Sepertinya kita tak bisa melihat dandelion itu bersama
Maafkan aku
.
.
.
"Pengawal Park?"
Gadis itu membulatkan matanya menatap sosok lelaki yang entah sejak kapan berada di sana. Bibirnya bergetar takut ketika pandangannya bertubrukan dengan lelaki yang merupakan orang terdekat dengan putra mahkota. Park Jimin di sana, menetapnya dengan pandangan yang sungguh menakutkan.
"Itu- sejak kapan kau b-berada di sini?" tanyanya sedikit gagu.
Jimin maju selangkah membuat Sujeong memundurkan tubuhnya, "Sejak awal Anda mengendap keluar dari pavilliun," jawabnya dengan datar dan hal itu semakin membuat Sujeong bergetar takut.
"Berarti-"
Namun sebelum Sujeong melanjutkan perkataannya, lelaki itu menaruh telunjuknya ke depan bibir, "Saya sudah mendengar semuanya. Sekarang jangan mengatakan apapun, jangan mengangguk ataupun menggeleng dan jangan menanyakan apapun. Tetaplah diam!" ujarnya membuat Sujeong mengerutkan dahi tak mengerti.
Namun gadis itu hanya menurut, ia terdiam membiarkan Jimin kembali melangkah mendekatinya. Lelaki itu kemudian menyodorkan kain kecil pada Sujeong.
"Bersihkan darah Anda. Kembalilah ke pavilliun, jangan sampai ketahuan! Saya harus pergi ke suatu tempat," ujarnya meninggalkan Sujeong yang terpaku atas sikap Jimin yang tak ia mengerti.
"Apa maksudnya?"
__The Wind for Dandelion Chapter 20 "Cryptic"__
"Kerahkan beberapa pasukan ke Sungkyungwan!" ucapan Jimin membuat seseorang yang memiliki pangkat beberapa tingkat di bawahnya itu tak mengerti.
"Sungkyungwan?"
Jimin menghela pelan mengambil pedangnya lalu berbalik pada lelaki itu, "Tuan Kim Seokjin, anak jenderal Kim dan kakak angkat putra mahkota dalam bahaya. Selamatkan dia!"
Orang itu langsung menunduk hormat, "Baiklah, saya mengerti."
"Baguslah, lakukan dengan baik! Aku akan ke tempat lain!"
"Anda akan kemana tuan?"
"Untuk menyelamatkan yang lainnya," ujarnya lalu keluar dari tempat penyimpanan senjata itu, ia segera mengambil kudanya lalu memacunya keluar dari istana. Lelaki itu mempercepat laju kudanya dengan mata fokus menatap ke depan, menabrakkan dirinya pada angin dingin yang berhembus.
Cukup beberapa menit untuknya hingga tiba di kediaman Jenderal Kim, penjaga yang telah mengenal Jimin dengan segera membukakan pintu untuk lelaki itu.
"Siapa saja di dalam?" tanya Jimin.
"Nyonya Kim, Nona muda dan beberapa pelayan."
"Bagaimana dengan Jenderal Kim?"
"Beliau tak ada."
"Lalu dimana nona Jiyeon?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wind for Dandelion ✅
Fanfiction[HISTORICAL FANFICTION] Kami hanya manusia yang mampu menggoreskan kisah dalam kertas takdir yang telah disediakan oleh Tuhan. Kami bukanlah dewa yang memilih takdir untuk kami jalankan. "Aku telah memilihmu untuk menetap dalam bilik hatiku, maka te...