•22• Laki-laki misterius

315 42 20
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.


Laki-laki bertopi hitam itu meringis kesakitan saat salah satu kakinya tertimpah ranjang besi, ia mengintip kedua perawat laki-laki yang akhirnya kembali menutup pintu atap setelah laki-laki berhoodie merah yang sejak tadi mengejarnya melangkah pergi. Akhirnya ia bisa keluar dari tempat persembunyiannya.

"Aish sial!" Umpatnya sambil mengangkat ranjang besi itu dan meloloskan kaki jenjangnya dari sana.

"Kim Taehyung itu, dia sudah gila!" Ia merangkak memundurkan tubuhnya yang masih terduduk dan menyender pada tembok putih di belakangnya.

Sambil berusaha mengatur nafasnya yang masih memburu ia mengeluarkan ponsel hitam dari saku celana jeans hitamnya, lalu langsung menghubungi seseorang.

Setelah terdengar suara dari sebrang sana laki-laki itu langsung membuka masker hitamnya dan berusaha mengatur nafasnya dengan menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya.

"Aku hampir ketahuan." Ujar laki-laki itu pada seseorang yang sedari tadi menunggu ucapan darinya.

"Ketahuan? Maksudmu?"

Laki-laki itu menghela nafas, "Iya dari si brengsek Kim Taehyung."

"Mworagu? Kau ada di rumah sakit, kan?"

"Ya tentu saja, aku ingin melihat keadaan wanita itu, tapi siapa sangka Taehyung juga berada disini?! Aku bahkan sangat terkejut saat melihatnya tertidur dibangku depan kamar inap! Aku terpaksa langsung lari! Tidak ada pilihan lain!" Ia lagi-lagi mendesis kesal membayangkan bagaimana panik dirinya saat berlari tadi, rasanya sudah seperti dikejar-kejar anjing ganas.

Terdengar helaan nafas dari laki-laki di sebrang sana, "Seharusnya kau jangan lari bodoh, itu akan membuatnya semakin curiga."

Laki-laki bertopi hitam itu membulatkan kedua mata sipitnya dan berdecak kesal, "Bagaimana bisa aku tidak lari kalau tatapannya saja sudah seakan-akan ingin menerkamku? Sepertinya dia tahu kalau belakangan ini aku menguntitnya? Yah walaupun dia tidak sempat lihat wajahku, masker ini berguna juga." Laki-laki itu memandang masker hitam yang di pegangnya, lalu beralih memandang langit biru yang kini terpampang luas di depannya.

"Haaaah.. dari pada itu rasanya aku hampir mati karena berlari keatas atap tanpa henti dari lantai enam."

"Hahh.. kau benar-benar. Tapi untuk apa dia ada dirumah sakit Jamais Vu? Apa dia sudah tahu?"

Kini laki-laki bertopi hitam itu mengangkat sebelah sudut bibirnya, "Kurasa belum, kalau sudah aku yakin tahanan kita sudah dibawa kabur olehnya."

"Hm benar juga, tapi kita harus tetap berhati-hati. Dengan siapa dia datang kerumah sakit?"

"Aku rasa sendiri? Entah apa yang dilakukannya, tapi aku melihatnya sedang sendirian tadi. Dan kau tahu bagaimana terkejutnya aku kalau dia bisa tiba-tiba duduk di depan ruang inap VIP no 13? Astaga laki-laki itu sudah seperti hantu yang ada dimana-mana."

Stigma [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang