Oke, ini adalah bab terakhir dari buku ini. Dan ini memiliki sequel yang tidak aku tahu akankah aku menerjemahkannya atau tidak. Tapi mungkin iya setelah aku menyelesaikan terjemahan Trilogi Darkness Within-nya Kurinoone.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
"Mum!" Lily memekik sambil melemparkan dirinya ke pelukan Ibunya setelah pesta kelulusan berakhir.
"Oh, sayangku, kau lulus!" ibunya memeluknya erat. Ayahnya datang dan memeluk kedua wanita itu bersamaan.
"Daddy, kau menjepitku!" Lily memekik, dan Andrew menekan tawanya seperti tangisan. "Daddy, jangan menangis!" Lily merengek, dan Andrew mengeluarkan batuk kecil.
"Siapa yang menangis?" katanya gentle dengan suara dalam.
"Aku yakin kau adalah Papa E," Sirius menyeringai, berjalan mendekati mereka. Andrew menyipitkan matanya pada Sirius.
"Bukan," katanya.
"Kau terdengar seperti Dad," James menyeringai, berjalan menuju mereka. Jane memekik dan memeluk James, dan Lily memutar matanya. "Sudah kubilang orangtuamu lebih menyukaiku," James menggoda Lily melewati kepala ibunya, dan Lily menjauhkan telinganya dari James.
"Well, orangtuamu juga lebih menyukainya," kata Emily, meletakkan lengannya di sekeliling Lily. Daniel berjalan mendekat dan menyeringai pada Lily, dan anaknya memasang wajah 'sakit'.
"Kau lulus!" katanya, memandang semua Gryffindor yang lulus bersama. Ibu Alice, orangtua Remus, orangtua Hestia, ibu Peter, dan orangtua Frank juga ada di sana. "Bagaimana bisa ini terjadi?" tanyanya, memandang berkeliling pada anak-anak remaja, Marauders. James mengangkat bahunya dan menyeringai pada ayahnya yang membelakangi mereka.
"Apa yang dia lakukan?" tanya Lily, dan James terkikik.
"Dia menangis." Lily memandang James dan ia menyeringai.
"Menangis adalah salah satu ekspresi ketika kau kesulitan dengan kejantananmu," kata Daniel dengan suara tercekik, berputar dan mengusap wajahnya, "dan aku minta maaf aku begitu emosional soal anakku dan kegilaan teman-temannya selama kelulusan," katanya patuh, mengusap dagunya, dan Lily menyeringai pada bagaimana ia tampak seperti James ketika ia seperti itu.
"Omong-omong," kata Helen, mencoba untuk meredakan rasa sakit pada pria menyedihkan itu," selamat, boo!" ia menjerit, memeluk Hestia yang wajahnya memerah dan ditertawai oleh Sirius.
"Mum!" Hestia merengek, Mendorobg ibunya dan berjalan untuk memeluk Lily, "semua orang membuatku malu," isaknya kepada sahabatnya yang memeluknya simpatik.
"Aku tahu bagaimana rasanya," kata Lily, melirik orangtuanya yang mengangkat bahu.
"Omong-omong, kita selesai sekarang," Kata Emily, menepuk kedua tangannya satu sama lain, dan James menaikkan kedua alisnya. "Ke mana kau akan pergi?"
"Rumah Evans," kata Daniel bersemangat, menyeringai pada Lily yang mematung.
"Kenapa?" pekik Lily, menatap ayahnya yang menyeringai padanya.
"Agar Dad bisa bermain dengan barang muggle," kata James datar, menatap ayahnya yang memandangnya tajam.
"Karena kita punya ikatan yang harus dilakukan," kata Jane, tersenyum pada anaknya yang memandang James yang tampak bisu seperti Lily.
"Pumpkin, kita akan pergi, kau harus setuju," kata Emily, menyeringai pada James.
James memerah pada pemakaian nama kecilnya, dan Lily terkikik. Emily tersenyum pada Lily dan Andrew mendesah saat ia menyadari Lily benar-benar telah dewasa sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower & Prongs ✔️
Fiksi PenggemarSTORY BY: TEENAGE.TRAGEDY Lily Evans menjadi Ketua Murid Perempuan Hogwarts yang baru, namun rekannya, Ketua Murid Laki-laki, adalah musuh lamanya yang dibenci, James Potter.