H-2
Arik mondar-mandir didepan wcnya sambil melipat tangannya sesekali ia menggigit ujung jari ibunya kalau sudah merasa ada sesuatu yang tidak nyaman.
"cepetan eh!" teriak arik
"entarr~~~" sahut altris.
"buruannnn!!" arik sudah sedari tadi merasa sakit perut karena pagi tadi saat ia berbelanja ke minimarket, dan sebelum ke mini market ia melewati pasar dan melihat ada penjual rujak. Sontak ia tertarik dan ingin mencoba rujak khas Bali, yaitu Rujak Kuah Pindang. Tanpa ragu ia membeli rujak itu sebelum sarapan dan memakannya langsung ditempat itu. Apalagi arik adalah pecinta makanan pedas. Saat ditanya isi cabai berapa. Ia mengatakan 4 cabai merah.
Alhasil karena ia belum sarapan tapi sudah memakan rujak pedas dipagi hari, sekarang ia merasa perutnya seperti di tusuk-tusuk oleh ribuan jarum tajam. Bahkan keringat dingin mengalir disekujur tubuhnya.
Altris keluar dari wc dengan polosnya tanpa tau masalah arik. Arik dengan kesal bercampur sakit langsung menarik rambut altris dengan ganas agar menepi dari pintu itu.
"SAKIT!" altris meringis kesakitan sambil mengelus kepalanya yang terasa sakit dan menatap arik dengan tatapan sakit.
"bacot!" teriak arik yang sudah berada di dalam wc
Altris menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan terlihat bingun dengan tingkah arik.
"tuh anak kesambet apa si?" tanyanya
Saat altris ke dapur, ia melihat bahan makanan yang dibeli arik berserakan. Altris pun merapikannya dan mulai memasak bahan yang sudah disiapkan.
Selang beberapa menit kemudian arik keluar dari wc dengan wajah pucat dan keringat bercucuran, tangan kanannya memegang perut dan tangan kirinya memegangi gagang pintu. Altris melihat arik yang terlihat lemas dan wajahnya terlihat pucat langsung mematikan kompor dan berlari kearah arik yang mulai lunglai.
Altris langsung menangkap arik yang sudah lemas dengan wajah pucatnya itu, matany setengah terbuka, dan badannya dingin.
Altris panik dan langsung merangkul arik dan berlari keluar gang di villanya untuk ke jalan raya. Lalu menumpangi taksi.
J J J
Mata arik perlahan terbuka, yang pertama kali ia lihat adalah plafon putih, lalu perlahan ia menatap sekitarnya, dan terlihat altris yang sedang menggenggam tangannya dengan lembut sambil menundukkan kepalanya.
Arik menggerakkan tangan yang digenggam altris, altris pun sadar bahwa arik sudah siuman. Altris menghela nafas lega, dan menatap arik dengan penuh kekhawatiran.
"lo gak apa-apa?" tanya altris panik
Arik menggoyangkan lengannya seakan lengannya itu terasa pegal. Lalu altris melepas tangan arik.
"gue kenapa disini?" lirih arik
Altris mendengus sambil melipat kedua tangannya di dada.
"lo makan apa tadi pagi?" tanya altris, arik menatap kearah plafon menandakan bahwa ia mencoba mengingatnya.
"Rujak Kuah Pindang, terus cabenya 4" jawabnya. Altris menepuk jidatnya.
"goblok!" ucapnya
"goblok kenapa?" tanya arik yang kembali ke sifat aslinya, altris tersenyum dan mencubit pipi arik dengan gemas. Arik berusaha melepaskan cubitan yang menurutnya alay itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATRAPADO (Belum Direvisi)
Teen Fiction(vote+comment) Arik memerlukan uang! Dengan terpaksa dia menerima tawaran untuk menjadi pacar bayaran seorang homo yang ingin dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa oleh orang tuanya, karena ketahuan Homo. Tapi lambat laun Arik bukan lagi pacar bayaran. Apa...