FLIGHT

159 17 4
                                    

FLIGHT

"aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" teriak arik dengan girangnya saat ia sampai di bandara

"ah elahh biasa aja kali" kata altris sambil menarik koper menuju tempat penitipannya.

"oh ya, nyokap lo udah tau hal ini kan?" tanya arik yang berusaha menyamakan langkahnya dengan altris yang sudah keren melangkah dengan jaket kulit hitam dan dalaman kaos putih lalu dilengkapi dengan celana jeans denim warna hitam dan sepatu sneakers putih, apalagi ditambah topi putih membuatnya dikira artis korea, sehingga beberapa orang menatapnya mengiranya artis karena penampilannya yang mewah dan berkelas.

"udahlah, palingan juga udah nunggu mereka"

"Lah, suruh mereka pulang dulu. Kasian lagi nunggu"

"biarin aja, orang merekanya yang gak sabaran"

Mereka sampai di penitipan dan menaruh kopernya.

"ntar dulu" kata arik pergi menjauh dari altris dan duduk di lounge yang disana terdapat banyak orang sedang bersantai menunggu sambil memainkan posel mereka masing-masing.

Altris mengikutinya dibelakang lalu arik menoleh dengan ponsel yang sudah ia pegang dan ditempelkan di telinganya.

"ngapain lo ikutin gue?" tanyanya, altris membuang muka.

"orang gue mau duduk, siapa yang kuat coba berdiri sambil nunggu keberangkatan?"

Arik memutar bola matanya lalu kembali melangkahkan kakinya menuju lounge yang hanya berjarak 200 meter dari tempat mereka berdiri.

"girang gak jelas" desis altris sendiri sambil menatap arik yang asyik menelfon temannya dengan derai tawa.

Arik duduk di lounge sambil melipat kakinya.

"nana" sapa arik

"rik, sekarang lo balik ya?" tanya nana

"iya na, jemput gue ya"

"jam berapa kira-kira sampai?"

"sekitar jam 10 atau 11 lah, tapi standby aja jam 10"

"iya deh, tapi gue gak janji ya. Soalnya mbak dhea dikantor. Bagus kalo gue dikasih ijin, kalo gak ya kanggoin dulu"

Arik mendengus pasrah, lalu menurunkan kakinya dan mengayunkannya, wajahnya terlihat tidak senang.

"iya deh, tapi inget loh kalo gak bisa kabarin gue"

"iya, nanti gue kabarin onin juga, siapa tau dia bisa jemput lo"

"eh jangan! Ada nyokap sama bokapnya altris"

"lah, terus kenap suruh gue jemput?"

"biar ada alasan gue langsung pulang. Biar gak diajak mampir dulu ke rumah mereka"

"oh gitu, ya udah, gue usahain kesana. Tapi pasti mbak dhea ngotot minta undangannya. Tadi pagi aja baru nyampe gue langsung dipanggil lewat speaker"

"kenapa sih mbak dhea semangat banget dah kayaknya nerima undangan"

"biasalah rik, mbak dhea kan mau nyari-nyari design undangan juga"

"masa sih? Emang dia kapan?" tanya arik

"mana gue tau. Emang gue berani nanya ke dia"

ATRAPADO (Belum Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang