•03• Perdebatan

837 92 3
                                    

Eunha merebahkan tubuhnya ke atas kasur empuknya yang kini entah kenapa sangat dirindukannya sepanjang hari yang melelahkan ini.

Ia menghela nafasnya lelah sambil menaruh punggung tangannya di keningnya dan menatap langit-langit kamar nya dalam diam.

"Ya, Paboya!, minum ini!"
(Hei, bodoh!)

Eunha sedikit meringis saat mendengar teriakan dari laki-laki yang baru saja masuk ke kamarnya dengan segelas coklat panas di tangannya.

Ya, dia adalah laki-laki yang sejak tadi tak henti-henti mengomelinya sejak Eunha baru saja sampai ke rumahnya.

"PPALLI!" Teriak Jimin lagi dengan kedua matanya yang hampir keluar dari tempatnya itu, karna melihat Eunha yang tidak bergerak sedikitpun. (Cepat!)

"Arraseo arraseo!" Dengan malas Eunha mendudukan tubuhnya dan meminum coklat panas itu.

"Aish! YA! MICHINYEON! MWOHANEUNGEOYA? BISA-BISANYA KAU BARU PULANG JAM SEGINI!"
(Hei! Gadis gila! Apa yang kau lakukan?)

Buru-buru Eunha menutup kedua telinganya sambil meringis.

"Kan sudah aku bilang, aku terse--"

"BISA-BISANYA KAU MALAH LUPA MEMBAWA PONSELMU!"

"Baiklah aku yang salah, tapi--"

"BAGAIMANA JIKA TERJADI SESUATU, EOH?!"

"Aish, berisik sekali.." Ringis Eunha sambil mengusap-usap telinganya yang malang.

"APA? KAU BILANG AKU BERIS--"

"ARRASEO ARRASEO! MIANHAE, JJINJA!" Sahut Eunha ikut berteriak. (Baiklah baiklah, aku minta maaf)

Jimin menarik nafasnya dalam-dalam lalu mengembuskannya perlahan sambil memijat pangkal hidungnya, berusaha meredakan emosinya, lalu ia mendudukan dirinya di lantai yang beralaskan karpet tepat di samping tempat tidur Eunha.

"Kau membuatku takut, Eunha. Entah seberapa khawatirnya aku tadi, saat mengetahui kau belum pulang bahkan sampai tokomu sudah tutup? Aku juga mencarimu ke semua tempat yang biasa kau kunjungi." Jelas Jimin dengan nada suara yang lebih rendah, bahkan sangat rendah.

Eunha ikut menghela nafasnya, "Mianhae.." Ucapnya sambil menundukan wajahnya.

Jimin lagi-lagi membuang nafasnya, "lagipula, bagaimana bisa kau tersesat, eoh?"

"Aku juga tidak tahu, mungkin alamatnya salah."

Kruyuuuk~ aing lapar~

Jimin langsung menatap perempuan yang kini malah menyengir kepadanya.

"Jimin-ah, Nan baegopa~" Ucap Eunha dengan suara yang sok di manis-maniskan dengan manjanya.
(Aku lapar)

"Lalu?" Tanya Jimin tidak peduli.

"Ah, wae~ naneun neomu baegopa~ jadi buatkan aku ramen, eoh?" Mohonnya lagi, bahkan kini perempuan itu sudah merangkulkan tangannya ke lengan Jimin dan menggoyang-goyangkannya dengan manja.

Stigma [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang