapan dayang Han membuat Sujeong menaikkan alisnya.

"Saya?"

The Wind for Dandelion ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang