Sore ini, Eunha benar-benar sibuk akan banyaknya pelanggan, di bantu dengan dua laki-laki yang tak pernah akur, membuat kelelahan Eunha kian memuncak. Bukannya membantu malah mempersulit.
Perempuan berponi itu bolak-balik kewalahan melayani pelanggan yang terus berdatangan kian ramainya dengan keringat yang terus mengucur di pelipisnya, bahkan membuat anak rambutnya terlihat lepek.
"Mm, Eunha eonni?"
"Ne?"
"Itu.. apa kau tau, umm begini. Ibuku menyuruhku beli bunga."
"Lalu, bunga apa yang ingin Ibumu beli?" Tanya Eunha, membuat gadis itu malah menggaruk-garuk kepalanya bingung.
Eunha tetap setia menunggu ucapan selanjutnya dari gadis berkacamata itu dengan senyum lebar di bibirnya.
"A-aku lupa namanya." Ucap gadis itu sembil tersenyum canggung.
"Hmm.." Eunha diam sejenak untuk berfikir, "bagaimana kalau kau telfon Ibumu?"
"Itu.. jusungheo.." Gadis itu menundukkan kepalanya sesaat, membuat Eunha bingung kenapa tiba-tiba malah minta maaf. (Maaf)
"A-aku tidak bawa ponsel."
Eunha mengangkat kedua alisnya, lalu mengangguk, "ahh.." walau senyum di wajahnya tidak luntur, tapi jangan tanya hatinya yang sudah mengucapkan sumpah serapah berkali-kali, bukannya Eunha tidak tahan lagi, tapi ia tidak enak dengan para pembeli lainnya yang masih mengantri sangat panjang di belakang gadis berseragam sekolah itu.
"Ta-tapi! A-aku tau ciri-ciri bunganya! Aku sering melihatnya, tapi tidak tau namanya!" Ucap Gadis itu meyakinkan karena melihat raut wajah Eunha yang kebingungan.
"Benarkah? Lantas, bagaimana ciri-ciri nya?" Tanya Perempuan bercelemek cokelat itu ramah.
"Itu.. warna kelopaknya putih," Gadis itu memberi jeda, sedangkan Eunha masih setia untuk mendengarkan, "lalu ada.. seperti sari, ani. Apa itu namanya, ya?" Gadis itu menggaruk-garuk kepalanya bingung. (Tidak)
Eunha menghela nafas, mulai merasa lelah dengan gadis berseragam di hadapannya ini.
"Mm.. ada, seperti mahkota kecil di tengahnya! Ya seperti itu!" Gadis itu mengangguk-ngangguk semangat, "warna mahkota kecilnya merah, ani, merah maroon maksudku. A-apa kau tau?"
Eunha tampak berfikir sejenak, "Ah! Sepertinya aku tau, sebentar ya aku ambilkan dulu." Setelah menyiapkan salah satu bunga yang di sebutkan beberapa ciri-ciri nya itu, Eunha kembali ke meja kasir.
Sabar Eunha, teruslah tersenyum.. beri senyum terbaikmu!
"Apa ini?" Eunha menyodorkan sebucket bunga berwarna putih itu.
Dan tanpa di sangka, gadis berkacamata itu tersenyum lebar, "IYA BENAR! WAH EUNHA EONNI MEMANG HEBAT!"
Eunha terkekeh geli, "Begitukah?" Tanyanya, membuat gadis itu mengangguk semangat dengan matanya yang berbinar, "ini namanya bunga Lili. Sepertinya kau harus menghafalnya mulai sekarang, arraseo?"
"Ah.. bunga Lili.. Arraseo!" Gadis itu merogoh saku seragamnya, "ini bayarannya, maaf sudah menyusahkan dan terimakasih telah sabar melayaniku!" Ucapnya menunduk kepalanya sejenak lalu berlari pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stigma [KTH]
FanficKalian tahu Stigma itu apa? Kalau menurut Eunha, Stigma itu "Cap" yang melekat pada seseorang atau sesuatu. Seperti manusia yang di cap kebaikannya atau keburukannya. Tapi bagaimana jika Eunha bertemu dan bahkan mengenal laki-laki bertudung hitam ya...
![Stigma [KTH]](https://img.wattpad.com/cover/116158814-64-k141339.jpg)