15. The Moon

1.5K 259 82
                                    



Satu kata menggambarkan keadaanku

"Dilema"

Dirinya untuk hidupku

Dirimu untuk bahagiaku

.

.

.


"Kau salah, aku berhak," ujarnya mantap. Lelaki itu lalu tersenyum menyeringai, memandang pangeran remeh.

Pangeran menaikkan sebelah alisnya merasa aneh dengan kalimat itu, "Apa maksudmu?"

"Dengan ijin kepala istana, Yang Mulia Ratu. Aku telah menunjuk Ryu Sujeong sebagai... puteri mahkotaku."

Kedua pasang mata itu terbelalak mendengar ucapan Taehyung, perlahan tangan Jangjun melepaskan Sujeong membuat Sujeong kini tertarik ke arah Taehyung.

"Bagaimana mungkin? Puteri mahkota harus dipilih melalui pemilihan!" ucap pangeran dengan tubuh yang telah bergetar emosi.

"Kau harus ingat bahwa pemilihan puteri mahkota adalah keputusan Yang Mulia Ratu!" balas Taehyung tak kalah ketusnya, "Dan aku mendapat izinnya untuk memilih puteri mahkotaku sendiri."

Lelaki itu kemudian berbalik sembari menarik Sujeong mengikutinya, meninggalkan pangeran yang sedang berkecamuk dalam berbagai perasaan.

"KASIM NAM!"

"Ya, Yang Mulia!"

"Aku harus menemui ibuku. Sekarang!"


__The Wind for Dandelion Chapter 15 "The Moon"__

Langkah tergesa-gesa yang sedikit dipaksakan, gadis yang ditarik untuk tetap berjalan itu hanya bisa menundukkan diri merasa risih dengan tatapan para dayang lain padanya. Taehyung terus saja membawanya dan kini memasuki salah satu pavilliun di sana. Hingga kemudian Taehyung tiba-tiba terhenti menatap seorang lelaki yang nampak seperti seorang pengawal, "Aku ingin bicara berdua dengannya! Jangan sampai para dayang dan kasim mendengar!"

"Ya, saya mengerti Yang Mulia!"

Jimin menunduk hormat dan membiarkan kedua orang itu memasuki salah satu kamar dalam pavilliun itu. Taehyung kemudian menghentikan langkah dan berbalik menatap Sujeong lamat, ia lalu tersenyum tipis pada gadis itu.

"Kau baik-baik saja 'kan?"

"Tidak, Yang Mulia."

Sujeong mengangguk pelan, "Ya, Yang Mulia."

Taehyung melebarkan senyumnya lalu menarik gadis itu mendekapnya erat, "Aku merindukanmu! Sangat merindukanmu!"

Sujeong menutup matanya merasakan kehangatan yang menjalar hingga hatinya, rasa nyaman saat lelaki itu memeluknya membuatnya tak ingin kehilangan kehangatan lelaki itu.

"Kau mengatakan bahwa kau tak bisa keluar dari istana, maka aku tak masalah melawan egoku agar kembali masuk ke dalam istana. Untukmu dan juga rakyat joseon."

Sujeong membuka matanya, mendorong pelan lelaki itu hingga akhirnya pelukan itu melonggar membuat mereka bertatapan dalam jarak yang dekat, "Saya masih tak mengerti, Yang Mulia."

The Wind for Dandelion ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang