•04• Adorable

798 103 1
                                        

"Ya, Jimin-ah! Bangunlah!" Eunha menggoyang-goyangkan bahu laki-laki yang masih terlelap itu, tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya, Jimin-ah! Bangunlah!" Eunha menggoyang-goyangkan bahu laki-laki yang masih terlelap itu, tidak ada tanda-tanda kehidupan di sana.

"Jimin-ah, kau harus kuliah kan! Astaga, ayo cepat buka matamu!" Eunha semakin geram dengan laki-laki yang tertidur di sofa itu.

Jangan tanya kenapa laki-laki itu bisa tidur di rumahnya, mana mungkin dia membiarkan Eunha dan laki-laki asing itu tinggal hanya berdua saja. Jadi semalam dia bersikeras untuk menginap di rumah Eunha juga, dengan alasan akan berjaga-jaga dan mengawasi laki-laki aneh yang baru saja di temuinya kemarin.

Tapi siapa sangka kalau Jimin yang malah lebih dulu tidur di banding Eunha semalam.

Mau berjaga-jaga apanya, bodoh!

"Ya!" Eunha memukul bahu laki-laki itu karena sejak tadi tak bergeming sedikitpun.

Alhasil Jimin terkejut dan langsung membuka matanya sempurna. Lalu setelahnya ia mendesis tak suka sambil mengusap bahunya.

"Aku bangun, aku bangun." Ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur.

"Cepat pulang sana!" Eunha melipat kedua tangannya di bawah dada, "Semalam ibumu menelfonku karena kau belum pulang dan malah menginap disini."

Jimin beranjak berdiri dari sofa dengan sempoyongan dan menatap Eunha dengan mata sayupnya, lalu mengangguk pelan.

"Aku pulang, annyeong.." Ucap laki-laki bermuka bantal itu lalu berjalan melewati Eunha.

Eunha hanya menatap punggung laki-laki itu sambil menggeleng pelan.

Namun tiba-tiba laki-laki itu menghentikan langkahnya, membuat Eunha mengangkat sebelah alisnya.

"Camkkan." Ucapnya tanpa menoleh. (Tunggu sebentar)

"Wae?" Tanya Eunha heran.

Lalu laki-laki itu menoleh, "Dimana dia?"

Eunha memutar kedua bola matanya malas, ia tau siapa yang di maksud oleh Jimin, siapalagi kalau bukan si lelaki aneh.

"Dia belum keluar dari kamar."

"Mwo?" Jimin langsung berjalan ke arah tangga ingin menuju kamar Eunha yang terletak di lantai dua, namun dengan cepat Eunha menahannya.

"Ya, sudahlah. Tidakkah kau lihat ini masih sangat pagi? Mungkin dia belum bangun."

Jimin menghela nafas kasar, "Baiklah, kalau dia melakukan sesuatu padamu, langsung hubungi aku, eoh?"

"Ah, arraseo arraseo. Sekarang cepat pulang dan mandi sana!" Ucap Eunha sambil mendorong laki-laki itu menuju halaman depan, "kalau kau berpenampilan begini, aku yakin tidak akan ada perempuan yang mau berkencan denganmu nanti!"

Jimin melebarkan matanya, "Mwo?" Tanyanya nyolot, "ya, kau tidak tau saja, kalau banyak perempuan yang mengantri--"

"Mengantri untuk menagih hutang maksudmu?" Selak Eunha di selingi tawa terbahak-bahak yang terkesan meledek.

Stigma [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang