•11• Peraturan

410 68 7
                                        

•°•°•

Semakin mengenalmu, semakin aku bertanya-tanya.
Siapa kamu sebenarnya?
Darimana kamu berasal?
Kenapa begitu lugu dan tertutup?
Kenapa begitu misterius?

•°•°•

.

"Kemarin itu, Kim Tae mengantarmu pulang dengan sepedamu. Aku mengingat betapa kasihannya dia menggendongmu masuk ke dalam rumah."

Eunha meneguk ludah nya susah payah ketika mendengar cerita Somi, ia berusaha mengingat-ngingat kejadian semalam itu, tapi ia benar-benar tidak ingat apapun. Ah, Eunha meruntuk pada dirinya sendri karena minum terlalu banyak dan jadi mabuk berat.

"Ah! Jimin juga tak lama datang setelah Kim Tae itu menaruhmu ke kamar."

Mata Eunha membulat sempurna, "Jinjjayo?"

"Jinjja!" Ucap Somi dengan wajah seriusnya.

Eunha melirik pintu kamar tidurnya yang tertutup rapat, kini mereka berdua tengah berada di dalam kamar Eunha dan duduk di bibir kasur, sedangkan Taehyung dan Jungoo berada di ruang TV.

"Eonni, kecilkan suaramu, atau Tae akan dengar. Wah aku benar-benar malu!" Eunha memencak-mencakkan kakinya pada lantai.

Somi meringis mengasihani.

"Kau tahu betapa kacaunya keadaanmu malam itu? Aigoo.. bahkan kau lebih mirip gembel di luar sana." Somi berdecak-decak hingga menggelengkan kepalanya.

Eunha semakin meringis dan menunjukkan wajah kacaunya, "Ahh Eonni, hentikan itu! Aku tidak sanggup mendengarnya!"

"Ya! Lagi pula bagaimana bisa kau mengajaknya minum, eoh?! Apa kau lupa kebiasaan buruk mu saat mabuk? Aishhh Eunha-ya! Lain kali kontrol dirimu! Bagaimana bisa seorang gadis cantik bisa berubah menjadi gembel hanya karena mabuk!"

Tubuh Eunha ambruk ke atas kasur, ia menutup kedua telinganya, berusaha agar tidak mendengar ocehan memalukan itu.

"Apalagi kau menunjukkan sisi burukmu itu pada laki-laki tampan seperti dia! Wah! Eunha-ya jinjja paboya!"

"EONNI GEUMANHAE!"

"Ah majja!"

Eunha langsung berhenti berguling di atas kasur dan langsung menatap Somi penuh penasaran.

"Apa lagi! Apa aku juga kentut di depannya? Atau aku mengupil, eoh?!" Eunha berteriak frustasi.

Somi menggeleng, "Bukan, bukan itu, kalau kau memang sampai melakukan itu, aku tak akan menganggapmu sebagai adik lagi!"

Eunha mendesis, "Dasar jahat. Lalu apa itu?"

"Jimin datang dengan nafas yang memburu, dia seperti orang yang kehilangan uangnya!" Somi bercerita dengan menggebu-gebu, Eunha menyeringit, "Dia bilang, dia pergi menyusulmu setelah selesai mengantar bunga pesanan, tapi kau sudah tidak ada di sana, jadi dia langsung kembali pulang, dan kau tahu! Mukanya sangat lega saat dia melihatmu sudah ada di rumah!"

Eunha mengingat-ngingat, benar juga, Jimin memang akan menjemputnya saat itu, tapi lama sekali datangnya.

"Dia memandang Kim Tae dengan tatapan mengerikan, wah jinjja! Baru pertama kali aku melihat laki-laki seimut Jimin memasang wajah seram seperti itu. Apa mereka memang tidak mempunyai hubungan yang baik?"

"Ah.." Eunha meringis, "Ti-tidak, mereka baik-baik saja. Ta-tapi mereka tidak sampai bertengkar kan?"

Somi menggeleng, "Untungnya tidak."

Stigma [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang