JAKARTA
Pesawat pun mendarat di Jakarta tepat pukul 11, saat altris dan arik turun, mereka langsung menuju jalan arrival menuju lounge untuk menunggu barang-barang mereka dikeluarkan. Sudah terlihat dari kejauhan sepasang suami istri yang tak asing lagi menunggu mereka dengan wajah yang sangat ceria, senyumnya menghangatkan hati arik yang sedari tadi tak bisa merasa tenang karena sesuatu hal menjanggal dihatinya.
Mereka melambaikan tangan kearah altris dan arik, arik membalasnya dan berlari kecil kearah mereka.
"Arikaa" seru mereka berdua, dan ibunya altris membuka tangannya untuk memeluk arik, arik pun memeluknya. Sedangkan altris hanya tersenyum kecil sambil mencium punggung tangan ayahnya.
"apa kabar pah?" tanya altris
"baik, kamu gimana?" , altris mengangguk, lalu mereka berdua menatap kedua wanita yang masih berpelukan.
"apa kabar sayang?" tanyanya dengan sumringahnya, arik tersenyum lebar.
"baik tante, tante apa kabar?" tanyanya balik
"baik banget dong, tante kangen banget sama kamu"
"arik juga tante" sahut arik
"kalian udah makan?" tanya ayahnya altris
"udah kok om" jawab arik
"arik, kamu makan lagi dirumah kita ya? Asisten udah nyiapin makan siang nih, kasian kan makanannya dibuang"
Arik tersenyum kekeh, berusaha mencari alasan agar bisa pergi dari situasi ini, dia benar-benar ingin menjauh dari altris yang membuatnya semakin tak karuan.
"enggak usah deh om, tante. Aku udah kenyang banget, aku mau langsung pulang aja, soalnya aku juga ngantuk"
"trus tadi kamu gak tidur?"
"enggak tante, aku gak bisa tidur, takut pesawat jatuh" kata arik yang kembali dengan leluconnya yang berhasil membuat altris tersenyum kecil.
"hahahahahaha, kamu ini ada ada aja arik, terus gimana liburan kalian?" tanya wanita itu lagi
"altris seneng banget mah" ceroscos altris sebelum arik sempat membuka mulutnya. Lalu ia pura-pura mendukung dengan senyum palsunya.
"cieeee, jadi, gimana nih? Udah mantep kan ke jenjang yang lebih serius kan?" ayahnya altris menengahi dan berhasil membuat ketiga orang itu terdiam menatapnya.
"iya, gimana? Udah ada rencana kan setelah banyak ada waktu luang kalian?"
Arik dan altris saling tatap, altris tersenyum kecil membuat arik membuang mukanya agar ia tidak menatap senyuman yang membuatnya tak karuan itu.
"kita usahain mah, pah" jawab altris dengan mantapnya. Arik hanya bisa diam dan pasrah, karena itu juga merupakan pekerjaanya.
"cepetan ya, jangan kelamaan, altris kamu keburu tua nanti" lanjut ibunya
"iya mah altris usahain"
"tante, Arik ngambil koper dulu ya" lanjut arik
"gak usah, gue yang ngambil" cegat altris yang langsung meraih tangan arik. Arik terdiam dan menurutinya.
"arika, mending biar altris yang nganter kamu pulang, om sama tante mau naik taksi aja"
"gak usah tante, arik naik taksi aja"
"gak. Pokoknya kamu harus pulang bareng altris" lanjutnya. Arik hanya pasrah, dia padahal tak ingin bersama altris untuk hari ini saja. Altris benar-benar membuat arik berhasil luluh dan arik sangat menyadari hal itu karena ia pernah merasakan hal itu sebelumnya. Tapi ia takut jatuh terlalu dalam, dan kembali mendapat luka.
![](https://img.wattpad.com/cover/120021623-288-k672887.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ATRAPADO (Belum Direvisi)
Teen Fiction(vote+comment) Arik memerlukan uang! Dengan terpaksa dia menerima tawaran untuk menjadi pacar bayaran seorang homo yang ingin dimasukkan ke Rumah Sakit Jiwa oleh orang tuanya, karena ketahuan Homo. Tapi lambat laun Arik bukan lagi pacar bayaran. Apa...