KALI KEDUA

138 12 0
                                    

KALI KEDUA

Arik sudah bersiap dengan dress merah lengan panjang, dan high heels hitam, dengan rambut yang tergerai membuatnya terlihat cantik. Altris sendiri sudah siap dengan kemeja manset warna biru muda, dan celana cropped pants warna putihnya membuatnya terlihat sempurna, apalagi dengan tubuh yang tingginya 185 cm, membuatnya semakin terlihat bagaikan ciptaan Tuhan yang sempurna.

Arik yang menatap altris dari atas sampai bawah merasa bangga sekaligus kagum karena ia beruntung mempunyai pacar sesempurna altris.

"kenapa natap gue segitunya?" tanya altris sambil memakai arlojinya. Arik tersenyum sumringah. Lalu merapikan kemeja altris.

"lo itu sempurna, ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Gue gak berhenti bersyukur sama Tuhan, karena Tuhan terlalu baik sama gue" kata arik, altris tersenyum lembut, lalu menepuk kepala arik dengan pelan.

"gue bangga punya pacar yang selalu bersyukur, cantik, tapi sayang pendek" godanya, arik langsung memukul kecil dada altris, dan pastinya altris berakting lagi.

"cewek tingginya 163 lumayan kali, kalo lo mau nyari yang kayak tiang, itu yang jadi model lo itu cocok kok"

"lah, ngambek? Kalo ngambek-ngambek gue cium nih" goda altris

"udah ah, cium cium, yuk berangkat" ujar arik yang mendorong dahi altris yang mendekat karena bersiap dicium arik. Altris memanyunkan mulutnya dan menekuk wajahnya.

J J J

"jadi lo pernah gak rasanya pengen banget ke rumah?" tanya altris kepada arik. Arik menarik nafas, lalu menatap jalanan didepan.

"pernah sih, karena kalo misalnya jalan yang setiap hari gue lewatin macet, gue terpaksa lewat komplek rumah mereka, dan pengen banget gue rasanya turun, tekan bell, terus dibukain pintu sama mamah, terus pipi gue dicium, terus diajak masuk buat makan atau apa, tapi nyatanya meskipun gue sering lewat, gue gak pernah ketemu mereka"

"lo gak ngira mereka ngadopsi anak gitu?" tanya altris, arik tertawa terbahak-bahak, sesekali altris menoleh dan mengangkat bahunya.

"boro-boro ngadopsi anak, anak kandungnya aja dibuang, gimana nanti anak angkat, palingan Cuma buat dijadiin mainan sama mereka"

"lo kok gitu ngomongnya?"

"lah kenapa? Emang kenyataannya gitu"

"jadi rumah yang sebelah mana nih?" tanya altris saat mereka sudah memasuki komplek perumahan.

"lagi dikit, ini yang gerbang putih" tunjuk arik, altris pun meminggirkan mobilnya, lalu mematikannya.

Arik menarik nafas dalam, dan menelan ludah. Altris menatap arik, lalu memegang kedua bahu arik.

"ada gue, jangan takut" ujar altris, arik mengehembuskan nafasnya lalu mengangguk kecil dan tersenyum kepada altris.

Lalu mereka turun dari mobil dan lagi, tangan arik bergetar saat akan menekan bel, melihat hal itu, altris langsung menekan tombol dan bell terdengar dari dalam.

Perlahan pintu gerbang terbuka, dan terlihat seorang pria paruh baya memakai pakaian security berdiri didepan mereka. Mata satpam itu membulat melihat arik, seakan melihat mahluk astral. Dahi altris mengerut, arik tersenyum dan menyapa satpam itu.

"pak Joni, apa kabar?"

"Neng Arika? Ini neng Arika?" tanyanya tak percaya, arik tertawa kecil lalu mengangguk.

ATRAPADO (Belum Direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang