(10) Bertemu Keluarga Potter

1K 60 8
                                    






Lily menatap rumah besar keluarga Potter selagi dia berdiri di depan gerbang. James tinggal di rumah sebesar ini? Dia belum pernah memikirkan ini. Baru disadarinya bahwa dia hanya tahu sedikit sekali tentang James. Apa makanan kesukaannya? Buku favoritnya? Apa yang dia inginkan dalam hidupnya? Lily menatap James, yang menatap bangunan di depannya dengan gembira, senang bisa pulang. James mendorong gerbang itu terbuka, dan Lily mengikutinya. Selagi James menutup gerbang, Lily memandang taman di kanan-kiri jalan berliku yang menuju rumah. Dia menunduk menilai pakaiannya; jins dan kaos.

"Kau tampak baik-baik saja," kata James, membuat Lily terdongak panik.

"Kau tinggal di rumah gedung!" keluh Lily.

James meringis, sedikit dongkol. Diacungkannya tongkatnya ke arah koper yang langsung terbang menuju rumah. Lily mengangkat alis padanya.

"Kurasa aku tak ingin menyeretnya," James mengangkat bahu, lalu menarik tangan Lily dalam genggamannya. "Tenang, Lily. Aku tidak sepanik itu waktu bertemu orang tuamu."

"Situasinya jauh berbeda," gumam Lily. James meremas tangannya.

"Dan apa maksudnya itu?"

Lily menggelengkan kepala.

James melingkarkan tangan di pinggang Lily, menahannya. "Lily, kita tidak akan ke mana-mana sampai kau mau menjelaskan."

Lily menghela napas. "Well, aku membawa penyihir sempurna yang serba-bisa kepada keluarga Muggle-ku yang tidak tahu apa-apa tentang sihir. Kau membawa cewek Darah-Lumpur-mu menemui keluargamu yang penyihir dan berdarah-murni."

"Apa hubungannya dengan status darah?" tanya James pelan.

"Entahlah! Tapi semua orang merendahkan Darah-Lumpur sekarang dan…" Lily terhenti ketika James meletakkan tangan di bibirnya.

"Jangan pernah menyebut dirimu Darah-Lumpur. Kau bukan Darah-Lumpur, Lily, kau hanya kelahiran-Muggle. Lalu kenapa kalau semua orang merendahkan kelahiran-Muggle? Itu hanya prasangka tolol, dan orang tuaku tidak menyetujuinya. Dan sekalipun mereka membenci kelahiran-Muggle, itu tidak akan memengaruhi kita."

Lily tersenyum kecil.

"Nah, sekarang tunjukkan keberanian seorang Gryffindor dan temui orang tuaku," James melanjutkan, menyeret Lily pada tangannya.

Lily tertawa, lalu mengaitan lengannya pada lengan James, menyandarkan kepala di bahunya. Mereka berjalan bersama menuju gedung itu, sulit bagi Lily menyebutnya rumah. Di depan pintu, James memalingkan muka Lily hingga menghadapnya.

"Siap?"

Menghirup napas dalam-dalam, Lily mengangguk. James mendorong pintunya terbuka.

Mereka masuk ke dalam sebuah ruang depan yang terang benderang dengan sebuah cermin besar di sisi lain pintu. Lily menatap cermin itu dan mulai merapikan rambutnya. James memutar matanya dan menariknya menjauh dari cermin, bergumam tentang gadis-gadis dan cermin. Tersenyum, Lily memandang berkeliling. Ada sofa elegan di setiap sisi ruangan yang membuatnya menelan ludah, membayangkan seberapa kaya orangtua James. Mereka melewati pintu kayu geser dan Lily terkesiap, mendapati dirinya berada di ruang duduk yang terang, besar, dan mewah dengan jendela besar yang tingginya memenuhi dari langit-langit hingga lantai. Di luar jendela, Lily bisa melihat ayunan taman dan sebuah taman besar dengan pagar tanaman. Lily memandang berkeliling, melihat beberapa pintu di dinding, dan tangga spiral megah di sebelah ruang duduk. Dia juga melihat pintu lain yang mengarah ke dapur dan pintu yang mengarah ke taman. Dia berbalik, menatap James tak percaya, dan bisa melihat James sedang mengawasinya.

"Aku sangat menyukai rumahmu!" Lily berbisik keras, membuat James tertawa.

"James?"

Kepala Lily terdongak mendengar suara langkah kaki menuruni tangga.

Flower & Prongs ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang