(8) Kejutan

902 61 4
                                    






Senin paginya, Lily terbangun dan berganti pakaian dengan cepat. Dia berlari ke kamar mandi dan menggosok gigi, lalu memeriksa rambutnya. Ini hari pertamanya di Hogwarts sebagai pacar James Potter. Puas dengan penampilannya, dia naik ke kamar James untuk membangunkannya. James harus menguji coba pemain Quidditch sepanjang hari Minggu, jadi dia belum berkesempatan bertemu dengannya hingga makan malam. Ketika Lily masuk, James sedang menelungkup pada perutnya, berbicara pada sebuah cermin.

"Pads, ini terlalu pagi!" dengking James.

Lily menaikkan alis, mengira James sedang berlatih sesuatu, tetapi kemudian terlonjak saat didengarnya suara Sirius dari cermin itu.

"Tapi, Prongs, aku butuh masukan! Menurutmu, apa warna favoritnya? Aku tak tahu apa yang harus kukenakan untuk ke Hogsmeade akhir pekan nanti!"

"Warna favoritnya jingga, tapi dia menyukaimu memakai biru," kata Lily, duduk di tempat tidur di samping James.

"TERIMA KASIH, BUNGA-LILY!" teriak Sirius gembira, memandang Lily. "Aku punya kejutan untukmu waktu sarapan." Dia mengedip.

"Kejutan apa?" tanya James penasaran.

"Itu untuk kalian berdua. Sekarang tutup mulut dan bersiaplah," kata Sirius, memberikan cium jauh pada Lily sebelum permukaan cermin berubah gelap.

"Dia sungguh menyebalkan," gerutu James pada dirinya sendiri seraya duduk, lalu tersenyum pada Lily. "Pagi."

"Pagi," balas Lily, tersenyum, dan James mencium lehernya sebelum bangkit dari tempat tidur.

"Ayo kita turun sebelum dia melakukan sesuatu yang terlalu bodoh untuk mengejutkan kita," kata James muram.

Tersenyum, Lily menunggu di tempat tidur James sementara James bersiap dan menggosok gigi. Setelah selesai, dia mengulurkan tangan yang disambut Lily dengan senang hati. "Kita tidak sempat bicara kemarin, tapi maukah kau menghadiri pernikahan Petunia bersamaku?" tanya Lily.

James menyeringai. "Apakah itu berarti aku akan bertemu orang tuamu?"

"Aku tidak memikirkan itu. Kalau dipikir-pikir lagi, aku tidak mengizinkanmu datang," kata Lily tegas.

James tergelak seraya menggelengkan kepala. "Tidak, tidak, aku akan datang. Kapan pernikahannya?"

"Liburan Natal." Lily sudah bertanya pada Petunia semalam sebelumnya melalui telepon yang bisa digunakan di kantor Dumbledore.

"Bagus! Jadi kita bisa menghadiri pernikahan kakakmu, lalu kau mengunjungi rumahku," kata James, mengedip.

Lily memutar mata. Keduanya memasuki Aula Besar dan duduk di meja Gryffindor, masih bercakap-cakap. Hestia, Sirius, dan Remus sudah di sana. Sirius makan seperti biasanya, Hestia di sebelahnya. Remus, yang duduk di seberang mereka, tampak jijik.

"Apa kau jijik karena kebiasaan makan Black atau karena Hestia yang mengabaikan kebiasaan makan Black?" kata Lily, duduk di sebelah Remus.

"Dua-duanya," ujar Remus, tertawa sebentar, kemudian berpaling untuk tersenyum pada Lily dan menambahkan pelan, "Dan terima kasih karena telah menerimaku dengan, kau tahu, masalah bulu kecilku."

Lily tersenyum. "Tak masalah. Apa James yang memberi tahumu?"

"Hanya setelah Hestia bertanya kenapa aku tidak ke rumah sakit," Remus mengangkat bahu. Lily mengangguk.

"Terima kasih sudah memercayaiku," gumam James sarkastis, dan Lily tertawa, menggenggam dan meremas tangan James. James balas meremas tangan Lily lebih kuat. Lily menyipitkan mata dan balas meremas lagi sekuat yang dia bisa. James tertawa. "Itu yang terbaik yang bisa kaulakukan, Evans?"

Flower & Prongs ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang