(21) Tamasya Larut Malam

630 36 2
                                    






"Lily, bantu aku!"

"Tidak, dia sedang membantuku!"

"Lily, kau mengaduk Wolfsbane searah atau berlawanan arah dengan jarum jam?"

"Bunga-Lily!"

"Apa, Sirius?"

"Aku tak tahu, aku hanya merasa tersisih, semua orang berteriak padamu," goda Sirius, nyengir.

"James," erang Lily, merebahkan kepalanya di dada James.

Saat itu pagi hari sebelum ujian Ramuan. Lily adalah yang terbaik dalam pelajaran itu di angkatannya. Semua murid dari berbagai asrama, kecuali Slytherin, bertanya padanya. James terkekeh dan mengelus rambut Lily.

"Itu risikonya kalau tahu semuanya," kata James, mencium kepala Lily. Lily mendongak dan menyipitkan mata padanya.

"Lils..."

Lily mengerang dan berpaling pada Hestia.

"Mana yang lebih dulu, akar atau sisik, untuk Amortentia?" tanya Hestia.

"Kita baru membuat ramuan itu beberapa bulan lalu!" erang Lily, mengentakkan kakinya.

Hestia hanya memandangnya kosong seolah hendak mengatakan, "Jadi?"

"Tambahkan sisik, lalu setelah mendidih, baru masukkan akarnya," jelas Lily.

Hestia tersenyum padanya.

"Terima kasih!"

Lily memutar matanya dan meletakkan kepalanya di bahu James.

"Aku tak sabar menunggu Ramuan selesai," desahnya.

"Jangan bilang begitu, Lily! Kalau Ramuan selesai, kita harus belajar Transfigurasi untuk Senin!" tukas Remus.

Mata Lily melebar.

"Aku tak mau belajar Transfigurasi!"

James tertawa.

"Itu bukan masalah," katanya menenangkan.

"Itu kan karena Transfigurasi pelajaran yang paling kaukuasai," dengus Hestia.

"Aku akan membantumu belajar," kata James lembut pada Lily.

"Jangan bilang kau mengaitkan Transfigurasi denganku?" Lily tertawa.

"Itu yang paling menyenangkan dalam Transfigurasi!"

Sirius terbahak.

"Aku ingat waktu kita belajar Transfigurasi manusia tahun lalu! Mantranya membuat alis kita jadi kuning, dan harusnya Lily tidak melakukannya, soalnya warna itu jadi tabrakan dengan warna rambutnya ," kata Sirius, menirukan suara James.

Mereka semua tertawa.

"'Mantra ini tidak bagus untuk Lily karena bisa merubah warna rambut, dan aku suka rambutnya yang merah gelap, jadi dia tidak boleh menggunakannya,'" seringai Remus.

Lily tertawa sementara James menjulurkan lidah pada teman-temannya.

"Baik, ejek saja aku, tapi aku kan dapat O dalam ujian," kata James.

"Sudah waktunya!" kata Alice tegang, melihat McGonagall berdiri.

"Aku tak bisa melakukan ini!" pekik Hestia, memukul kepalanya berulang-ulang dengan bukunya.

"Kau akan baik-baik saja," Lily menenangkan, membutnya mendapatkan tatapan kesal dari teman-temannya.

"Katakan saja pada dirimu sendiri," dengus Sirius, dan dengan seringaian pada Lily, dia keluar dari Aula Besar bersama Hestia.

Flower & Prongs ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang