(12) Perbudakan, Berenang, Memutar

778 41 3
                                    







Lily menatap James dengan tatapan berurai air mata dan tersenyum lebar padanya, merasakan sensasi yang terlalu familiar bahwa seolah ada yang melemparkan pancake ke dalam perutnya. Dia senang sekali mendengar kata-kata itu keluar dari mulut James, dalam suara James, sementara mata cokelat James selalu menatapnya selagi dia mengucapkannya. Lily merasa seolah dia harus merekam kejadian barusan dan memutarnya terus menerus dalam ingatannya.

"Sialan, kau, James. Caraku mengucapkannya tadi jadi tidak terlihat romantis," dia menghela napas.

James melingkarkan lengannya di pinggang Lily, tanpa memedulikan kedua orangtua dan teman-temannya yang menonton. "Kurasa kau harus membalas ucapanku, mereka sepertinya menahan napas," bisiknya di telinga Lily, yang merasa merinding dan diam-diam mengedarkan pandangan ke semua orang. Semuanya masih mengawasi mereka berdua dengan pandangan bercahaya dan penuh harap.

"Aku mencintaimu juga, James," katanya.

Ruangan pun meledak dengan jeritan, tawa, dan sorak-sorai. James menyeringai pada Lily, sementara Lily memutar matanya, berusaha keras untuk tidak membalas seringainya, namun gagal.

"Apa aku boleh menciummu sekarang?"

"Ya, tapi tidak sekarang juga," Lily memutar matanya. James menunduk dengan sikap tertolak, membuat Lily terkikik.

"James, ini indah sekali," Emily tersedu, menunduk menatap piringnya, selagi Daniel mengawasi anaknya dengan bangga.

"Jangan konyol, Mum," kata James, melompat turun dari meja dan membantu Lily turun -- bukan berarti Lily membutuhkannya -- sebelum berpaling pada ibunya.

"Aku tidak konyol," sedu Emily lagi.

Memutar matanya, James mengalihkan pandangan pada ayahnya. Daniel tersenyum dan mengitari meja untuk memeluk James.

"Sudah kubilang," dia mengedipkan mata. James menyeringai padanya.

Lily tersenyum pada kedua Potter itu, tapi tiba-tiba dia mendapati dirinya terbaring di lantai seolah baru saja dihantam sesuatu.

"Lily Evans," gertak Hestia dari belakangnya.

Tertawa, Lily mendudukkan diri dan menatap sahabatnya, tanpa menyadari semua mata di ruangan itu tertuju pada mereka berdua.

"Hestia Jones," seru Lily mengikuti nada bicara Hestia.

"Ini bukan candaan, Lily Clare Evans," kata Hestia, membuat Lily terkesiap. Hestia hanya menggunakan nama tengahnya dalam situasi amat serius. "Kau tidak memberi tahuku, sahabat terbaikmu di seluruh dunia, bahwa kau mencintai James Potter? Berani-beraninya kau!" Semua yang ada di situ gagal menyembunyikan tawa mereka. "Awalnya aku harus mendengarkan keluhanmu tentang cowok ini selama enam tahun, tahu segala sesuatu yang sebetulnya terjadi dalam kepalamu yang semerah tomat, dan berikutnya kau mengumumkan bahwa dirimu jatuh cinta padanya bahkan sebelum memberi tahuku! Berani-berainya kau!"

Lily memandang James meminta bantuan, tetapi James terlalu sibuk tertawa. Lily berpaling pada Emily, yang sedang mengawasi Hestia dengan ekspresi geli di wajahnya, dan memberinya kerlingan memohon, tetapi hanya dibalas Emily dengan mengangkat bahu.

"Well, bukan sepenuhnya salahmu, sih. Pacarmu yang tolol itu yang sudah mencurimu dariku," kata Hestia, menjulurkan lidahnya pada James, yang mengangkat alisnya dengan geli.

"Lalu kau mengharapkanku melakukan apa?" tanya Lily, berusaha untuk tidak memutar matanya. Bagaimana Hestia bisa membuat segala sesuatunya menjadi melodramatis dan berlebihan, tidak dapat dipahaminya.

"Kurasa aku dan pacarmu harus membuat kesepakatan."

"Baiklah," Lily mengangkat bahu, lalu nyengir pada James.

Flower & Prongs ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang