KISAH-NYA

207 22 0
                                    

KISAH-NYA

Ditengah perjalanan menuju tempat parkir motor, arik dan altris tidak mengatakan apa-apa lagi, arik mencoba bersikap biasa dan sibuk membolak-balik melihat hasil fotonya.

"kok jijik gue liat kayak gini ya?" desisnya bertanya pada dirinya sendiri saat melihat fotonya bersama altris.

"ini foto lo!" arik memberikan foto altris sendirian.

"keren" ucapnya sambil melihat fotonya sendiri.

Arik memutar bola matanya dan terlihat ingin muntah.

"iya, bajunya yang keren. Muka lo sih pasaran" jawab arik

Altris berhenti dan duduk disalah satu kursi panjang yang berjejer di tepi jalanan panjang pantai itu sambil melihat pemandangan pantai sanur dipagi hari. Arik menoleh dan ikut duduk disamping altris dengan zona sekitar 1 meter.

Lalu ia mengayunkan kakinya dan menatap pantai itu. Lalu memejamkan mata dan menghirup udara segar.

"gue harap Jakarta seger kayak gini, gue yakin gue gak bakalan minum alkohol karena udara segar ini" ucapnya dengan mata terpejam. Altris menatap arik, lalu kembali menatap laut.

"gue juga berharap seperti itu." Lanjut altris.

"gue kangen nyokap sama bokap lo"

Altris mengkerutkan alisnya. "jangan coba-coba rebut kasih sayang mereka dari gue! Lo harus sadar posisi lo"

Arik mendecakkan lidahnya dan menatap altris sinis. "liat aja nanti, yang dapet siapa"

"serah lu!" kata altris.

"lo dari kemarin serah lu lah, katrok lah, kayaknya lo Cuma bisa ngomong 2 kalimat yang unfaedah itu aja ya?"

"biarin" lanjut altris. Arik geram dan memperlihatkan tangannya yang dikepalkan.

"by the way, pas lo mabuk kemarin...."

"jangan kepo lo sama apa yang gue omongin!"

"ayolah ceritain, gue kepo sumpah" kata altris

"kenapa maksa banget dah lo?"

"sekali aja kali ah, anggap aja kita ini temenan"

"JANGAN..ADA..KIITAA DIANTARA LO SAMA GUE" jelas arik seperti menggaris bawahi kalimat itu.

"yaudah, anggap aja lo itu temenan sama gue" altris membenarkan kalimatnya. Arik mendecakkan lidahnya dan kembali mengayunkan kakinya.

"ya, gitu.. pahit, ntar, sebelum lo kepo dan gue ceritain semua kasus gue, lo harus ceritain juga kenapa bisa lo gay? Alasannya apa? Kasih tau gue biar gue enggak jijik sama lo. Kalo lo punya alasan yang tepat siapa tau gue enggak jijik lagi" kata arik

Altris mengkerutkan alisnya, lalu menghela nafas panjang.

"jangan anggap gue jijik kayak gitu! Gue bukan gay lagi!" altris membantah.

"makanya, lo cerita duluan.. dan gue pasti bakal ngertiin lo kok" lanjut Arik.

"oke, jadi gini.. gue dulu punya mantan pacar, namanya Jian. Gue sama dia hampir 4 tahunan. Sayangnya orang tua Jian gak ngerestuin karena Jian mau dinikahkan dengan konglomerat istri 3 dari Arab. Jian nolak mati-matian, Jian gak mau dinikahin sama konglomerat itu..." altris menggantung kalimatnya. Arik berdeham.

ATRAPADO (Belum Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang