Hingga saat hari itu terjadi
Aku mulai menyadari bahwa
Aku telah salah memilih jalan
.
.
.
Kepala masih tertunduk dengan segelumit pikiran yang semakin mengakar, ada hal yang membuatnya mengernyit bingung, yang ia ketahui rencana selir heebin tak seperti ini. Bukan sebuah pemberontakan untuk menghunuskan pedang satu sama lain, memperebutkan tahta yang sedang kosong dengan pertumpahan darah nyata. Yang selir heebin rencanakan adalah mengambil tahta itu secara diam-diam melalui dirinya.
"Putri Mahkota!"
Suara panggilan itu membuatnya seketika mendongak, menatap dengan tatapan terkejut. Putra mahkota menghela pelan lalu mendekatkan wajahnya, "Jangan khawatir! Semuanya akan baik-baik saja."
"Tidak, semuanya tak akan baik-baik saja."
__The Wind for Dandelion Chapter 18 "Trap"__
"Pemberontakan?" wanita itu menjengit kaget, matanya melebar tak percaya mendengar perkataan dayang Lee kepadanya. Bagaimana bisa fraksi barat melakukan hal ini tanpa persetujuan darinya.
Selir heebin menggelengkan kepalanya pelan, menyayangkan sikap mereka yang terlalu gegabah.
"Siapa yang memimpin pemberontakan?"
"Pangeran Jangjun."
Pandangannya semakin melebar mendengar nama anaknya. Ia yakin anak itu kini sedang gelap mata, dikuasai rasa cemburu akan sosok Sujeong –dayang sialan yang kini berada di sisi putra mahkota.
"Aku tak menyangka dayang itu sangat mempengaruhi pangeran hingga bertindak gegabah seperti ini. Bagaimana bisa dayang itu membuat pangeran yang sejak dulu tak memiliki minat dengan tahta, kini melakukan pemberontakan besar-besaran?"
Wanita itu menghela pelan dengan tatapan tajamnya tak lepas memberi kesan kelam dalam dirinya.
"Lalu apa yang direncanakan putra mahkota?"
"Saya kurang tahu tentang hal itu, namun seluruh pejabat dari fraksi timur kini berkumpul di pavilliun putra mahkota termasuk Yang Mulia ratu."
"Bagaimana dengan dayang itu?"
"Dia belum keluar dari pavilliun putra mahkota sejak upacara pemakaman berakhir."
Selir heebin menyunggingkan senyum mendengar hal yang sangat menguntungkan itu. Selama gadis itu tak mengkhianatinya dan tak memilih mati mengenaskan, semua rencananya akan berjalan sempurna. Ia yakin dayang penakut itu tetap berada di jalannya, tanpa memilih berputar balik mendekati ajalnya.
Dayang Lee pun berdehem pelan, "Apa yang Anda akan lakukan, Yang Mulia? Menggunakan rencana sebelumnya atau mengikuti rencana pangeran?"
"Kita ikuti dulu rencana pangeran. Jika rencana itu terancam gagal, maka kita gunakan rencana sebelumnya," selir heebin kemudian berdecak pelan, "Setidaknya, dayang itu masih sangat berguna."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Wind for Dandelion ✅
Fanfiction[HISTORICAL FANFICTION] Kami hanya manusia yang mampu menggoreskan kisah dalam kertas takdir yang telah disediakan oleh Tuhan. Kami bukanlah dewa yang memilih takdir untuk kami jalankan. "Aku telah memilihmu untuk menetap dalam bilik hatiku, maka te...