Aku menunggu saat dandelion itu menunjukkan bunganya
Akankah kita bisa melihatnya bersama?
.
.
.
Semuanya tak berjalan sesuai kehendak pangeran Jangjun, ia tak pernah menduga bahwa pemberontakkan yang mereka rencanakan menjadi taktik putra mahkota untuk mengepung mereka. Ia menyesalkan hal ini, sungguh teramat sangat. Mendengar bahwa para menteri di fraksi barat melakukan tindakan menjijikkan itu sungguh membuatnya ingin menertawakan dirinya sendiri, bisa-bisanya ia bersekongkol dengan penjahat yang sudah merugikan negara?
"Wajahmu menampakkan penyesalan, pangeran Jangjun."
Suara berat putra mahkota membuat lelaki yang terikat di kursi kayu itu mendongak dengan angkuhnya, "Saya tak terlibat kasus mereka, jadi lepaskan!"
"Kau baru saja melakukan pemberontakan, kau lupa hal itu?"
Pangeran berdesis kesal menatap putra mahkota lamat.
"Kau akan tetap dihukum karena apa yang kau lakukan hari ini, setelah menjalani hukuman silahkan hidup di luar istana!"
"Apa?"
"Raja telah meninggal, selir heebin sudah tak memiliki hak tinggal di istana begitupula dirimu."
Putra mahkota mendekat lalu menundukkan wajahnya di hadapan pangeran Jangjun.
"Jadi hilangkan ambisimu! Karena Sujeong akan tetap menjadi milikku."
__The Wind for Dandelion Chapter 19 "Catch"__
Langkah kaki tegas terdengar membuat gadis yang sedari tadi terduduk diam di ruangan kebesaran putra mahkota kini menoleh. Tepat saat pintu terbuka, Sujeong beranjak berdiri lalu membungkuk hormat pada lelaki itu.
"Anda sudah kembali?"
Taehyung tersenyum tipis, ia mendekati gadis itu lalu memeluknya, membuat kasim dan dayang sontak memalingkan wajah.
"Apa yang terjadi?"
"Aku hanya ingin memelukmu! Kenapa aku begitu merindukanmu padahal belum beberapa jam aku tak melihatmu?"
Ucapan putra mahkota membuat senyum gadis itu tersungging dengan hati bermekaran, kalimat yang membuat wajahnya seketika memerah. Taehyung melonggarkan pelukannya lalu menatap gadisnya intens.
"Kau pasti bosan di sini terus sendirian. Maaf, aku hanya ingin kau aman di sini."
"Saya mengerti hal itu, Yang Mulia. Tak usah terlalu memedulikan saya."
"Bagaimana bisa kau mengatakan hal itu? Aku sangat peduli padamu."
Sujeong kembali tersenyum lalu menunduk tak mampu menatap lelaki di hadapannya terlalu lama. Jantungnya kini berdebar sangat keras hingga rasanya akan meledak saat ini juga.
"Ingin berjalan-jalan?"
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wind for Dandelion ✅
Fanfiction[HISTORICAL FANFICTION] Kami hanya manusia yang mampu menggoreskan kisah dalam kertas takdir yang telah disediakan oleh Tuhan. Kami bukanlah dewa yang memilih takdir untuk kami jalankan. "Aku telah memilihmu untuk menetap dalam bilik hatiku, maka te...