(20) Rusa Jantan Dan Betina

716 44 8
                                    





"Aku capek sekali!" keluh Hestia. Dia dan Lily mengempaskan diri di sofa asrama Ketua Murid.

"Aku benci merancang pernikahan," Lily menghela napas, bersandar ke punggung sofa.

"Aku berjannji padamu, aku takkan pernah menikah."

"Kalau bisa, Hest," cibir Lily.

Mereka telah menghabiskan seharian, usai pelajaran, merancang pernikahan Alice bersama Alice sendiri. Sebetulnya Gwenog yang menjadi pemimpin para pengiring Alice, tetapi karena Gwenog tidak ada di sana, Lily dan Hestia, para pengiring pengantin, yang membantu Alice.

"Kenapa kita merancang ini sekarang?" tanya Hestia.

Lily memutar matanya.

"Kita sudah membicarakan ini! Alice ingin ini selesai sebelum NEWT, jadi dia bisa berkonsentrasi pada NEWT ketika semua ini tiba."

"Menjengkelkan, kalau kau tanya aku," gerutu Hestia. Lily tertawa. "Ngomong-ngomong, kau nanti jadi pendampingku," Hestia menambahkan.

Mata Lily melebar.

"Jangan bilang kau mau menikah juga!" Lily terkesiap.

Hestia berubah merah jambu.

"Tidak! Menurutmu Sirius mau melamarku? Astaga, tidak, aku cuma memintamu duluan."

Lily memutar matanya.

"Kau juga kalau aku menikah," katanya.

"Yang benar?" pekik Hestia, melompat-lompat. Lily mengubur wajahnya dalam tangan. Hanya Hestia Jones.

"Halo, cewek-cewek cantik," kata Sirius, melangkah memasuki ruangan. Dia memakai seragam Quidditch yang terlihat basah kuyup. Lily memandang keluar jendela dan melihat saat itu tidak hujan, lalu mengerutkan hidung, menyadari Sirius bisa jadi basah kuyup oleh keringat.

"Halo," kata Hestia riang, menyambutnya dalam pelukan yang membuat Lily meringis. Hestia menjerit dan melompat menjauhi Sirius. "Kau mandi keringat?"

Sirius nyengir padanya dan maju selangkah mendekati Hestia. Hestia bergidik dan kembali ke tempat Lily.

"Dia keringatan!" erangnya.

Lily meledak tertawa.

"Kau belum lihat Prongs," kata Sirius, memutar matanya.

Tepat pada saat itu, James masuk.

"Itu-sungguh-jorok," kata Hestia.

James betul-betul basah kuyup, rambutnya berkilap oleh keringat.

"Cuma cowok sejati yang berkeringat," kata James, nyengir, dan Lily mendengus. "OI!" teriak James.

Lily mengedip.

"Kalian lagi ngapain?" tanya Sirius.

"Kami baru saja selesai merancang pernikahan," sungut Lily.

Hestia mengerang di sisinya.

"Aku tidak akan pernah menikah," dengusnya.

Lily menyeringai pada Sirius, yang berubah merah jambu. James mendekati Lily, yang mencondongkan tubuh ke belakang.

"Tidak, mandi dulu sana," kata Lily, menunjuk angkuh ke kamar mandi. James membungkuk padanya sebelum ke kamar mandi.

"Aku pergi dulu," pamit Hestia, berdiri sambil meregangkan badan. Dia memandang Sirius, yang tersenyum padanya.

"Kau duluan, kususul kau nanti," kata Sirius.

Hestia mengangkat bahu.

"Sampai nanti," katanya, mengecup puncak kepala Sirius, kemudian berjalan santai meninggalkan ruangan. Sirius menatap kepergiannya.

Flower & Prongs ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang