22. Waiting

1.2K 224 32
                                    


Aku bernyanyi bersama sepi

Tapi mengapa sepi tak kunjung berubah?

.

.

.


Menatap dengan pandangan tajam setiap gerakan yang dilakukan para dayang, giginya tampak bergemeletuk namun ia masih menampakkan wajah angkuhnya. Selir heebin akan diusir keluar istana, itulah yang akan terjadi beberapa saat ke depan, namun wanita itu sepertinya tak habis akal untuk mencoba menghancurkan orang-orang yang menghalangi jalan pangeran menjadi raja Joseon. Tapi sampai kapan wanita itu terus angkuh padahal dirinya sudah terinjak dengan kenyataan fraksi barat telah hancur dan pangeran berada dalam masa hukuman?

Dayang Lee kini menatap selir heebin dari belakang mencoba mengerti apa arti tindakan wanita tua itu. Kenapa ia membiarkan Sujeong tertuduh? Apakah wanita itu tak takut semua kejahatannya dibongkar oleh gadis yang nampaknya mulai melakukan pemberontakan akhir-akhir ini?

"Saat Anda meminta saya untuk mengatakan kepada para pembunuh bayaran itu mengenai apa yang harus mereka lakukan jika tertangkap. Sampai sekarang saya belum mengerti apa maksud Anda, Yang Mulia. Kenapa Anda menempatkan Ryu Sujeong sebagai tertuduh?"

"Gadis itu sangat mudah takut. Dia akan membenarkan tuduhan itu dan... bukannya hal itu terbukti pagi ini?"

"Tapi-"

"Lagipula gadis itu sudah tak berguna lagi. Tak usah banyak berbicara! Sekarang kau punya tugas baru sebelum pindah ke bagian baru istana."

Dayang Lee menaikkan alisnya tak mengerti.

"Buatlah seolah-seolah, putra mahkota bunuh diri karena gadis itu. Temui cenayang Hwi. Dengan begitu, pangeranlah yang akan naik tahta."

"Melakukan sihir jarak jauh membutuhkan tumbal. Sebelum melakukan ritual mereka akan meminta tumbal dan setelahnya setiap tahun itu akan terjadi, jika suatu saat Anda gagal membawa tumbal maka Anda sendiri beserta keturunan Anda yang akan mati! Anda tahu hal itu dan tak pernah melakukanya. Kenapa Anda melakukan hal ini, Yang Mulia?"

"Setelah kupikir, hanya satu gadis setiap tahunnya, itu bukan perkara yang sulit. Kau cukup melakukan perintahku dan membawa seorang dayang bersamamu malam ini."

Selir heebin memperbaiki penampilannya lalu berbalik menatap dayang Lee.

"Aku ingin mengunjungi anakku sebelum benar-benar keluar dari istana."


__The Wind for Dandelion Chapter 22 "Waiting"__

Wajah yang tampak mengusam dengan pakaian putih yang lusuh, lelaki itu duduk bersilah dengan mata menatap ke depan. Saat sebuah langkah terhenti di hadapannya, ia mendongak pelan mendapati sosok wanita setengah baya yang berdiri tersenyum padanya.

"Ibu?"

"Putra mahkota keterlaluan. Bagaimana bisa dia membiarkan adiknya seperti ini?"

Pangeran tak menjawab, ia kini menatap pakaian ibunya yang tak lagi dihiasi pakaian kebesaran bersulamkan perak itu.

"Ibu akan keluar dari istana hari ini?"

The Wind for Dandelion ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang