(29) Kelulusan

611 52 11
                                    




"Lily Evans, mohon maaf sebesar-besarnya, tetapi nilaimu tidak cukup untuk lulus."

Hati Lily berdesir. Ini tak mungkin terjadi. Dia bisa melihat orang tuanya, teman-temannya, James, orang tua James, dan para guru menatapnya kecewa di antara hadirin lainnya. Ini tak mungkin terjadi.

"Mengapa?" tanyanya pada Dumbledore, yang mengawasinya.

"Miss Evans, ternyata mereka salah mengirim hasil NEWT padamu," kata Dumbledore muram. "Ini nilaimu yang benar."

Lily menunduk dan melihat sederet huruf T.

"TIDAK!"

"Lily, hentikan!"

Lily bangkit dengan cepat. Dilihatnya Hestia berdiri di sisi tempat tidurnya dengan kesal. Lily mengembuskan napas dan merebahkan tubuhnya kembali ke tempat tidur. Ternyata acara kelulusan belum dimulai.

"Kenapa kau teriak-teriak terus?"

"Mimpi buruk," engah Lily, menggosok matanya.

"Taruhan, pasti dalam mimpimu kau tidak lulus," seringai Hestia. "Lily, kau pasti luar biasa. Sekarang, bangun! Kita harus bersiap."

Lily mendesah. Ternyata banyak hal tidak berubah, misalnya saja kegilaan Hestia soal fashion.

"Kita toh akan pakai jubah, Hestia," Lily mengingatkan. "Bagian dalamnya kita bisa pakai piama saja. Bercanda," dia buru-buru menambahkan di bawah tatapan Hestia yang tak seperti biasanya itu.

Hestia menertawakan sahabat baiknya yang meringkuk itu dan berjalan kembali ke kopernya.

"Kukira kau punya gaun kelulusan yang sempurna," panggil Hestia melewati bahunya.

Lily membelalak. Benar juga! Dia melompat turun dari tempat tidurnya dan bergegas menuju lemari pakaian.

"Kau kan tidak tinggal di sini, Lils," komentar Hestia.

"Aku menyimpannya di sini waktu malam pesta itu, Hest."

"Oh," ujar Hestia, malu.

Lily menarik kantong baju itu dari lemari, dan Hestia serta Alice, yang baru saja keluar dari kamar mandi, mendekat untuk mengamatinya. Lily menarik kancing kantong itu di bawah senyum lebar kedua temannya.

"Itu gaun yang sempurna," Alice mengangguk setuju.

Kostum Lily berupa gaun tanpa tali yang hanya sepanjang setengah paha. Hestia menjentikkan jarinya.

"Pakai itu, aku perlu mendandani wajah dan rambutmu," perintahnya, melangkah menuju kopernya sendiri dan menarik gaun merah tua. Alice memilih warna hitam, seperti Lily, namun berhias ukiran-ukiran emas yang rumit.

"Dandan, Hest!" erang Lily. Dia langsung terdiam melihat mata Hestia yang menyipit, kemudian mulai melepaskan piamanya.

"Kita lulus," Hestia terkikik.

Alice dan Lily ikut terkikik, tetapi detik merikutnya mereka tertawa histeris sampai keluar air mata, ketiganya hanya berpakaian dalam. Lily berpegangan pada salah satu tiang tempat tidurnya, Alice berbaring pada punggungnya dalam posisi meringkuk, dan Hestia bertumpu pada lututnya, mencengkeram perutnya.

"Kita sudah lulus," sedak Alice.

"Alice, kau akan menikah!" engah Hestia.

"Astaganaga!" kata Lily, berdiri tegak. "Aku mengencani James Potter."

Ketiganya kembali tergelak-gelak, seolah tidak percaya dengan takdir mereka.

"Aku mengencani Sirius Black!"

Flower & Prongs ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang