SEPULUH
3 jam kemudian, mereka akhirnya sampai di Bali, tapi arik masih tetap tertidur dengan mulut yang terngangap, dan kepala yang tersandar ke belakang. Sedangkan altris berdiri mengambil tas yang ia letakkan di atas. Lalu arltris melempar ransel arik yang berisi alat-alat kecantikannya, seperti pelembab kulit, sunblock, make up, bedak, lipstick, dan beberapa aksesoris lainnya, altris melemparnya sampai mengenai perut arik.
"aduhh" arik meringis kesakitan dan terbangun, lalu melihat tasnya yang berada tepat diatas perutnya, terlihat juga altris sudah beranjak keluar dari pesawat. Arik pun bangun dan mengejar altris.
"eh, lo ngapain seenaknya lempar tas gue? Nanti make up gue pecah semua gimana? Lo mau beliin?" arik kesal dengan altris karena ia mengira bedak, dan satu set make upnya akan pecah. Lalu arik merogoh kedalam tas dan melihat kondisi make upnya. Baik baik saja.
Mereka berjalan bersama untuk mengambil koper mereka masing-masing.
"ini serius bali kan?" tanyanya tak percaya sembari menunggu kopernya keluar.
Altris tak menjawa dan masih fokus dengan headsetnya. Arik memutar bola matanya.
"gue harus seminggu disini sama cowok kayak dia, gue harap sih bisa hidup ya kayak gini" desisnya. Lalu koper mereka keluar dan mereka mengambilnya. Lalu berjalan keluar bandara.
Seseorang menunggu mereka dengan memegang banner kecil yang berisi nama "Altris dan Arik". Altris melihat pria itu, terlihat umurnya setengah baya, bisa dibilang seumuran dengan papanya altris.
"Om Suastiastu" ucapnya. Altris dan arik menjawab salamnya sembari mencakupkan tangan. "om suastiastu"
"mas Arik? Dan mbak altris?" tanyanya.
"maaf pak, ketuker, yang bener itu mas Altris dan mbak arik. Tapi gak usah panggil saya mbak lah pak, panggil aja arik" sahut arik
"oh, namanya kayak cowok, makanya saya salah duga" sahutnya
"aslinya sih Arika pak.. hahahaha", Arik tertawa untuk berusaha mencairkan suasana. Tetapi altris hanya diam.
"baiklah, nah sekarang mas, sama nak arik, ikut saya" ucapnya
"nggih pak" jawab arik menggunakan bahasa Bali
Mereka lalu mengikuti pria itu menuju taksi. Sesampainya disana, pria itu memasukkan koper keduanya kedalam bagasi taksi. Dan mereka berdua masuk ke taksi itu.
"capek mas, nak arik?" tanya pria itu sambil menyetir
"enggak kok pak, malah enak tidur di pesawat, ini kali prtama saya ke Bali dan juga naik pesawat" sahutnya. Altris hanya bisa berdeham.
"rencananya mau liburan kemana nak?"
"gak tau sih pak, tergantung yang disebelah saya ini"
"oh, kalian bulan madu ya?"
"enggak" mereka berdua sontak menjawab dengan cepat, sehingga membuat sopir taksi itu terkejut, lalu melihat mereka berdua dari spionnya.
"oh, kalau bukan bulan madu? Cuma teman?" tanyanya lagi
"bukan teman sih, partner kerja aja sih pak" sahut arik.
Supir taksi itu mengangguk, lalu memfokuskan dirinya untuk menyetir dan mengantarkan altris dan arik ke villa tempat mereka menginap untuk beberapa hari kedepan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATRAPADO (Belum Direvisi)
Teen Fiction(vote+comment) Arik memerlukan uang! Dengan terpaksa dia menerima tawaran untuk menjadi pacar bayaran seorang homo yang ingin dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa oleh orang tuanya, karena ketahuan Homo. Tapi lambat laun Arik bukan lagi pacar bayaran. Apa...