27

12.1K 2K 152
                                    

Malam ini om yixing tiba pukul 20.30. Sudah lumayan lama gue nunggu, dari jam 7 malam. Setau gue jadwal balik pesawatnya om yixing nyampe indo jam 6, ah mungkin delay.

Om yixing masuk dari pintu depan, beliau langsung duduk di sofa ruang tengah, di sebelah gue.

"gak ganti baju dulu om?"

"nanti aja"

"sekarang juga gapapa om. Guan bisa nunggu kok"

"hahaha, kamu risih ya? Sudahlah. Tahan dulu risihnya. Pembicaraan ini lebih penting daripada OCD kamu"

Oke, oke.

"guan"

"ya?"

"apa kamu ingat, belasan tahun lalu, dimana mama kamu nitipin kamu ke om?"

"hmm, guan ingat sekilas. Waktu itu guan masih kecil, gabisa inget sepenuhnya"

"ah, ya... Apa kamu tau, alasan kenapa mama kamu nitipkan kamu ke om?"

"gatau"

"huftt... Sudah kuduga. Quanyi gak mungkin mengungkapkan semuanya ke kamu yang masih berumur segitu" om yixing menghela napas, terlihat berbicara pada dirinya sendiri.

"apa? Ada apa sebenarnya?"

"mama kamu... Dulu... Gila bekerja. Siang malam dia terus sibuk di kantornya, mengurus ini itu. Uang, uang. Hanya uang di pikirannya. Ya, dia sekertaris direktur memang. Bebannya cukup banyak. Sampai suatu hari direktur akan menaikkan jabatannya menjadi wakil direktur" jelas om yixing terhenti.

"lalu? Bagus dong kalo jabatannya naik"

"dengan satu syarat..."

"apa?"













"mamamu... Harus rela berhubungan intim dengan pak direktur."

Gue cuman bisa melongo. Sebegitunya kah? Syarat macem apa itu? Gak masuk akal sama sekali.

"aa-- ah, gamungkin lah, mama ngelakuin-"

"dengan pikirannya yang gila uang, apa yang tidak mungkin? Semuanya menjadi bisa mungkin, guan" om yixing menimpali dengan tenang. Namun terdengar helaan napas kasarnya, terasa jika ia cukup ambil pusing menceritakan ini ke gue.

"jadi... Guan..."

"iya, kamu anak dari hubungan terlarang itu"

Mata gue natep kosong kedepan. Why? Ternyata gue emang anak haram ya? Apa yang temen temen ejekin ke gue dulu, itu semua bener adanya?

Gue kira, gue cuma anak buangan.

Ternyata, lebih parah.

"guan... Kamu masih mau dengar kelanjutannya?" om yixing bertanya memastikan. Beliau liat gue down seketika, mungkin enggan buat lanjutin cerita takut gue sakit hati.

"lanjutin aja om. Om yixing juga udah terlanjur cerita kan"

"ah, oke. 3 minggu setelah hubungan itu, barulah mamamu sadar kalau dia hamil." ... "dan apesnya juga, baru 3 minggu pegang jabatan, perusahaannya bangkrut. Ternyata selama ini direktur hanya memanfaatkan momen saja"

Gue tetep dengerin, bungkam.

"pak direktur kabur. Alhasir mamamu lah yang bertanggung jawab atas semuanya. Dia sangat frustasi, wajar. Hampir 300M kerugian harus dia selesaikan segera" ... "semenjak kejadian itu, mamamu pergi ke taiwan. Cerita semuanya ke om. Om juga kaget, pas tau kalo dia ngandung kamu." ... " 3 bulan di taiwan, beberapa teman kantor om ngira kalau mamamu itu istri om. Tapi gak om gubris. Eh, suatu hari pas om pulang kantor, mamamu gaada di rumah. Om lacak handphone nya, ternyata dia ada di klinik praktek aborsi"

OCDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang